Senin, 15 Februari 2016

Kesetianaan yg mengagumkan

Kisah Kesetiaan Yang Menakjubkan

Seekor anjing yang terlantar dijalanan melihat seorang yang sedang berjalan lewat dihadapannya lalu anjing tersebut mengikutinya sampai dirumah orang itu.

Anjing itu tidak mau berpisah dari orang tersebut sehingga akhirnya anjing itu ditampung dan dirawat dirumahnya dengan baik dan tulus.

Setiap pagi ketika orang itu hendak pergi berangkat kerja anjing tersebut selalu ikut mengantarkannya sampai ke stasiun.

Demikian pula setiap sore anjing tersebut selalu menjemputnya di stasiun yang sama.

Sampai suatu ketika sebagaimana biasa ketika pagi sang anjing mengantarkan sang majikan menuju stasiun dan ternyata sang majikan tersebut setelah sampai di tempat kerjanya meninggal dunia karena ajalnya telah datang.

Pada sore harinya seperti biasa sang anjing menjemput sang majikan ke stasiun dan ternyata sang majikan tidak datang karena telah meninggal dunia dan sang anjing tersebut tidak tahu kalau majikannya meninggal dunia di tempat kerjanya.

Setelah lama ditunggu dan tidak juga muncul akhirnya anjing itu pulang.

Ceritanya tidak hanya sampai disini saja, karena ternyata setiap sore anjing tersebut selalu menjemput sang majikan di stasiun dan pulang kembali setelah mendapati bahwa majikannya masih belum juga pulang.

Anjing tersebut tidak putus asa dan berusaha untuk selalu menjemput majikannya setiap sore di stasiun.

Hal ini dilakukan oleh sang anjing sampai SEPULUH TAHUN sebagai bukti kesetiaannya kepada sang majikan yang telah berbuat baik kepadanya sampai akhirnya anjing itupun mati di stasiun tersebut ketika menjemput majikannya.

SUBHANALLAH!!!

Seekor anjing mengerti tentang arti kesetiaan kepada orang yang pernah berbuat baik kepadanya.

Bagaimana dengan kita????

[Kisah ini diceritakan oleh Al-Ustadz Fariq Gasim Anuz -Hafidhahullah di masjid An-Nur Jagalan-Saleyer Malang ketika mengisi kajian mulazamah ikhwan Senin 17 Dzul Qa’dah 1431 H

Sumber: Status Ustadz Abdullah Sholeh Hadrami

Kisah Pilu Anak SD

Kisah Pilu Anak SD

Aku berharap ia dapat memberikan pelajaran dan hikmah bagi semuanya.

Ini adalah kisah seorang putri yang duduk di sekolah dasar bersama kepala sekolahnya.

Sebuah kisah nyata yang terjadi di zaman ini.

Anak ini selalu berangkat ke sekolah setiap hari dengan disiplin tanpa pernah mengenal lelah.

Sebenarnya ia juga juga bukanlah seorang siswa yang terlalu menonjol.

Tapi ia selalu berusaha keras mengerahkan kemampuannya untuk mendapatkan hasil yang diharapkan.

Gadis kecil ini benar-benar berjuang hingga batas puncak kemampuannya.

Tukang bersih-bersih sekolah memperhatikan gadis kecil ini selalu masuk ke sekolah dengan membawa tas yang tidak penuh dengan bawaan, namun selalu pulang dengan tas yang telah penuh dengan bawaan!!

Hal itu menarik perhatian si Tukang bersih-bersih tersebut.

Maka selama beberapa pekan, ia terus mengawasi gadis kecil ini dan ia tetap menyaksikan pemandangan yang sama.

Hal itu menyebabkan si Tukang bersih-bersih itu melapor kepada lbu kepala sekolah tentang semua yang dilihatnya.

Akibatnya lbu kepala sekolah pun meminta gadis kecil itu untuk menemuinya setelah jam sekolah usai.

Gadis kecil itupun datang dengan tas yang penuh seperti biasanya.

lbu kepala sekolah segera memintanya untuk membuka tas itu.

la ingin tahu mengapa tas itu bisa penuh.

Gadis kecil itupun membuka tasnya.

Menurut Anda, apakah yang ada di dalam tas sekolah gadis kecil itu?

Tas itu berisi serpihan-serpihan roti dan sandwich sisa-sisa makanan murid-murid lain yang tersisa!

Yah, gadis kecil itu mengumpulkan sisa-sisa makanan itu untuk dibawanya pulang agar bisa dimakan oleh adik-adik kecilnya, oleh ibunya di rumah.

Apakah Anda sudah membayangkan keadaannya?

Duhai, segala puji bagi Allah atas semua nikmat dan kesehatan.

Pesanku untuk anda semua, jangan pernah ragu-ragu untuk mengeluarkan sedekah dan zakat anda.

Di sana ada banyak sekali orang-orang miskin yang membutuhkan.

Aku harap kalian mau berkorban untuk melakukan kebaikan, sebelum semuanya terlambat.

Sumber: Chicken Soup For Muslimah, Qashash Mu’atstsirah Jiddan lil Fatayat, ALi bin Husain Sindi,