Senin, 18 Mei 2015

TAUBAT SEBAGAI PENSUCIAN DIRI


Hikmah yang bisa di buat pelajaran dari qishoh keidupan nabi adam aadalah taubat, karena denga taubat kedurhakaan atau dosa-dasa yang perna di lakukan sorang hamba bisa di maafkan aoleh Allah swt sebagaimana ijtihadnya nabi adam yang salah denga memakan buah yang telah dilarang oleh Allah, kemudian nabi adam taubat kembali pada Allah
Sebagai mahluk ciptaan allah swt yang lemah, manusia di ciptakan denga kepribadian yang tidak bisa lepas dari lupa dan salah. Kedua-duanya baik lupa maupun salah merupakan sifat yang pada dasarnya selalu melekat pada diri seorang manusia, hanya saja keduanya mampu di hindari atau setiknya di minimalisirkan dengan cara manusia selalu mengedepankan akal sehatnya, selalu mengingat pada sifat ilmunya allah swt. sehingga mereka bisa mengontrol terhadap segala bentuk tindakannya
Jika manusia dalam satu kesempatan ia lupa terhadap sesuatru yang telah menjadi rutinitas akan sesuatu yang telah menjadi kalender hariaannya, itu di sebabkan karena akal sehatnya baru dalam keadaan tidak aktif, akal sehatnya baru eror karena terkontaminasi denga pemikiran-pemikiran yang mungkin sedikit banyak memberatkan pada dirinya, sehingga akal yang sebagai penggerak atas tindakannya bekerja tanpa optimal dan hasilnya akan tidak memuaskan, atau penyebab lainnya yang memang pada saat itu akal benar-benar tidak aktif seperti saat tidur gila dll
Di saat manusia dalam keadaan tidur akalnya menjadi tertutup seiring dengan tertutupnya mata dan hilangnya kesadaran,karena mata merupakan salah satu alat yang berfungsi untuk mengoptimalkan akal dalam berfikir dan juga mata merupakan power untuk meneghidupkan akal. Jika mata menjadi tertutup dan telah tidak aktif maka akalpun akan menjadi tertutup pula, kecuali jika keberadaan mata tidak ada pengaruh nya dengan akal, seperti orang buta karena mereka punya mata hati yang itun sebagai penggerak gerak dan kerjanya akal.
Ketika kesadaran seseorang benar-benar hilang seperti saat seseorang dalam keadaan gila, itu akalnya bukan lagi tertutup namun akalnya benar-benar mati ia akan melakukan suatu tindakan yang tidak terarah sebagaimana makhluk yang diciptakan tanpa diberi akal, hal yang demikian itu bisa saja terpengaruh oleh kondisi akal yang sering terserang oleh berbagai bentuk permasalahan berat sehiongga kualitas akal tidak mampu untuk menerima dan tidak memadai, atau bisa saja akal itu belum siap untuk dioperasikan namun dipaksakan untuk bekerja. Namun perlu diingat bahwa itu semua merupakan Qhodho’ dan Qhodar Allah hal-hal yang seperti diatas hanya sebatas penyebab bukan yang membuat.
Kelalaian manusia maupun keslahan jika tumbuh bukan dari kesngajaan itu tidak apa-apa artiya tidak ada sanksinya, namun jika itu terjadi karena unsur keteledoran dan kesengajaan maka ghodhob allah lah yang akan ,menjadi sanksinya, nabi bersabda
رفع عن امتى الخطاء والنسيان ومااستكرهوا عليه
Artinya” dihilangkan ( di maafkan dosanya) dari ummatku yaitu, salah, lupa, dan suatu yang di paksakan untuk dia”
Belajar dari kesalahan yang telah di lakukan, manusia mestinya bisa mengambil hikmahnya dan menjadikan itu semua sebagai pelajaran penting agar tidak terjerumus lagi dalam kesalahan, sebagaimana apa yang telah di alami oleh Nabiyullah Adam as. begitu ijtihadnya salah lalu beliau tobat tidak kembali pada kesalahan yang sama dan juga kisah-kisah kekasih Allah swt yang lain
Seiring bertambahnya usia , akal manusia juga akan semakin berkembang dan bertambah dewasa dalam menghadapi segala permasalahan yang merintangi. Disaping juga kedewasaan akal juga bisa terbentuk dengan adanya usaha kearah situ. Kedewasaan bisa terbentuk sesuai dengan lingkungan dimana seseorang hidup. Entah itu factor keluarga, teman dekat bermain, lingkungan tetangga dll. Dan kedewasaan muncul juga karena seringnya seorang dihadapkan dalam berbagai permasalahan sehingga dengan banyaknya permasalahan ia akan semakin berpengalaman dan akalnya akan berkembang dan ia tahu caranya menghadapi berbagai permasalahan yang menimpa pada dirinya.
Kaitannya dengan kesalahan yang dilakukan manusia, taubat merupakan solusi terbaik bagi pecandu pelaku ma’siat dan perlaku kesalahan-kesalahan karena taubat adalah cara untuk peluburan diri dari kotoran-kotoran dosa dan juga merupakan jalan menuju kembali pada fitrah manusia yaitu fitrah suci dan terhindar dari segala dosa sebagaimana hadist Nabi yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Muslim :
ما من مولودالا يولدعلى الفتره
“ tiada manusia yang dilahirkan kecuali di lahirkan atas fitrah ( suci dan tidak berdosa)”
Awal manusia diciptakan oleh Allah adalah dalam keadaan suci terlepas dari dosa, dan nanti jika suatu saat mereka menjadi hina itu karena ia telah ternoda dengan kotoran-kotoran dosa yang telah dilakukan untuk mengembalikan kesucian manusia. Allah swt memerintahkan pada semua pelaku ma’siat untuk kembali pada jalan Allah swt denga acara taubat sebagaimana yang telah Allah perintahkan pada orang tua manusia yaitu nabi Adam as Allah berfirman:
يا ايها الذين امنوا تو بوا الى الله توبة نصوحا
Artinya” wahai orang-orang yang beriman taubatlah kalian semua kepada Allah swt dengan taubat yang Nashuha”
Sahabat umar bin khottab di Tanya tentang ma’na taubat Nashuha beliau menjawab “ taubat Nashuha yaitu apabila seseorang melakukan dosa tidak akan mengulangi dosa untuk selama-lamanya” sahabat Abdullah bin Abbas juga pernah ditanya tentang ma’na taubat Nashuha beliau lalu meriwayatkan sabda Nabi Muhammad saw bahwa ma’na taubat nasuha yaitu:
Rasa penyesalan yang sedalam-dalamnya dalam hati atas tindakan ma’siat yang telah di lakukan
Mengucapkan istighfar minta ampun pada Allah swt dalam lisan
Anggota tubuhnya tidak digunakan untuk mengulangi dosa-dosa yang pernah dilakukan untuk selama-lamanya
dalam surat ali-imron ayat 135-136 Allah berfirman:

والذين اذ1فعلوا فاحشة او ظلمواانفسهم ذكروا الله فااستغفروا لذنوبهم ومن يغفرالذنوب الا الله ولم يصروا على مافعلوا وهم يعلمون اولئك جزاؤهم مغفرة من ربهم وجنات تجرى من تحتها الانهارخالد ين فيها
Artinya” orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya dirinya sendiri mereka ingat Allah, selalu memohon ampunan terhadap dosa-dosa mereka, dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari Allah…? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui, mereka itu balasannya ialah ampunan dari tuhan mereka, dan surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai sedang mereka kekal di dalamnya, dan itulah sebaik-baiknya orang yang beramal”
Dalam ayat di atas di jelaskan bahwa pelaku ma’siat di wajibkan untuk meminta ampun pada Allah dan selalu ingat pada Allah karena tiada yang mampu mengampuni dosa kecuali Allah yang menciptakan dosa-dosa, secara jelasnya dari ayat di atas bias ditarik kesimpulan:
Pelaku ma’siat wajib minta ampunan kepada Allah dalam lisannya
Anggota badannya tidak di gunakan lagi untuk melakukan kesalahan-kesalahan
Akan mendapat balasan pahala dari Allah jika pelaku ma’siat mau melakukan saran-saran Allah di atas
Dalam surat an-nisa’ayat 17-18 Allah juga berfirman:

انما التوبة على الله للذين يعملون السيئات بجهالة ثم يتوبون من قريب فاولئك يتوب الله عليهم وكان الله عليما حكيما وليست التوبةللذين يعملون السيئات حتي اذا حضراحدهم الموت قال انى تبت الان ولاالذين يموتون وهم كفار اولئك اعتدنا لهم عذابا اليما
Artinya” sesungguhnya taubat di sisi Allah hanyalah taubatnya orang-orang yang mengejarkan kejahatan lantaran keberadaan yang kemudian mereka bertaubat dengan segera, maka mereka itulah yang di terima Allah taubatnya, dan Allah maha mengetahui lagi maha bijak, dan tidaklah taubat itu di terima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan( barulah ia berkata sesungguhnya saya taubat sekarang dan tidak pula di terima taubat) orang-orang yang mati sedang mereka dalam keadaan kekafiran bagi orang-orang itu telah kami (Allah) sediakan sikasaan yang pedih”
Dan ayat ini juga bisa di ambil kesimpulan:
Pelaku ma’siat haruslah bertaubat pada Allah
Taubat di lakukan seketika artinya tidak di tunda-tunda
Allah menerima taubatnya orang-orang yang tidak menunda-nunda dalam taubat
Allah tidak menerima taubatnya orang yang dalam keadaan sekaratul maut
Allah tidak menerima taubatnya orang-orang yang mati dalam keadaan kafir
Nabi pernah bersabda yang di riwayatka Ibnu Umar yang di riwayatkan oleh At-turmudzi:
ان الله تعالى يقبل تو بة العبد ما لم يغرغر
Artinya” Sesunguhnya Allah swt menerima taubatnya hamba selagi belum waktu ghor-ghor ( nyawa berada di tenggorokan saat akan meninggSurat an-nisa’ ayat 109 dan ayat 116 Allah berfirman:
1)ومن يعمل سواء او يظلم نفسه ثم يستغفر الله يجد الله غفورا رحيما
2)ان الله لايغفر ان يشرك به ويغفر ما دون ذالك لمن يشاء ومن يشرك با الله فقد ضل ضلالا بعيدا
Artinya” dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian dia memohon ampunan pada Allah swt, niscaya dia mendapati Allah dzat maha pengampun lagi maha penyayang,
Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan ( syirik) dengan dia, dan dia mengampuni dosa yang selain dari syirik itu bagi siapa yang dia kehendaki, barang siapa mempersekutukan Allah maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya”
Kesimpula dari dua ayat di atas ialah:
Pelaku ma’siat akan di ampuni dosanya jika mau minta ampun pada Allah
Allah akan mengampuni segala dosa hambanya selagi bukan dosa syirik (menyekutukan Allah )
Pelaku syirik adalah sesat


Allah berfirman dalam surat an-nur:
وتوبوا الى الله جميعاايه المؤمنون لعلكم تفلحون
Artinya” dan taubatlah kalian semua wahai orang-orang yang beriman pada Allah supaya kalian termasuk orang-orang yang beruntung”
Dalan ayat lain Allah Swt juga berfirman yang artinya”dan Dia adalah dzat yang menerima taubat dari hamba-hambanya dan Dia memaafkan atas kejelekan-kejelekan(menghilangkan dosa-dosa kejelekan apabila mereka mau taubat)
Sebagian ahli hikmah mengatakan seseorang bisa di katakana taubat apabila:
Menahan lisannya dari ucapan-ucapan yang tidak benar seperti,ghibah ( membicarakan aib orang lain) bohong, namimah ( adu domba)
Dalam hatinya tidak ada perasaan hasut ( iri) adawah ( permusuhan )
Menjauhi orang-orang yang ahli ma’siat dan tidak mau berteman dengan mereka
Jiwanya selalu menyiapkan untuk menghabisi kematian dengan selalu minta ampunan allah, hatinya selalu ada penyesalan terhadap dosa-dosa yang di lakukan dan selalu berusaha mematuhi perintah Allah dan mencari ridho Allah swt.

Nabi Muhamad saw bersabda:
المستغفر باللسان المصر على الذنوب كاالمستهزء بربه
Artinya” orang yang minta ampunan Allah dengan lisannya yang terus menerus melakukan dosa itu seperti halnya orang yang bercanda pada tuhannya”
Jika manusia benar-benar mau taubat dan kembali pada Allah itu apabila ia telah melakukan dosa ia segera menyesali atas perbuatannya dan meminta ampun pada Allah dan tidak akan mengulangi perbuatannya, dan apabila sarat-sarat itu tidak di laksanakan maka sama halnya ia bermain-main dengan Allah swt, dan salahkan jika Allah menyiksanya dan ghodhob padanya, Rasulalloh saw bersabda yang di riwayatkan oleh Ali ra:
مكتوب حول العرش قبل خلق ادم باربعة الاف سنة وانى لغفار لمن تاب وعمل صالحا
Artinya” di tulis di sekelilinya ‘arsy sebelum terciptanya adam kira-kira 4000 tahun” dan sesungguhnya Aku ( Allah) sungguh dzat yang banyak mengampuni dosa bagi siapa saja yang mau bertaubat dan ber amal baik”
Hadist ini menunjukkan bahwa siapa saja yang mau bertaubat dan minta ampunan Allah kemudian ia ber amal sholeh maka Allah swt akan mengampuni dasa-dosanya, kaitannya dengan ini Rosulalloh saw pernah bersabda yang di riwayatkan oleh Abu nu’aim:
ان الحسنات يذهبن السيئات كما يذهب الماء الوسخ
Artinya” Sesunguhnya kebaikan-kebaikan itu bisa menghilangkan( membersihkan) kejelekan-kejelekan sebagai mana air bisa menghilangkan kotoran”
Dalam Al-qur’an Allah SWt juga menyebutkan:
واقم الصلاة طرفي النهار وزلفا من اليل ام الحسنات يذهبن السيئات ذلك ذكرى للذاكرين
Allah swt berfirman yang artinya” dan ikutilah kejelekan dengan kebaikan karena kebaikan itu bisa menghapus kejelekan” dan banyak lagi hadist-hadist yang menjelaskan tentang permasalahan seperti ini,

diantaranya yaitu hadist Nabi:
كل بنى ادم خطاء وخير الخطائين التوابون
Artinya” semua anak cucu adam itu banyak berbuat salah ( dosa) dan sebaik-baik orang yang berbuat salah adalah orang yang mau bertaubat”
Nabi pernah bersabda bahwa Allah Swt bersabda”wahai hamba-hambaku kalian semua itu adalah makhluq yang berbuat dosa pada malam dan siag hari,dan Aku maha mengampuni dosa maka kalian semua mintalah ampunan padaKU Aku akan mengampuni”H R Bukhori dan Muslim.

Allah swt berfirman:
ان الله يحب التوا بين ويحب المتطهرين
Artinya” sesungguhnya Allah swt itu mencintai orang-orang yang bertaubat dan mencintai orang-orang yang bersuci
Abu Nuaim meriwayatkan hadis nabi bahwa “orang yang melakukan dosa dengan tertawa maka ia akan masuk neraka dangan menangis” imam Athobaroni dan iamam al Baihaqi meriwayatkan hadits nabi;
التائب حبيب الله والتائب من الذنب كمن لا ذنب له
Artinya” orang yang bertaubat itu adalah kekasih allah, dan orang yang bertaubat dari dosa itu bagaikan orang yang mempunyai dosa”
Rosulalloh saw yang merupakan insan ma’shum( terjaga dari dosa ) beliau selalu meminta ampunan pada Allah dan selalu berbuat amal sholeh sebgai mana hadist beliau:
والله اني لاستعفر الله و اتوب اليه من اليوم اكثر من سبعين مرة
Artinya” Demi Allah sesungguhnya saya minta ampunan pada Allah dan bertaubat padaNYA dalam satu hari lebih dari 70 kali”
Ibnu sunni yang membaca istighfar sebanyak 70 kali dalam satu meriwayatkan hadis dari ‘aisyah bahwa “orang hari maka ia tercatat bukan termasuk golongan orang-orang yang pembohong,dan barang siapa membaca istighfar dalam satu malam sebanyak 70 kali maka ia tergolong bukan termasuk orang-orang yang lupa”
Dalam hadist lain Rosulullah juga bersabda yang di riwayatkan oleh Imam Atturmudzi dan Imam Addiya’:
ليس شيئ احب الى الله من قطرتين قطرة دمع من خشية الله وقطرة دم تهراق في سبيل الله
Artinya” tiada sesuatu yang lebih di cintai Allah dari dua tetesan yaitu tetesannnya air mata karena takut pada Allah dan tetesannya darah yang di alirkan dalam peperangan di jalan Allah”
Sahabat Jabir ra meriwayatkan bahwa suatu hari datanglah seorang penduduk desa dan masuk di Masjidnya Rosulalloh saw lalu ia berdoa:
اني استغفرك و اتوب اليه
Artinya” sesungguhnya aku minta ampunan pada MU, dan aku bertaubat pada MU"
kemudian orang itu bertakbir dan sholat, sehabis sholat Ali ra mendatanginya dan berkata wahai kamu ini sesungguhnya tergesa-gesanya lisan mengucapkan istighfar adalah taubatnya orang-orang yang bohong, dan taubatmu butuh di taubati lagi, lalu orang itu bertanya” wahai amirul mu’miniin apa itu taubatnya orang-orang yang benar? Ali menjawab taubat adalah nama bagi enam perkara yaitu:
Rasa penyesalan terhadap kesalahan-kesalahan yang telah di lakukan
Mengulangi ( I’adah ) pada kefarduan-kefarduan yang telah di sia-siakan (menjalankan kefarduan denga tidak sungguh-sungguh )
Mengembalikan barang-barang yang telah di dholimi pada yang memiliki
Mendidik dan mengarahkan nafsu pada ketaatan
Merasakan panasnya taat pada Allah seperti halnya merasakan manisnya melakukan ma’siat
Menangis pada saat melakukan taat sebagai pengganti dari tertawa saat melakukan ma’siat
Sangat sulit memang orang bisa menjalankan taubat yang memang benar-benar di katakan taubat,karna manusia selalu di kelilingi nafsu yang selalu menempeldalam diri anusia itu sendiri
Allah swt berfirman pada nabi daud as:
داود انين المذ نبين احب الي من صراخ العابدين يا
Artinya” wahai daud rintihan orang yang melakukan dosa itu lebih aku cintai dari pada teriakkan-teriakannya orang yang beribadah”




Surat wakhsyi untuk Rosulullah saw
Wakhsyi merupakan orang yang membunuh paman Rosulullah saw yaitu Hamzah pada saat perang Uhud yaitu pada tahun 3 hijriyah yang kemudian mayat Hamzah di dekati seorang wanita kafir lalu perempuan itu membelah perut Hamzah dan mengambil hatinya lalu mengunyah-ngunyah,semoga Allah Swt mela’nati perempuan itu,
Beberapa bulan / tahun kemudian wakhsyi ingin taubat dan masuk islam, waktu itu dia berada di Makkah dan Rosululloh Saw berada di Madinah lalu wakhsyi mengirim surat yang isinya:
“sesungguhnya saya berkehendak untuk masuk islam namun islam telah mencegahku dengan adanya ayat al qur’yang telah di turunkan Allah untuk mu yaitu ayat:
والذين لا يدعون مع الله الها اْْْْْْْخر ولا يقتلون النفس التي حرم الله الا بالحق ولا يزنون اؤلئك يلق اثاما
Artinya”dan orang-orang yang tidak mendakwakan Allah degan adanya tuhan selain allah dan mereka tidak membunuh seseorang yang telah di haramka Allah kecuali danagan hak(kebenaran)dan meeka tidak berzina dan barang siapa jatuh pada itu semua(melakukan)maka mereka berada dalam ke dosaan”dan sesungguhya saya telah melakukan itu semua apakah ada taubat untuk saya?


