Ketika awal pernikahan memulai segalanya dengan baik2 saja, setiap hari selalu romantis, suami selalu menebarkan kata mesra pada isteri, dan isteri selalu bermanja pada suami.
Isteri selalu menyediakan keperluan suami, dan suami selalu mengabarkan setiap saat. Saling bertukar pesan melalui chating. Kadang suami pulang, menyempatkan membeli makanan ringan diluar dan pulang isteri diberi kecupan mesra.
Betapa bahagia saat awal2 pernikahan. Semua yang diimpikan serasa berjalan sempurna.
Namun... Ditengah perjalanan. Semakin hari suami terlalu sibuk dengan kerjaan. Dan isteri sibuk dengan dirinya sendiri.
Hingga tak terasa rumahtangga menjadi tak berjalan sebagaimana mestinya.
Rumah tak dihiasi dengan keharmonisan seperti dulu.
Sudah jarang terdengar lantunan Qur'an didalamnya.
Tak nampak lagi isteri yang menyambut suami datang sepulangnya dari kerja.
Karna isterinya sedang sibuk dengan gadget.
Dan suaminya sudah tak sehangat dulu. Kini hari2nya sibuk mengurus lembaran2 berharganya.
Lalu kemanakah tujuan pernikahan yang dulu diangan-angankan ?
Apakah hanya sebatas angan ?
Tentulah semua itu tidak akan terjadi.
Bila suami dan isteri saling menautkan hatinya pada Allah.
Bila satu sama lain mencintai Allah lebih besar dari mencintai pasangannya.
Allah akan berikan keberkahan dalam sebuah rumahtangga, apabila didalam rumah itu selalu disebutkan nama-Nya.
Selalu diisi dengan kebaikan2 yang mengundang ridho-Nya.
Lalu siapa yang harus awal mengingatkan ? Apakah suami atau isteri ?
Yang memiliki rasa cinta pada Allah lebih besar pasti ia yang akan mengingatkan lebih dulu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar