Jumat, 22 Januari 2016

Tips untuk Jomblowati yang Mencari Jodoh

Tips untuk Jomblowati yang Mencari Jodoh

Cari suami itu jangan muluk-muluk, biar seru menikmati pernikahan..
ngerasain ngontrak.. ngerasain roller coaster kehidupan sambil nangis, ketawa, nangis lagi, ketawa lagi.. sambil saling berpelukan menguatkan..

*indah tauuukkk itu!

Kalo ujug-ujug.. kalian mo cari suami yg muda, ganteng, sholeh, mapan, pinter..
Kalian butuh beberapa strategi dan kemungkinan...

Setidaknya ada 2 Fakta yg perlu kalian tau..

Pertama,
Kalian butuh energi dan mental yg cukup kuat untuk memasuki persaingan maha ketat.. karena pria SINGLE jenis ini, pastilah amat sangat langka, dan peminatnya bisa saja berjumlah ribuan.
Saingan kalian adalah wanita yg bisa jadi jauh lebih cantik, lebih muda, dan lebih oke

Kedua,
besar kemungkinan, pria jenis ini banyak.. tapi sudah jadi SUAMI ORANG.. Karena Pria-pria jenis ini, dibelakangnya sudah ada istri-istri hebat yg merawat dan membuat suaminya tampil mempesona.
Kalo kalian ga punya nyali untuk jadi perebut suami orang, atau belum siap ilmu dan iman untuk jadi perempuan lain di tengah keluarga bahagia orang lain..

ada 2 TIPS JITU buat kalian

Pertama,
Berlapang hatilah menerima kedatangan pria single, sholeh, baik, meski sederhana asal tetap berpenghasilan (ga mesti berpenghasilan tetap), dan BERJUANGLAH bersamanya membangun keluarga bahagia, SAMARA.

Kedua,
BUANG SEMUA KASET DVD Drama KOREA puluhan episode yang selalu menayangkan Pria Kaya, ganteng, putih, imut yang jatuh cinta dengan wanita biasa-biasa dan miskin..!

Ridwan kamil (Walikota Bandung) 2016

Yang Terjadi dalam Hati Manusia

Yang Terjadi dalam Hati Manusia

Dalam setiap kesempatan perjalanan hidup manusia, ada proses tarik-menarik yang dilakukan antara kebaikan dan keburukan. Dan dalam realitasnya "perebutan" itu diwakili oleh dua kekuatan besar. Bila yang menyeru kepada kebaikan, maka hal tersebut dilakukan oleh kekuatan yang diwakili oleh malaikat. Namun kalau yang menggiring dan membawa kekuatan tersebut adalah setan, maka dengan sendirinya akan menjerat manusia kepada aktivitas keburukan.

Sekali lagi, antara satu kekuatan dengan yang lain saling berebut pengaruh untuk menguasai jiwa / hati manusia. Persaingan untuk mempengaruhi antara keduanya sangat seru karena masing-masing ingin mendapatkan teman saat di hari akhir kelak.

Jika dalam berebut pengaruh itu malaikat bisa mengalahkan setan, maka malaikat itu menimbulkan goresan-goresan terpuji di hati manusia. Goresan itu kemudian kita kenal dengan sebutan ilham. Dan goresan-goresan yang ada akan menggerakkan berbagai keinginan positif. Dari keinginan ini yang akhirnya dapat memotivasi diri sehingga mampu menggerakkan anggota tubuh untuk berbuat hal-hal yang bermanfaat naik di dunia maupun saat di akhirat kelak. Sehingga apabila ini terjadi, maka manusia akan dengan mudah melakukan amal-amal shaleh, baik yang berhubungan dengan individu atau pribafi orang tersebut, maupun lingkungam dimana dia berada.

Keterangan tersebut sesuai dengan sabda Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam yang artinya: "Pada hati itu ada dua lintasan. Ada kalanya lintasan dari malaikat, yaitu berupa perjanjian dengan kebajikan dan pembenaran dengan yang benar. Maka hendaknya diketahui, bahwa itu dari Allah subhanahu wa ta'ala. Oleh sebab itu hendaknya ia memuji kepada-Nya.

Dan ada kalanya lintasan itu dari setan, yaitu berupa perjanjian dengan kejahatan dan pembohongan, dengan yang benar dan pencegahan dari kebaikan. Maka jika ia menentukan yang demikian, maka hendaklah ia berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk."

Apa yang disabdakan Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wassalam ini memiliki kesesuaian dengan firman Allah yang kemudian beliau baca:

"Setan menjanjikan kemiskinan kepada kamu, dan menyuruh berbuat pekerjaan keji."

Keterangan di atas diperkuat pula dengan hadits Rasulullah yang diriwayatkan oleh Jabir ibn Abdullah yang menceritakan bahwa ketika Nabi Adam alaihissalam diturunkan ke bumi, beliau berdo'a:

"Ya Tuhanku, antara aku dan iblis Engkau jadikan saling bermusuhan. Oleh sebab itu jika Engkau tidak menolongku, niscaya aku tidak sanggup menghadapinya."

Allah berfirman, "Apabila engkau melahirkan anak, maka diwakilkan malaikat kepadanya."

Nabi Adam berdo'a kembali, "Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku."

Allah berfirman, "Aku balas satu kejahatan dengan satu dosa, dan aku balas satu kebaikan dengan sepuluh kali lipat sebanyak yang aku kehendaki."

Kembali Nabi Adam alaihissalam berdo'a, "Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku."

Allah berfirman, "Pintu taubat itu tetap terbuka, selama nyawa masih dikandung badan."

Referensi: Saifulloh dan Abu Shofia (2003). Menyingkap Tabir Alam Malaikat. Surabaya: Karya Agung

Betapa Mesranya Nabi Muhammad dengan Istri-Istrinya

Betapa Mesranya Nabi Muhammad dengan Istri-Istrinya

Dalam mahligai keluarga, istri adalah teman hidup yang menempati posisi sebagai buah bagi pohonnya, tangkai bagi bunganya, dan pelana bagi kudanya. Rasulullah bersabda, “Dunia adalah kesenangan dan sebaik-baik kesenangan dunia adalah istri yang saleh.” [1]

Nabi Muhammad memanggil istrinya dengan panggilan mesra yang menyejukkan hati dan menentramkan pikiran. Ini adalah bagian dari akhlaq dan perilaku beliau yang agung dan cemerlang. Suatu hari dipanggilnya Aisyah dengan sebutan “Humairaa” atau yang merah-merekah karena cantiknya. Dan pernah pula beliau panggil dengan sebutan “Aisy” yang merupakan sebuah panggilan mesra. Pernah beliau memanggil Aisyah dengan penuh kasih sayang, “Wahai Aisyah, ada salam dari Jibril untukmu.”

Hati siapa yang tidak berbunga-bunga dipanggil dengan penuh kelembutan dan kemesraan seperti itu? Kemesraan Nabi Muhammad dengan istri-istrinya tidak hanya lewat perkataan, tetapi juga dalam perbuatan. Nabi Muhammad sangat penuh kasih sayang dalam memperlakukan istri-istrinya. Aisyah berkata,

“Pernah aku minum sedang aku waktu itu dalam keadaan haid. Kemudian Rasulullah minum dari bekas tempat minumku dan bibirnya diletakkan di tempat bibirku minum. Dan beliau pernah memakan daging bekas gigitanku.” (H.R. Muslim)

Betapa mesranya, makan sepiring berdua, minum secangkir berdua. Memang ada cerita yang dibuat oleh kaum orientalis tentang kekasaran Rasulullah dengan para istrinya. Namun, hal itu tidak perlu dipikirkan karena itu adalah fitnah dari mereka yang sengaja mau merusak dan menjelek-jelekkan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam.

Berkata Aisyah, “Rasulullah mencium salah seorang istrinya kemudian keluar untuk shalat dan tidak berwudhu.” (H.R. Abu Daud)

Di banyak kesempatan beliau selalu menjelaskan bahwa wanita dalam Islam mempunyai kedudukan yang terhormat yang tidak tergantikan oleh laki-laki. Ketika Amru ibnul Ash menanyakan kepada beliau tentang hal itu, beliau menjawab bahwa sesungguhnya sayang dan cinta kepada istri tidak sedikit pun mengurangi kewibawaan dan kedudukan suami.

Diriwayatkan pula bahwa Amru ibnul Ash bertanya kepada beliau, “Siapakah orang yang paling engkau cintai ya Rasulullah?” Beliau menjawab, “Aisyah.” (Muttafaq ‘alaih). Jadi barangsiapa yang ingin merasakan kebahagiaan rumah tangga, hendaklah meniru Rasulullah dalam hal ini. Tentang bagaimana Rasulullah bermesraan dengan istrinya, kita bisa melihat bagaimana Aisyah meriwayatkan tentang ini, “Saya sering mandi bersama dengan Rasulullah dari satu bak.” (H.R Bukhari)

Hal ini dilakukan oleh beliau untuk membahagiakan istri-istrinya, dengan segala sesuatu yang dibolehkan agama.

Dalam kitab Musnad Imam Ahmad, Aisyah meriwayatkan bahwa dia pernah berlomba lari dengan Nabi Muhammad. Aisyah bercerita, “Aku mendampingi Rasulullah dalam sebuah perjalanan bersama para sahabat. Waktu itu aku masih kurus. Tiba-tiba Rasulullah memerintahkan rombongan untuk meninggalkan kami berdua. Maka tinggallah kami berdua di belakang rombongan (pasukan). Setelah mereka jauh, Rasulullah berkata, ‘Mari kita berlomba lari.’ Maka aku pun mendahuluinya. Beliau diam saja tidak berkomentar, sedangkan aku senang karena menang. Sampai bertahun-tahun berikutnya aku menjadi gemuk. Dan pada suatu kesempatan aku pun mendampinginya dalam sebuah perjalanan. Beliau mengajakku lagi untuk berlomba seperti dulu. Dan aku kalah karena gemuk. Melihat aku kalah, Rasulullah tertawa dan berkata, ‘Ini untuk membalas kekalahanku yang dulu.’” (H.R. Ahmad)

Masya Allah, inilah bentuk kemesraan yang sesungguhnya. Sebuah canda lembut yang penuh perhatian. Kalau kita kaji lebih dalam lagi, riwayat tadi agaknya menyentil egoisme kita yang kerap kali melupakan pentingnya menjaga perasaan wanita yang halus dan lemah. Nabi Muhammad membawa istrinya ikut dalam rombongan pasukan untuk menghibur hati yang tegang dalam menghadapi musuh. Begitu juga, istri yang diajak perlu hiburan karena tidak terbiasa dengan suasana perang. Jadi secara psikologis, tindakan Nabi Muhammad sangat manusiawi untuk menghibur kepenatan dan keletihan di perjalanan.

Imam Bukhari menceritakan, sewaktu Rasulullah pulang dari perang Khaibar dan membawa tawanan wanita yang kemudian dinikahinya, yaitu Shafiyyah binti Huyay, Rasulullah melingkari untanya dengan tabir agar Shafiyyah tidak kelihatan oleh orang lain. Kemudian beliau berjongkok di samping untanya dan menyediakan lututnya untuk pijakan Shafiyyah yang mau naik ke atas unta. Inilah salah satu contoh sikap tawadhu’ beliau. Jadi janganlah kita menganggap bahwa pekerjaan-pekerjaan yang kita anggap enteng seperti membuang sampah, menambal baju, memperbaiki sendal, dan sebagainya mengurangi derajat seseorang. Tidak! Bahkan sebaliknya, hal itu akan menambah kemuliaannya, terlebih lagi di mata Allah.

Sumber Lampu Islam

Nabi Muhammad Berdos

“Ya Allah, Dzat yang mengetahui segala sesuatu yang ghaib dan yang tampak, yang menciptakan langit dan bumi, pemilik dan raja segala sesuatu, aku bersaksi tiada tuhan selain Engkau. Aku berlindung kepadamu dari kejahatan diri dan nafsuku dan dari kejahatan setan dan sekutunya, dan dari perbuatan jelek atau yang menyebabkan kejelekan kepada sesama Mulim.” (H.R. Abu Daud)

Aamiin