Lalu turunlah ayat alqur’an:
الا من تاب و أمن وعمل صالحا فأ ولئك يبدل الله سيئاتهم حسنات
Artinya”kecuali orang-orang yang mau taubat daan beriman dan beramal sholeh maka orang-orang itu dig anti oleh Allah swt dengan kebaikan” lalu Nabi menyuruh sahabatnya untuk menulis lalu mengirimkan pada wakhsyi, lalu wakhsyi membalas lagi:
“sesungguhnya dalam ayat ada persyaratan yaitu harus beramal baik,dan saya idak tau apakah saya bisa berbuat baik atau tidak”lalu turunlah ayat:
ان الله لا يغفر ان يشرك به و يغفر ما دون ذالك لمن يشاء
Artinya”sesungguhnya Allah swt itu tidak mengampuni dosa-dosa apabila Allah di sekutukan den yang lain,dan Allah akan mengampuni dosa-dosa yang selain itu bagi siapa saja yang di kehendaki"

Kemudian Nabi menyuruh sahabatnya untuk menulis dan mengirimkan pada wakhsyi,wakhsyi pun balik mengirim surat lagi yang isinya:
Dalam ayat yang di sampaikan pada saya juga ada syarat,dan saya tidak tau apakah Allah mau mengampuni dosa saya atau tidak?lalu turunlah ayat:
قل ياعبادي الذين اسرفواعلى انفسهم لا تقنطوا من رحمة الله ان الله يغفر الذنوب جميعا امه هو الغفور الرحيم
Artinya”wahai hamba-hambaKU yang telah melewati batas pada dirinya janganlah kalian semua berputus asa dari rahmat Allah Swt,sesungguhnya Allah Swt itu mengampuni dosa-dosa semua sesungguhnya Allah Swt itu adalah dzat yang banyak mengampuni dosa dan maha belas kasihan”lalu Nabi mengirim lagi surat pada wakhsyi dan wakhsyi tidak lagi membalas surat dari Rosulullah Saw,kemudian wakhsyi masuk islam.
Taubat merupakan solusi terbaik bagi pelaku ma’siat karena manusia tak kan pernah lepas dari salah dan lupa, dan sebaik-baiknya orang yang salah atau lipa itu adalah orang-orang yang mau bertaubat yaitu mengembalikan seluruh jiwa dan raganya ke jalan Allah swt yaitu jalan yang di ridhoinya.dan Allah SWT sendiri menghendaki hal yang demikianitu dengan bukti firman- firman Allah yang telah disebut dalm Al Qur’an yaitu tentang anjuran-anjuran untuk kembeli kepada Allah dengan cara taubat yang nasuha.
 
Assalamualikum warohmatullohi wabarokatuh

Amal Kecil Bernilai Besar –

Alhamdulillah. Segala puja dan puji hanya milik Alloh Swt. Dialah Alloh pencipta segala-galanya. Dialah Alloh, Dzat pencipta langit dan bumi berikut segala apa yang ada di anatar keduanya. Dialah Alloh Yang Maha Agung, mengurus langit dan bumi tanpa lelah dan tanpa ada yang terlewat. Sholawat dan salam semoga selalu terlimpah kepada sang kekasih Alloh, baginda nabi Muhammad Saw.

Alloh Swt. berfirman, “Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.” (QS. Al Zalzalah [99] : 7-8)

Saudaraku, setiap perbuatan kita disaksikan oleh Alloh Swt. Tidak ada yang kecil bagi Alloh. Besar atau kecil, itu adalah bagi kita sebagai manusia. Bagi Alloh, sama saja, setiap hal perbuatan diketahui oleh-Nya. Oleh karena itu, marilah kita menyibukkan diri dalam amal-amal kebaikan, termasuk amal-amal yang sepertinya kecil dalam pandangan manusia, namun besar dalam pandangan Alloh Swt.

Kita lihat sebuah hadits shohih yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Imam Muslim, sebuah hadits yang menceritakan tentang seorang wanita pezina yang saat melihat seekor anjing yang sedang kehausan. Kemudian wanita itu mengambil air dari sumur dengan menggunakan selopnya, lalu memberikan air itu kepada sang anjing sehingga ia bisa memenuhi dahaganya.

Apakah Alloh mengetahui perbuatan wanita tersebut? Dalam hadits itu disebutkan bahwa kebaikan sang wanita itulah yang menghapuskan dosa-dosanya di hadapan Alloh, sehingga ia pun memperoleh surga-Nya. Maa syaa Alloh!

Hikmah dari kisah ini adalah betapa Alloh Swt. itu menilai hamba-Nya sangat dalam, sampai kepada lubuk hati yang terdalam. Alloh Swt. berfirman, “Sesungguhnya Alloh mengetahui yang tersembunyi di langit dan di bumi. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala isi hati.” (QS. Faathir [35] : 38).

Wanita dalam kisah tadi memang hanya menolong seekor anjing, binatang yang dalam syariat agama kita air liurnya najis. Namun, bukan itu poinnya. Poinnya bahwa wanita itu menolong seekor anjing yang juga sama-sama makhluk ciptaan Alloh Swt. Wanita itu menolong seekor anjing yang bisa dikatakan hampir mati karena kehausan, dengan keikhlasan yang sempurna.

Sekilas dalam pandangan manusia, perbuatan wanita itu nampak remeh dan biasa saja. Namun, ternyata tidak demikian dalam pandangan Alloh Swt. Maka saudaraku, marilah untuk senantiasa bersegera mengambil setiap kesempatan untuk beramal sholeh meski sekecil apapun amal tersebut dalam pandangan manusia. Yakinlah bahwa Alloh Maha Mengetahui apa yang tersembunyi di dalam hati kita, dan tidak ada amal yang sia-sia di hadapan-Nya. Wallohua’lam bishowab.
Perkara yang dianggap sepele, yang sudah menjadi kebiasaan kebayakan orang, padahal merupakan sebuah kekeliruan yang perlu diluruskan, adalah bersuara ketika menguap. Sepertinya sepele, tapi tunggu dulu sobat.
Disebutkan dalam sebuah hadits bahwa setan itu tertawa bila mendengar seorang bersauara “haah” ketika menguap. Apalagi kalau sampai teriak.

Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam bersabda,

“Sesungguhnya Allah menyukai bersin dan membenci menguap. Oleh karena itu bila salah seorang dari kalian bersin lantas dia memuji Allah, maka wajib atas setiap muslim yang mendengarnya untuk ber-tasymit kepadanya (mengucapkan “yarhamukallah”). Adapun menguap, maka dia dari setan, bila seorang menguap hendaklah dia menahan semampunya. Bila seorang menguap sampai keluar ucapan ‘haaah’, setan akan menertawainya.” (HR. Al-Bukhari no. 6223 dan Muslim no. 2994)

Inilah diantara adab yang perlu diperhatikan ketika menguap. Yaitu menahan semampunya, bila tidak mampu maka menutup mulut dengan tangan, kemudian adab selanjutnya adalah menahan suara ketika menguap.

Membuat musuh bahagia tentu terlarang dalam Islam. Yang diperintahkan oleh Islam adalah memasukkan kebahagiaan ke dalam hati seorang mukmin. Karena orang yang mukmin adalah saudara kita. Mafhum mukhalafah-nya adalah bila memasukkan kebahagiaan ke dalam hati seorang mukmin; yang mana seorang mukmin itu saudara itu diperintahkan, maka memasukkan kebahagiaan ke dalam hati musuh orang-orang yang beriman tentu terlarang.

Bila seorang membuat setan tertawa karena keisengannya mengeluarkan suara ketika menguap, berarti ia telah membuat setan bahagia. Karena tertawa merupakan ekspresi bahagia atau ridho. Ini jelas-jelas terlarang, terlebih setan adalah musuh yang senyata-nyatanya.

Secara tegas Allah ta’ala berfirman,

“..dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al-Baqarah: 168)

” Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh(mu), karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak pengikutnya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala.” (QS. Fathir: 6)

Ada yang menarik dari penjelasan salah seorang ulama yang bernama Ibnu Bathol rahimahullah mengenai makna hadits yang kami sebutkan di atas. Beliau mengatakan,

“Penyandaran perbuatan menguap kepada setan maksudnya adalah penisbatan pada keridhoan dan keinginan setan” (dinukil oleh Ibnu Hajar dalamFathul Bari, saat mensyarh hadits ini)

Bila menguap itu sendiri sudah termasuk perbuatan yang mengundang ridho setan, lalu bagaimana lagi dengan seorang yang menguap plus dibarengi suara sekuat tenaga ?! Yang secara jelas Nabi shallallahu’alaihi wasallam menegaskan dalam sabda beliau, ” Bila seorang menguap sampai keluar ucapan ‘haaah’, setan akan menertawainya.” ?!

Ini baru ucapan “haah” saja sudah membuat setan tertawa, sekedar desiran suara ringan yang keluar tatkala menguap. Bagaimana lagi bila yang diucapkan adalah ucapan dengan intonasi suara yang lebih kencang dan nadanya lebih panjang. Tentu lebih girang lagi setan dibuatnya.

Maka dari itu mulai saat ini mari kita ubah kebiasaan kurang baik tersebut. Yaitu berusaha menahan suara ketika menguap. Jangan sampai kita menjadi penyebab setan tertawa. Dan juga berusaha melestarikan adab-adab lainnya yang diajarkan Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam ketika menguap.

Penulis: Ahmad Anshori – muslim.or.id
source : kisahislam

Jangan Buat Setan Tertawa

Perkara yang dianggap sepele, yang sudah menjadi kebiasaan kebayakan orang, padahal merupakan sebuah kekeliruan yang perlu diluruskan, adalah bersuara ketika menguap. Sepertinya sepele, tapi tunggu dulu sobat.
Disebutkan dalam sebuah hadits bahwa setan itu tertawa bila mendengar seorang bersauara “haah” ketika menguap. Apalagi kalau sampai teriak.

Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam bersabda,

“Sesungguhnya Allah menyukai bersin dan membenci menguap. Oleh karena itu bila salah seorang dari kalian bersin lantas dia memuji Allah, maka wajib atas setiap muslim yang mendengarnya untuk ber-tasymit kepadanya (mengucapkan “yarhamukallah”). Adapun menguap, maka dia dari setan, bila seorang menguap hendaklah dia menahan semampunya. Bila seorang menguap sampai keluar ucapan ‘haaah’, setan akan menertawainya.” (HR. Al-Bukhari no. 6223 dan Muslim no. 2994)

Inilah diantara adab yang perlu diperhatikan ketika menguap. Yaitu menahan semampunya, bila tidak mampu maka menutup mulut dengan tangan, kemudian adab selanjutnya adalah menahan suara ketika menguap.

Membuat musuh bahagia tentu terlarang dalam Islam. Yang diperintahkan oleh Islam adalah memasukkan kebahagiaan ke dalam hati seorang mukmin. Karena orang yang mukmin adalah saudara kita. Mafhum mukhalafah-nya adalah bila memasukkan kebahagiaan ke dalam hati seorang mukmin; yang mana seorang mukmin itu saudara itu diperintahkan, maka memasukkan kebahagiaan ke dalam hati musuh orang-orang yang beriman tentu terlarang.

Bila seorang membuat setan tertawa karena keisengannya mengeluarkan suara ketika menguap, berarti ia telah membuat setan bahagia. Karena tertawa merupakan ekspresi bahagia atau ridho. Ini jelas-jelas terlarang, terlebih setan adalah musuh yang senyata-nyatanya.

Secara tegas Allah ta’ala berfirman,

“..dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al-Baqarah: 168)

” Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh(mu), karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak pengikutnya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala.” (QS. Fathir: 6)

Ada yang menarik dari penjelasan salah seorang ulama yang bernama Ibnu Bathol rahimahullah mengenai makna hadits yang kami sebutkan di atas. Beliau mengatakan,

“Penyandaran perbuatan menguap kepada setan maksudnya adalah penisbatan pada keridhoan dan keinginan setan” (dinukil oleh Ibnu Hajar dalamFathul Bari, saat mensyarh hadits ini)

Bila menguap itu sendiri sudah termasuk perbuatan yang mengundang ridho setan, lalu bagaimana lagi dengan seorang yang menguap plus dibarengi suara sekuat tenaga ?! Yang secara jelas Nabi shallallahu’alaihi wasallam menegaskan dalam sabda beliau, ” Bila seorang menguap sampai keluar ucapan ‘haaah’, setan akan menertawainya.” ?!

Ini baru ucapan “haah” saja sudah membuat setan tertawa, sekedar desiran suara ringan yang keluar tatkala menguap. Bagaimana lagi bila yang diucapkan adalah ucapan dengan intonasi suara yang lebih kencang dan nadanya lebih panjang. Tentu lebih girang lagi setan dibuatnya.

Maka dari itu mulai saat ini mari kita ubah kebiasaan kurang baik tersebut. Yaitu berusaha menahan suara ketika menguap. Jangan sampai kita menjadi penyebab setan tertawa. Dan juga berusaha melestarikan adab-adab lainnya yang diajarkan Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam ketika menguap.

Penulis: Ahmad Anshori – muslim.or.id
source : kisahislam

Standard Kebahagiaan

”Kebahagiaan tak akan pernah kau miliki, jika kau hanya melihat kebahagiaan milik orang lain dan selalu membandingkan hidupmu dengan hidup orang lain.”

So, tetaplah bersyukur atas apa yang kamu miliki dalam hidupmu sekarang, supaya kau tahu di mana letak bulu ketiak (kebahagiaan) mu itu berada.

Kebahagiaan itu selalu bersama kita dimanapun kita berada, hanya sayang kita sering tak menyadarinya...

GEMUK

✔️ Allah Benci Orang Gendut?
[Copas||||Allahu'alam…]



Ada beberapa dalil yang menunjukkan celaan bagi orang gemuk karena banyak makan.

Diantaranya,
Dari Imran bin Hushain Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

خَيْرُكُمْ قَرْنِي، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ ، إِنَّ بَعْدَكُمْ قَوْمًا يَخُونُونَ وَلاَ يُؤْتَمَنُونَ، وَيَشْهَدُونَ وَلاَ يُسْتَشْهَدُونَ، وَيَنْذِرُونَ وَلاَ يَفُونَ، وَيَظْهَرُ فِيهِمُ السِّمَنُ

Generasi terbaik adalah generasi di zamanku, kemudian masa setelahnya, kemudian generasi setelahnya. Sesungguhnya pada masa yang akan datang ada kaum yang suka berkhianat dan tidak bisa dipercaya, mereka bersaksi sebelum diminta kesaksiaannya, bernazar tapi tidak melaksanakannya, dan nampak pada mereka kegemukan”. (HR. Bukhari 2651 dan Muslim 6638)

Dalam riwayat lain, dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

خَيْرُ أُمَّتِى الْقَرْنُ الَّذِينَ بُعِثْتُ فِيهِمْ ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ… ثُمَّ يَخْلُفُ قَوْمٌ يُحِبُّونَ السَّمَانَةَ، يَشْهَدُونَ قَبْلَ أَنْ يُسْتَشْهَدُوا

“Sebaik-baik umatku adalah masyarakat yang aku di utus di tengah mereka (para sahabat), kemudian generasi setelahnya. Kemudian datang kaum yang suka menggemukkan badan, mereka bersaksi sebelum diminta bersaksi.” (HR. Muslim 6636 dan Ahmad 7322)

Keterangan al-Qurthubi (w. 671 H).
Ketika menyebutkan hadis di atas, beliau mengatakan,

وهذا ذم. وسبب ذلك أن السمن المكتسب إنما هو من كثرة الأكل والشره، والدعة والراحة والأمن والاسترسال مع النفس على شهواتها، فهو عبد نفسه لا عبد ربه، ومن كان هذا حاله وقع لا محالة في الحرام

Hadits ini adalah celaan bagi orang gemuk.
Karena gemuk yang bukan bawaan penyebabnya banyak makan, minum, santai, foya-foya, selalu tenang, dan terlalu mengikuti hawa nafsu. Ia adalah hamba bagi dirinya sendiri dan bukan hamda bagi Tuhannya, orang yang hidupnya seperti ini pasti akan terjerumus kepada yang haram.

Allah mencela orang kafir yang hidupnya hanya makan, seperti binatang. Allah berfirman
,
وَالَّذِينَ كَفَرُوا يَتَمَتَّعُونَ وَيَأْكُلُونَ كَمَا تَأْكُلُ الْأَنْعَامُ وَالنَّارُ مَثْوًى لَهُمْ

“Orang-orang kafir bersenang-senang (di dunia) dan mereka makan seperti makannya binatang. dan Jahannam adalah tempat tinggal mereka.” (Muhammad:12)

Al-Qurthubi juga menegaskan, tradisi banyak makan, hobi kuliner, adalah kebiasaan orang kafir. Beliau melanjutkan,

وقد ذم الله تعالى الكفار بكثرة الأكل فقال: {وَالَّذِينَ كَفَرُوا يَتَمَتَّعُونَ وَيَأْكُلُونَ كَمَا تَأْكُلُ الْأَنْعَامُ وَالنَّارُ مَثْوىً لَهُمْ} فإذا كان المؤمن يتشبه بهم، ويتنعم بتنعمهم في كل أحواله وأزمانه، فأين حقيقة الإيمان، والقيام بوظائف الإسلام؟! ومن كثر أكله وشربه كثر نهمه وحرصه، وزاد بالليل كسله ونومه، فكان نهاره هائما، وليله نائما

Allah mencela orang kafir karena banyak makan.

Allah berfirman (yang artinya), “Orang-orang kafir bersenang-senang (di dunia) dan mereka makan seperti makannya binatang. dan Jahannam adalah tempat tinggal mereka.”

Karena itu, apabila ada orang mukmin yang meniru tradisi mereka, dan menikmati segala kenikmatan dunia setiap saat, lantas dimana hakikat imannya dan pelaksanaan Islam pada dirinya?! Barangsiapa yang banyak makan dan minum, maka ia akan semakin rakus dan tamak, bertambah malas dan banyak tidur di malam hari. Siang harinya dipakai untuk makan dan minum, sedangkan malamnya hanya untuk tidur. (Tafsir al-Qurthubi, 11/67).

Hadis lain yang menunjukkan celaan bagi gemuk,

Dari Ja’dah bin Khalid, bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melihat ada orang gendut. Kemudian Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menunjuk perutnya,

لَوْ كَانَ هَذَا فِي غَيْرِ هَذَا لَكَانَ خَيْرًا لَكَ

Andai gendut ini tidak di sini, nscaya itu lebih baik bagimu. (HR. Ahmad 15868, dan sanadnya didhaifkan Syuaib al-Arnauth).

Kemudian dalam hadis dari Ibnu Umar Radhiyallahu ‘anhuma,

Suatu ketika ada orang bersendawa di dekat Rasullullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lalu beliau menegurnya,

كفّ عنا جُشاءك ، فإنَّ أكثرهم شبعاً في الدنيا أطولُهم جوعاً يوم القيامة

Jangan keras-keras sendawanya, sesungguhnya orang yang paling sering kenyang di dunia, dia paling lama laparnya di akhirat. (HR. Turmudzi 2666 dan dihasankan al-Albani).

Kemudian, disebutkan pula dalam hadis dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menceritakan salah satu model manusia yang disiksa di hadapan seluruh makhluk,

إِنَّهُ لَيَأْتِي الرَّجُلُ العَظِيمُ السَّمِينُ يَوْمَ القِيَامَةِ، لاَ يَزِنُ عِنْدَ اللَّهِ جَنَاحَ بَعُوضَةٍ، وَقَالَ: اقْرَءُوا {فَلَا نُقِيمُ لَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَزْنًا}

Sesungguhnya akan didatangkan seseorang yang sangat besar dan gemuk pada hari kiamat, akan tetapi timbangannya di sisi Allah tidak seberat sayap nyamuk. Bacalah firman Allah, (yang artinya), “Dan kami tidak mengadakan suatu penilaian bagi (amalan) mereka pada hari kiamat.”
(HR. Bukhari 4729 & Muslim 7222).

Ketika menyebutkan hadis di atas, an-Nawawi mengatakan,

“لايزن عند الله جناح بعوضة” أى لايعدله فى القدر والمنزلة أى لاقدر له وفيه ذم السمن

“Timbangannya di sisi Allah tidak seberat sayap nyamuk” artinya beratnya dan nilainya tidak menyamai sayap nyamuk, artinya tidak ada nilainya. Di sini terdapat celaan bagi kondisi gemuk. (Syarah sahih Muslim, 17/129)
Celaan Imam as-Syafii kepada Orang Gemuk

Dari Hasan bin Idris al-Halwani menyatakan bahwa beliau mendengar komentar Imam as-Syafii tentang orang gemuk,

ما أفلح سمين قط إلا أن يكون محمد بن الحسن

Sama sekali tidak akan beruntung orang yang gemuk, kecuali Muhammad bin Hasan As-Syaibany (Gurunya as-Syafi’i).

Beliau ditanya, “Mengapa demikian?”

Jawab beliau,

لأن العاقل لا يخلو من إحدى خلتين إما أن يغتم لآخرته ومعاده أو لدنياه ومعاشه والشحم مع الغم لا ينعقد فاذا خلا من المعنيين صار في حد البهائم فيعقد الشحم

Karena seorang yang berakal tidak lepas dari dua hal; sibuk memikirkan urusan akhiratnya atau urusan dunianya, sedangkan kegemukan tidak terjadi jika banyak pikiran. Jika seseorang tidak memikirkan akhiratnya atau dunianya berarti dia sama saja dengan hewan, jadilah gemuk. (Hilyah al-Auliya’, 9/146).
Gemuk yang Tidak Tercela

Bagian ini yang dikecualikan, gemuk yang tidak tercela. Gemuk bukan karena malas-malasan, dan bukan karena terlalu banyak makan. Dia tetap menjadi pahlawan bagi umat, dan berusaha melakukan aktivitas yang bermanfaat. Sebagaimana yang dialami Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam di penghujung usia beliau dan beberapa sahabat lainnya.

Aisyah menceritakan,

أَنَّ النَّبِىَّ صلى الله عليه وسلم كَانَ يُوتِرُ بِتِسْعِ رَكَعَاتٍ فَلَمَّا بَدَّنَ وَلَحُمَ صَلَّى سَبْعَ رَكَعَاتٍ ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ وَهُوَ جَالِسٌ

Bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan witir 9 rakaat, setelah beliau mulai gemuk dan berdaging, beliau shalat 7 rakaat. Kemudian shalat 2 rakaat sambil duduk. (HR. Ahmad 26651 dan Bukhari 4557).
Dari Hasan bin Ali Radhiyallahu ‘anhuma,

Saya bertanya kepada pamannya, Ibnu Abi Halah tentang ciri fisik Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau mengatakan,

كان رسول الله صلى الله عليه وسلم فخما مفخما

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam orang yang badannya besar. (as-Syamail al-Muhammadiyah Turmudzi, 1/34).
Sebagian menafsirkan kata: fakhman mufakhaman dengan gemuk.

Mula Ali Qori mengatakan,

وَأَمَّا مَا وَرَدَ أَنَّ اللَّهَ يُبْغِضُ السَّمِينَ ; فَمَحْمَلُهُ إِذَا نَشَأَ عَنْ غَفْلَةٍ وَكَثْرَةِ نِعْمَةٍ حِسِّيَّةٍ كَمَا يَدُلُّ عَلَيْهِ رِوَايَةُ يُبْغِضُ اللَّحَّامِينَ

Riwayat yang menunjukkan bahwa Allah membenci orang gemuk, dipahami jika gemuk ini terjadi karena kelalaian, terlalu banyak menikmati kenikmatan lahir, sebagaimana yang ditunjukkan dalam riwayat tentang kebencian bagi orang gendut. (Jam’ul Wasail fi Syarh as-Syamail, 1/34).

Allahu a’lam.
Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasisyariah.com)

#GemukDalamIslam


Jangan Buat Setan Tertawa

Perkara yang dianggap sepele, yang sudah menjadi kebiasaan kebayakan orang, padahal merupakan sebuah kekeliruan yang perlu diluruskan, adalah bersuara ketika menguap. Sepertinya sepele, tapi tunggu dulu sobat.
Disebutkan dalam sebuah hadits bahwa setan itu tertawa bila mendengar seorang bersauara “haah” ketika menguap. Apalagi kalau sampai teriak.

Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam bersabda,

“Sesungguhnya Allah menyukai bersin dan membenci menguap. Oleh karena itu bila salah seorang dari kalian bersin lantas dia memuji Allah, maka wajib atas setiap muslim yang mendengarnya untuk ber-tasymit kepadanya (mengucapkan “yarhamukallah”). Adapun menguap, maka dia dari setan, bila seorang menguap hendaklah dia menahan semampunya. Bila seorang menguap sampai keluar ucapan ‘haaah’, setan akan menertawainya.” (HR. Al-Bukhari no. 6223 dan Muslim no. 2994)

Inilah diantara adab yang perlu diperhatikan ketika menguap. Yaitu menahan semampunya, bila tidak mampu maka menutup mulut dengan tangan, kemudian adab selanjutnya adalah menahan suara ketika menguap.

Membuat musuh bahagia tentu terlarang dalam Islam. Yang diperintahkan oleh Islam adalah memasukkan kebahagiaan ke dalam hati seorang mukmin. Karena orang yang mukmin adalah saudara kita. Mafhum mukhalafah-nya adalah bila memasukkan kebahagiaan ke dalam hati seorang mukmin; yang mana seorang mukmin itu saudara itu diperintahkan, maka memasukkan kebahagiaan ke dalam hati musuh orang-orang yang beriman tentu terlarang.

Bila seorang membuat setan tertawa karena keisengannya mengeluarkan suara ketika menguap, berarti ia telah membuat setan bahagia. Karena tertawa merupakan ekspresi bahagia atau ridho. Ini jelas-jelas terlarang, terlebih setan adalah musuh yang senyata-nyatanya.

Secara tegas Allah ta’ala berfirman,

“..dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al-Baqarah: 168)

” Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh(mu), karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak pengikutnya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala.” (QS. Fathir: 6)

Ada yang menarik dari penjelasan salah seorang ulama yang bernama Ibnu Bathol rahimahullah mengenai makna hadits yang kami sebutkan di atas. Beliau mengatakan,

“Penyandaran perbuatan menguap kepada setan maksudnya adalah penisbatan pada keridhoan dan keinginan setan” (dinukil oleh Ibnu Hajar dalamFathul Bari, saat mensyarh hadits ini)

Bila menguap itu sendiri sudah termasuk perbuatan yang mengundang ridho setan, lalu bagaimana lagi dengan seorang yang menguap plus dibarengi suara sekuat tenaga ?! Yang secara jelas Nabi shallallahu’alaihi wasallam menegaskan dalam sabda beliau, ” Bila seorang menguap sampai keluar ucapan ‘haaah’, setan akan menertawainya.” ?!

Ini baru ucapan “haah” saja sudah membuat setan tertawa, sekedar desiran suara ringan yang keluar tatkala menguap. Bagaimana lagi bila yang diucapkan adalah ucapan dengan intonasi suara yang lebih kencang dan nadanya lebih panjang. Tentu lebih girang lagi setan dibuatnya.

Maka dari itu mulai saat ini mari kita ubah kebiasaan kurang baik tersebut. Yaitu berusaha menahan suara ketika menguap. Jangan sampai kita menjadi penyebab setan tertawa. Dan juga berusaha melestarikan adab-adab lainnya yang diajarkan Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam ketika menguap.

Penulis: Ahmad Anshori – muslim.or.id
source : kisahislam

Jangan Buat Setan Tertawa

Perkara yang dianggap sepele, yang sudah menjadi kebiasaan kebayakan orang, padahal merupakan sebuah kekeliruan yang perlu diluruskan, adalah bersuara ketika menguap. Sepertinya sepele, tapi tunggu dulu sobat.
Disebutkan dalam sebuah hadits bahwa setan itu tertawa bila mendengar seorang bersauara “haah” ketika menguap. Apalagi kalau sampai teriak.

Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam bersabda,

“Sesungguhnya Allah menyukai bersin dan membenci menguap. Oleh karena itu bila salah seorang dari kalian bersin lantas dia memuji Allah, maka wajib atas setiap muslim yang mendengarnya untuk ber-tasymit kepadanya (mengucapkan “yarhamukallah”). Adapun menguap, maka dia dari setan, bila seorang menguap hendaklah dia menahan semampunya. Bila seorang menguap sampai keluar ucapan ‘haaah’, setan akan menertawainya.” (HR. Al-Bukhari no. 6223 dan Muslim no. 2994)

Inilah diantara adab yang perlu diperhatikan ketika menguap. Yaitu menahan semampunya, bila tidak mampu maka menutup mulut dengan tangan, kemudian adab selanjutnya adalah menahan suara ketika menguap.

Membuat musuh bahagia tentu terlarang dalam Islam. Yang diperintahkan oleh Islam adalah memasukkan kebahagiaan ke dalam hati seorang mukmin. Karena orang yang mukmin adalah saudara kita. Mafhum mukhalafah-nya adalah bila memasukkan kebahagiaan ke dalam hati seorang mukmin; yang mana seorang mukmin itu saudara itu diperintahkan, maka memasukkan kebahagiaan ke dalam hati musuh orang-orang yang beriman tentu terlarang.

Bila seorang membuat setan tertawa karena keisengannya mengeluarkan suara ketika menguap, berarti ia telah membuat setan bahagia. Karena tertawa merupakan ekspresi bahagia atau ridho. Ini jelas-jelas terlarang, terlebih setan adalah musuh yang senyata-nyatanya.

Secara tegas Allah ta’ala berfirman,

“..dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al-Baqarah: 168)

” Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh(mu), karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak pengikutnya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala.” (QS. Fathir: 6)

Ada yang menarik dari penjelasan salah seorang ulama yang bernama Ibnu Bathol rahimahullah mengenai makna hadits yang kami sebutkan di atas. Beliau mengatakan,

“Penyandaran perbuatan menguap kepada setan maksudnya adalah penisbatan pada keridhoan dan keinginan setan” (dinukil oleh Ibnu Hajar dalamFathul Bari, saat mensyarh hadits ini)

Bila menguap itu sendiri sudah termasuk perbuatan yang mengundang ridho setan, lalu bagaimana lagi dengan seorang yang menguap plus dibarengi suara sekuat tenaga ?! Yang secara jelas Nabi shallallahu’alaihi wasallam menegaskan dalam sabda beliau, ” Bila seorang menguap sampai keluar ucapan ‘haaah’, setan akan menertawainya.” ?!

Ini baru ucapan “haah” saja sudah membuat setan tertawa, sekedar desiran suara ringan yang keluar tatkala menguap. Bagaimana lagi bila yang diucapkan adalah ucapan dengan intonasi suara yang lebih kencang dan nadanya lebih panjang. Tentu lebih girang lagi setan dibuatnya.

Maka dari itu mulai saat ini mari kita ubah kebiasaan kurang baik tersebut. Yaitu berusaha menahan suara ketika menguap. Jangan sampai kita menjadi penyebab setan tertawa. Dan juga berusaha melestarikan adab-adab lainnya yang diajarkan Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam ketika menguap.

Penulis: Ahmad Anshori – muslim.or.id
source : kisahislam

Empat Tanda Orang Celaka dan Bahagia

Dalam Kitab Nashaihul ‘Ibad karangan Imam Nawawi Al-Bantani disebutkan bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Tanda orang celaka ada empat yaitu :

-Pertama, melupakan dosa-dosa masa lalu padahal semuanya tercatat dengan rapi di sisi Allah.

-Kedua, mengenang kebaikan di masa lalu padahal belum diketahui diterima Allah atau tidak.

-Ketiga, Dalam urusan dunia selalu memandang ke yang lebih atas.

-Keempat, dalam urusan agama selalu memandang ke yang lebih rendah.

Kemudian disebutkan pula, tanda orang bahagia juga ada empat.
-Pertama, mengingat dosa-dosa yang telah lalu.

-Kedua, melupakan kebaikan yang pernah ia lakukan.

-Ketiga, dalam urusan agama senang melihat kepada orang yang lebih tinggi (dalam ibadah dan ketaatannya kepada Allah).

-Keempat, dalam urusan dunia senang melihat kepada orang yang lebih rendah (sehingga mendorongnya untuk lebih mensyukuri nikmat-Nya).”

Marilah kita merenung, di manakan kita di antara kedua tanda tersebut? Apabila memang kita lebih cenderung kepada sifat-sifat yang celaka maka tidak ada salahnya untuk mengakui. Karena pengakuan adalah langkah awal untuk memperbaiki diri.

Tanda celaka yang pertama adalah melupakan dosa-dosa yang telah lalu. Kita sebagai manusia yang seringkali lalai, bukan saja melupakan dosa yang telah lalu bahkan kita acapkali tidak menyadari bahwa apa yang kita lakukan menambah pundi dosa kita.

Atau malah kita sudah tahu bahwa yang kita lakukan adalah dosa, namun tetap saja kita melakukannya. Seakan-akan kita meremehkan balasan yang pasti akan kita terima di akhirat. Maka, mengingat dosa akan menghentikan niat buruk kita sekaligus menjadi motivator dalam menambah pundi pahala.

Tanda celaka kedua adalah mengenang kebaikan di masa lalu. Adanya perasaan ini di dalam hati manusia adalah bukti nyata tentang liciknya syaitan. Syaitan pernah berjanji untuk selalu menggoda manusia yang disebutkan Allah dalam banyak ayat, salah satunya dalam surat Al-A’rof : 17. “Kemudian saya akan datangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak mendapati kebanyakan mereka bersyukur.”

Ketika manusia akan melakukan kebaikan, syaitan dengan berbagai caranya menggoda manusia untuk gagal melakukannya. Namun ketika manusia berhasil mengalahkan bisikan syaitan dengan tetap melakukan kebaikan, syaitan menggoda manusia dengan cara yang lain. Dibisikkanlah ke dalam hati manusia rasa bangga dengan kebaikannya. Sehingga muncullah bangga diri. Muncullah rasa lebih baik daripada orang lain. Astaghfirullahal’adzim.

Dalam hal ini, menyadari bahwa amalan kita belum tentu diterima Allah memiliki peranan penting dalam menundukkan rasa ujub dan takabbur.

Tanda celaka ketiga adalah dalam urusan dunia selalu memandang kapada yang lebih atas. Sehingga jiwa tidak tenang dan selalu merasa kurang. Yang teringat hanyalah kekurangan dan serba kekurangan. Padahal, nikmat dari Allah adalah tidak terkira. “Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu sangat dzalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah). QS. Ibrahim : 34.

Dan yang tanda celaka yang terakhir adalah dalam urusan ibadah selalu melihat kepada yang lebih rendah. Orang yang seperti ini akan menjadi orang sombong yang merasa telah melakukan banyak. Padahal (lagi-lagi) kita tidak tahu apakah amal kita diterima Allah atau tidak. Maka, semoga kita dapat menjauhi tanda celaka dan mengamalkan tanda bahagia.
aamiin

KISAH Empat Lilin


Ada 4 lilin yang menyala, Sedikit demi sedikit habis meleleh. Suasana begitu sunyi sehingga terdengarlah percakapan mereka.


Yang pertama berkata: “Aku adalah Damai.” “Namun manusia tak mampu menjagaku: maka lebih baik aku mematikan diriku saja!” Demikianlah sedikit demi sedikit sang lilin padam.


Yang kedua berkata: “Aku adalah Iman.” “Sayang aku tak berguna lagi.” “Manusia tak mau mengenalku, untuk itulah tak ada gunanya aku tetap menyala.” Begitu selesai bicara, tiupan angin memadamkannya.


Dengan sedih giliran Lilin ketiga bicara:”Aku adalah Cinta” “Tak mampu lagi aku untuk tetap menyala.” “Manusia tidak lagi memandang dan mengganggapku berguna.” “Mereka saling membenci, bahkan membenci mereka yang mencintainya, membenci keluarganya.” Tanpa menunggu waktu lama, maka matilah Lilin ketiga.


Tanpa terduga…


Seorang anak saat itu masuk ke dalam kamar, dan melihat ketiga Lilin telah padam. Karena takut akan kegelapan itu, ia berkata: “Ekh apa yang terjadi?? Kalian harus tetap menyala, Aku takut akan kegelapan!” Lalu ia mengangis tersedu-sedu.


Lalu dengan terharu Lilin keempat berkata: Jangan takut, Janganlah menangis, selama aku masih ada dan menyala, kita tetap dapat selalu menyalakan ketiga Lilin lainnya: ”Akulah H A R A P A N “


Dengan mata bersinar, sang anak mengambil Lilin Harapan, lalu menyalakan kembali ketiga Lilin lainnya.


Apa yang tidak pernah mati hanyalah H A R A P A N yang ada dalam hati kita….dan masing-masing kita semoga dapat menjadi alat, seperti sang anak tersebut, yang dalam situasi apapun mampu menghidupkan kembali Damai, Iman, Cinta dengan H A R A P A N-nya!

Si Tukang Kayu

Seorang tukang kayu tua bermaksud pensiun dari pekerjaannya di sebuah perusahaan kontruksi real estate. Ia menyampaikan keinginannya tersebut kepada pemilik perusahaan. Tentu saja, karena tak bekerja, ia akan kehilangan penghasilan bulanannya, tetapi keputusan itu sudah bulat. Ia merasa lelah. Ia ingin beristirahat dan menikmati sisa hari tuanya dengan penuh kedamaian bersama istri dan keluarganya.

Pemilik perusahaan merasa sedih kehilangan salah seorang pekerja terbaiknya. Ia lalu memohon pada si tukang kayu tersebut untuk membuatkan sebuah rumah untuk miliknya.

Tukang kayu mengangguk menyetujui permohonan pribadi pemilik perusahaan itu. Tapi, sebenarnya ia merasa terpaksa. Ia ingin segera berhenti. Hatinya tidak sepenuhnya dicurahkan. Dengan ogah-ogahan ia mengerjakan proyek itu. Ia Cuma menggunakan bahan-bahan sekedarnya.

Akhirnya selesailah rumah yang diminta. Hasilnya bukanlah sebuah rumah baik. Sungguh sayang ia harus mengakhiri karirnya dengan prestasi yang tidak begitu mengagumkan.

Ketika pemilik perusahan itu datang melihat rumah yang dimintainya, ia menyerahkan sebuah kunci rumah pada si tukang kayu. “Ini adalah rumahmu“ katanya ”hadiah dari kami”. Betapa terkejutnya si tukang kayu. Betapa malu dan menyesal. Seandainya saja ia mengetahui bahwa ia sesungguhnya mengerjakan rumah untuk dirinya, ia tentu akan mengerjakannya dengan cara yang lain sama sekali. Kini ia harus tinggal di sebuah rumah yang tak terlalu bagus hasil karyanya sendiri.

Itulah yang terjadi dalam kehidupan kita. Kadangkala, banyak dari kita yang membangun kehidupan dengan cara yang membingungkan. Lebih memilih berusaha ala kadarnya ketimbang mengupayakan yang baik. Bahkan, pada bagian-bagian terpenting dalam hidup kita tidak memberikan yang terbaik. Pada akhir perjalanan, kita terkejut saat melihat apa yang telah kita lakukan dan menemukan diri kita hidup di dalam sebuah rumah yang kita ciptakan sendiri. Seandainya kita menyadari sejak semula, kita akan menjalani hidup ini dengan cara yang jauh berbeda.

Renungkanlah rumah yang sedang kita bangun. Setiap hari kita memukul paku, memasang papan, mendirikan dinding dan atap. Mari kita selesaikan rumah kita dengan sebaik-baiknya seolah-olah hanya mengerjakannya sekali saja dalam seumur hidup. Biarpun kita hanya hidup satu hari, maka dalam satu hari itu kita pantas untuk hidup penuh keagungan dan kejayaan.

Apa yang bisa diterangkan lebih jelas lagi. Hidup kita esok adalah akibat dari sikap dan pilihan yang kita perbuat di hari ini. Hari perhitungan adalah milik Tuhan, bukan kita, karenanya pastikan kita pun akan masuk dalam barisan kemenangan.



sumber:Dokumen Cerita Motivasi

Raja dan Penasehatnya

elingking sang raja terputus. Maka pulanglah rombongan ini dalam keadaan yang gundah. Setelah mengalami perawatan beberapa hari, sang Raja mulai pulih secara fisik, tetapi dia masih sangat malu untuk muncul di depan umum. Maka dipanggillah sang penasehat.

Raja : "Penasehat, bagaimana menurut pendapatmu keadaanku yang tidak lengkap lagi ini?"
Penasehat : "Tidak masalah, baginda. Itu baik-baik saja. Bersyukurlah bahwa hanya kelingking yang hilang"

Mendengar ini marahlah raja kepada penasehat. Dia berdebat panas dengan sang penasehat yang akhirnya dipenjarakan karena dianggap menghina Raja. Diangkatlah seorang penasehat baru.

Raja tidak bisa meninggalkan hobi berburunya. Setelah sembuh total, dia bersama penasehat barunya berburu kembali ke hutan yang lain. Tetapi kembali sebuah kemalangan menimpa rombongan ini. Sedang asyik-asyiknya mengejar kijang buruan, maka tersesatlah raja dan penasehat di hutan tersebut. Mereka tertangkap oleh segerombolan suku liar di hutan itu, dan segera diikat untuk dikorbankan kepada dewa suku itu.

Upacara sudah disiapkan. Kuali raksasa diisi air dan sudah dipanaskan. Kedua tawanan dibawa siap untuk disembelih dan dimasak. Tiba-tiba sang dukun berteriak, bahwa si Raja tidak boleh ikut disembelih karena cacat di kelingkingnya. Korban harus sempurna tidak boleh cacat. Maka raja itu dibuang ke hutan, dan setelah 3 hari bertemu pasukan pencari yang sudah berhari-hari berkeliling mencari sang Raja.

Raja pulang dengan keadaan letih, tetapi lega. Yang pertama dikunjunginya adalah sang penasehat yang berada di penjara. Penasehat itu dikeluarkan dari penjara dan Raja mengucapkan terima kasih. Raja membenarkan pendapat sang penasehat bahwa memang kita harus bersyukur. Penasehat yang kebingungan dengan perubahan hati sang raja bertanya ada apa. Dan Raja menerangkan semua peristiwa di hutan itu. Lalu sang penasehat juga langsung sujud di hadapan Raja. "Baginda saya juga berterima kasih karena baginda telah memenjarakan saya. Kalau saya tidak dipenjara saat ini, tentu saja saya yang sekarang sedang di masak oleh suku liar itu".
-----
Note :
-- Jangan pernah menyesali yang sudah lalu. Bersyukurlah, dan carilah hikmah dari setiap peristiwa.

Sumber:Dokumen Kumpulan Cerita Motivasi
KEUNIKAN MATEMATIKA

1 x 8 + 1 = 9
12 x 8 + 2 = 98
123 x 8 + 3 = 987
1234 x 8 + 4 = 9876
12345 x 8 + 5 = 98765
123456 x 8 + 6 = 987654
1234567 x 8 + 7 = 9876543
12345678 x 8 + 8 = 98765432
123456789 x 8 + 9 = 987654321

1 x 9 + 2 = 11
12 x 9 + 3 = 111
123 x 9 + 4 = 1111
1234 x 9 + 5 = 11111
12345 x 9 + 6 = 111111
123456 x 9 + 7 = 1111111
1234567 x 9 + 8 = 11111111
12345678 x 9 + 9 = 111111111
123456789 x 9 + 10 = 1111111111

9 x 9 + 7 = 88
98 x 9 + 6 = 888
987 x 9 + 5 = 8888
9876 x 9 + 4 = 88888
98765 x 9 + 3 = 888888
987654x 9 + 2 = 8888888
9876543 x 9 + 1 = 88888888
98765432 x 9 + 0 = 888888888

Hebatkan?
Coba lihat simetri ini :

1 x 1 = 1
11 x 11 = 121
111 x 111 = 12321
1111 x 1111 = 1234321
11111 x 11111 = 123454321
111111 x 111111 = 12345654321
1111111 x 1111111 = 1234567654321
11111111 x 11111111 = 123456787654321
111111111 x 111111111 = 12345678987654321

kurang hebat,,,,
Sekarang lihat ini

Jika 101% dilihat dari sudut pandangan Matematika, apakah ia sama dengan 100%, atau ia LEBIH dari 100%?
Kita selalu mendengar orang berkata dia bisa memberi lebih dari 100%, atau kita selalu dalam situasi dimana seseorang ingin kita memberi 100% sepenuhnya.
Bagaimana bila ingin mencapai 101%?
Apakah nilai 100% dalam hidup?
Mungkin sedikit formula matematika dibawah ini dapat membantu memberi
jawabannya.

Jika ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ

Disamakan sebagai 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26

Maka, kata KERJA KERAS bernilai :
11 + 5 + 18 + 10 + 1 + 11 + 5 + 18 + 19 + 1 = 99%

H-A-R-D-W-O-R-K
8 + 1 + 18 + 4 + 23 + !5 + 18 + 11 = 99%

K-N-O-W-L-E-D-G-E
11 + 14 + 15 + 23 + 12 + 5 + 4 + 7 + 5 = 96%

A-T-T-I-T-U-D-E
1 + 20 + 20 + 9 + 20 + 21 + 4 + 5 = 100%

Sikap diri atau ATTITUDE adalah perkara utama untuk mencapai 100% dalam hidup kita. Jika kita kerja keras sekalipun tapi tidak ada ATTITUDE yang positif didalam diri, kita masih belum mencapai 100%.

Tapi, LOVE OF GOD
12 + 15 + 22 + 5 + 15 + 6 + 7 + 15 + 4 = 101%

atau, SAYANG ALLAH
19 + 1 + 25 + 1 + 14 + 7 + 1 + 12 + 12 + 1 + 8 = 101%
Jadilah seperti Pensil

    Seorang anak bertanya kepada neneknya yang sedang menulis sebuah surat.

    “Nenek lagi menulis tentang pengalaman kita ya? atau tentang aku?” Mendengar pertanyaan si cucu, sang nenek berhenti menulis dan berkata kepada cucunya, “Sebenarnya nenek sedang menulis tentang kamu, tapi ada yang lebih penting dari isi tulisan ini yaitu pensil yang nenek pakai.”

    “Nenek harap kamu bakal seperti pensil ini ketika kamu besar nanti” ujar si nenek lagi.

    Mendengar jawaban ini, si cucu kemudian melihat pensilnya dan bertanya kembali kepada si nenek ketika dia melihat tidak ada yang istimewa dari pensil yang nenek pakai. “Tapi nek sepertinya pensil itu sama saja dengan pensil yang lainnya.” Ujar si cucu. Si nenek kemudian menjawab, “Itu semua tergantung bagaimana kamu melihat pensil ini. Pensil ini mempunyai 5 MAKNA LUAR BIASA yang bisa membuatmu selalu tenang dalam menjalani hidup, kalau kamu selalu memegang prinsip-prinsip itu di dalam hidup ini.” Si nenek kemudian menjelaskan 5 MAKNA LUAR BIASA  dari sebuah pensil.

    “MAKNA LUAR BIASA pertama,

    Pensil mengingatkan kamu kalau kamu bisa berbuat hal yang hebat dalam hidup ini. Layaknya sebuah pensil ketika menulis, kamu jangan pernah lupa kalau ada tangan yang selalu membimbing langkah kamu dalam hidup ini. Kita menyebutnya tangan Tuhan, Dia akan selalu membimbing kita menurut kehendak-NYA”.

    “MAKNA LUAR BIASA  kedua,

    Dalam proses menulis, nenek kadang beberapa kali harus berhenti dan menggunakan rautan untuk menajamkan kembali pensil nenek. Rautan ini pasti akan membuat si pensil menderita. Tapi setelah proses meraut selesai, si pensil akan mendapatkan ketajamannya kembali. Begitu juga dengan kamu, dalam hidup ini kamu harus berani menerima penderitaan dan kesusahan, karena merekalah yang akan membuatmu menjadi orang yang lebih baik”.

    “MAKNA LUAR BIASA  ketiga,

    Pensil selalu memberikan kita kesempatan untuk mempergunakan penghapus, untuk memperbaiki kata-kata yang salah. Oleh karena itu memperbaiki kesalahan kita dalam hidup ini, bukanlah hal yang jelek. Itu bisa membantu kita untuk tetap berada pada jalan yang benar”.

    “MAKNA LUAR BIASA  keempat,

    Bagian yang paling penting dari sebuah pensil bukanlah bagian luarnya, melainkan arang yang ada di dalam sebuah pensil. Oleh sebab itu, selalulah hati-hati dan menyadari hal-hal di dalam dirimu”.

    “MAKNA LUAR BIASA  kelima,

    Adalah sebuah pensil selalu meninggalkan tanda/goresan. Seperti juga kamu, kamu harus sadar kalau apapun yang kamu perbuat dalam hidup ini akan meninggalkan kesan. Oleh karena itu selalulah hati-hati dan sadar terhadap semua tindakan”.

Keutamaan ILMU

Ilmu pengetahuan, di dalam Islam memiliki derajat yang sangat tinggi di mata Allah Subhanahu Wata’ala. Beberapa ayat dalam al- Qur`an menyanjung dengan tegas terhadap mereka yang memperhatikan ilmu.

“…Katakanlah, ‘Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” (Az Zumar [39]:9)

Diriwayatkan, Nabi Shallallahu’alihi wassalam pernah bersabda, “Datangkanlah kepadaku para penggantiku.”

“Ya Rasulullah, siapakah para penggantimu?” tanya para sahabat.
Beliau menjawab, “Mereka yang menghidupkan sunnahku dan yang mengajarkannya kepada hamba-hamba Allah.”

Demikian tingginya Allah meletakkan posisi para pencari ilmu dibandingkan dengan orang-orang lain, seharusnya menjadi motivasi tersendiri bagi mereka yang ingin mengisi kehidupannya dengan hal terbaik yang bisa ia perbuat. Begitu utamanya pencarian ilmu ini, hingga dinilai lebih utama dibandingkan ahli ibadah.
Abu Umamah meriwayatkan, Nabi pernah ditanya tentang dua orang; yang satu berilmu dan yang lain rajin beribadah. Beliau pun menjawab, “Keutamaan seorang yang berilmu di atas seorang ahli ibadah sama seperti keutamaanku di atas orang yang paling rendah di antara kalian.”

Hal ini disebabkan, ilmu dapat bermanfaat untuk dunia dan akhirat. Dengan ilmu, manusia bisa memilih mana yang benar dan meninggalkan yang salah. Dengan ilmu, kita pun bisa memperbaiki kualitas kehidupan kita.
Abdul Malik bin Marwan berkata kepada anak-anaknya, “Anak-anakku, carilah ilmu. Jika kalian bermartabat tinggi, maka kalian akan berada di atas. Jika kalian menjadi orang-orang biasa, maka kalian akan bermartabat pula.”

Selain bermanfaat untuk kehidupan dunia, ilmu pun menjadi panduan untuk mendapatkan akhirat yang lebih baik. Sulaiman bin Yasar meriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwa Nabi bersabda, “Allah hanya disembah dengan pemahaman yang lebih baik tentang agama. Dan seorang yang memahami agama lebih keras melawan dan menentang setan ketimbang seribu orang ahli ibadah. Segala sesuatu memiliki tiang, dan tiang agama adalah pemahaman ilmu.”

Mencari Ilmu Sejak Kecil

Para ahli telah menemukan bahwa ternyata otak anak-anak berkembang jauh lebih pesat daripada otak orang dewasa. Hingga usia 5 tahun, perkembangan otak seseorang bahkan telah mencapai 80%. Kemudian sisanya akan berkembang lebih lambat di sisa umur berikutnya. Sebuah pepatah mengatakan, masa kecil adalah menjadi bapak kehidupan seseorang hingga akhir hayatnya.

Imam Ali bin Abi Thalib mengatakan, “Hati anak kecil bagaikan tanah kosong, dimana segala benih yang ditaburkan di atasnya akan tumbuh subur. Sebab, hati anak kecil masih suci; kesibukannya belum banyak; rasa malunya masih sedikit; dan sangat rendah hati.”

Proses mencari ilmu adalah sebuah perjalanan panjang dan berat. Jika seseorang tidak memiliki tekad yang cukup kuat dan kebiasaan pencarian ilmu yang baik untuk ini, pastilah proses pencarian ilmu akan mudah terhenti di tengah jalan. Maka, penting sekali para orangtua untuk mengajarkan cinta ilmu sedini mungkin, dan membentuk kebiasaan yang baik terhadap pencarian ilmu ini, sehingga motivasi dan pembiasaan tersebut akan menetap hingga mereka dewasa kelak.


SUARA HIDAYATULLAH JANUARI 2013

Manusia bertanya, dan Al-Qur'an menjawab untuk menerangi hati kita yang sedang galau


Manusia bertanya, dan Al-Qur'an menjawab untuk menerangi hati kita yang sedang galau

Tidak jarang dari kita selalu dikelilingi dengan ujian dan cobaan dalam hidup, dan terkadang ujian hidup membuat seseorang merasa bersedih dan putus asa.

Putus asa dalam Islam adalah dosa. Coba buka wawasan dan simak kata-kata yang dirangkum dari Al-Qur'an berikut ini, dan jadikanlah untuk penguat dan penerang hati disaat sedang bersedih atau galau.
 

Manusia bertanya, kenapa aku diberi ujian seberat ini?
 

Al-Qur'an menjawab, Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. (QS. Al-Baqarah: 286)
 

Manusia bertanya, bolehkah aku frustasi?
 

Al-Qur'an menjawab, janganlah kamu bersifat lemah dan jangan pula kamu bersedih hati padahal kamulah orang orang yang paling tinggi derajatnya, jika kamu orang orang yang beriman. (QS. Ali Imran: 139)
 

Manusia bertanya, bolehkan aku berputus asa?
 

Al Qur'an menjawab, dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah, sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah melainkan kaum yang kafir. (QS. Yusuf: 87)
 

Manusia bertanya, bagaimana cara menghadapi ujian hidup?
 

Al-Qur'an menjawab, hai orang orang yang beriman bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersifat siaga (diperbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu beruntung. (QS. Ali Imran: 200)
 

Jadilah sabar dan shalat sebagai penolongmu dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang orang yang khusyu. (QS. Al-Baqarah: 45)
 

Manusia bertanya, bagaimana menguatkan hatiku?
 

Al-Qur'an menjawab, cukuplah Allah bagiku, tiada Tuhan selain Dia, hanya kepadaNya aku bertawakal. (QS. At-Taubah: 129)
 

Manusia bertanya, apa yang ku dapat dari semua ujian itu?
 

Al-Qur'an menjawab, sesungguhnya Allah telah membeli dari orang orang mukmin diri dan harta mereka dengan surganya. (QS. At-Taubah: 111)
 

Manusia bertanya, kenapa aku diuji?
 

Al-Qur'an menjawab, apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan saja mengatakan kami telah beriman,sedang mereka tidak diuji lagi. (QS. Al-Ankabut: 2)
 

"Dan sesungguhnya kami telah menguji orang orang sebelum mereka maka sesungguhnya Allah mengetahui orang orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang orang yang dusta. (QS. Al-Ankabut: 3)
 

Manusia bertanya, kenapa aku tidak diuji dalam hal baik-baik?
 

Al-Qur'an menjawab, boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu padahal amat buruk bagimu (Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui). (QS. Baqarah: 216)
 

Dan masih banyak lagi kandungan (surat-surat atau ayat-ayat Al-Qur'an) yang dapat menerangi hati kita yang sedang bersedih.

Rahasia dibalik nama Nabi Muhammad SAW


Rahasia dibalik nama Muhammad, dimana banyak makna yang tersirat dalam kebesaran nama yang sederhana itu. entah apakah ini merupakan salah satu mukjizat atau sekedar kebetulan saja, bahwa ada fakta menarik di abjad/huruf-huruf yang tersusun dari nama itu:

1. Kata Muhammad, jika kita gabungkan dalam bentuk normal mim ha mim dal, maka akan menjadi sebuah sekesta seorang manusia. sudah maklum adanya bahwa sebaik-baik mahluk / ciptaan yang pernah diciptakan oleh Tuhan di alam semesta ini adalah manusia dengan kelebihan aqal mereka, sementara mahluk lain hanyalah hayawan dan planet-planet yang penuh rahasia.

Manusia Sempurna:
2. kata Ahmad, jika kita cermati satu-persatu hurufnya mak huruf-huruf itu akan mennggambarkan sosok orang yang sedang melakukan sholat, tahukah kita bahwa sholat merupakan sebaik-baik doa dan ibadah yang pernah diperintahkanNya.

Ahmad Terpisah:
3. Kata Muhammad jika digabungkan huruf-hurufnya maka akan berbentuk layaknya manusia yang sedang sujud dalam shalat. dalam ritual sholat Sujud merupakan inti dari semua rukun-rukunnya, karena pada saat sujud manusia menundukkan 8 bagian tubuhnya di bumi bukti kepasrahan total kepada sang pencipta. hmmm betapa rahasia Tuhan sangat menggetarkan hati, saya yakin masih banyak tersirat rahasia-rahaisa lain dibalik sosok, nama dan semua yang berkaitan dengan sang kekasih sejati 'Habibullah: Muhammad'

Sumber : http://www.woamu.mangaku.net/2011/05/rahasia-nama-muhammad-dalam-gambar.html

“ Wanita-wanita yang tidak baik untuk laki-laki yang tidak baik, dan laki-laki yang tidak baik adalah untuk wanita yang tidak baik pula. Wanita yang .baik untuk lelaki yang baik dan lelaki yang baik untuk wanita yang baik. (Qs. An Nur:26)


اَلْخـَبِيـْثــاَتُ لِلْخَبِيْثـِيْنَ وَ اْلخَبِيْثُــوْنَ لِلْخَبِيْثاَتِ وَ الطَّيِّبَاتُ لِلطَّيِّبِيْنَ وَ الطَّيِّبُوْنَ لِلطَّيِّبَاتِ.
 

“ Wanita-wanita yang tidak baik untuk laki-laki yang tidak baik, dan laki-laki yang tidak baik adalah untuk wanita yang tidak baik pula. Wanita yang .baik untuk lelaki yang baik dan lelaki yang baik untuk wanita yang baik. (Qs. An Nur:26)


Beberapa waktu yang lalu saya mendapatkan SMS tausiyah yang berisi ayat diatas yaitu surat An-nur ayat 26.Lalu ada seorang teman yang menanyakan, apakah benar isi ayat ini? Apakah mesti “otomatis” wanita yang tidak baik untuk laki-laki yang tidak baik juga?Bagaimana Seandainya dalam kehidupan nyata ada seorang pria yang baik dan dia mendapatkan wanita yang tidak baik?Apakah ayat Al Quran diatas salah?
Pertanyaan seperti itu sebenarnya menjadi pertanyaan saya juga dari dulu dan saya mencoba memahami apa yang saya pahami dari ayat tersebut.

Al Quran sebagai Petunjuk

Umat Islam diseluruh dunia meyakini bahwa Quran itu firman Allah.Artinya apa yang dikatakan Allah dalam Quran dipastikan benar.Tuhan memberi tahu kepada kita bagaimana cara kita mengenalnya dengan diutusnya nabi.Sebab akal manusia tidak akan sampai untuk mengenal siapa Tuhannya,oleh karena itu Tuhan memberi petunjuk.Petunjuk jalan yang lurus agar dapatmengenalnya.Dalam memahami petunjuknya berupa firmanNya,terdapat keterbatasan diri kita,sehingga firman Tuhan yang sudah pasti benar,bisa saja menjadi salah dengan pemahaman kita.

Karena apa yang dimaksud baik-salah itu adalah menurut Tuhan. Standar baik-buruk itu tentu saja sudah ditentukan oleh Tuhan.Bahkan kata baik-buruk itu ada karena adanya agama. Artinya apa?
Jika kita menilai sesuatu itu baik-buruk tentu saja berdasarkan kepada ajaran agama.Karena tidak logis jika kita menilai sesuatu itu baik/buruk hanya berdasarkan pemikiran sendiri,karena premis baik atau tidak baik itu muncul dari adanya Tuhan.Tuhan yang menentukan standar ini baik dan ini buruk.Sangat tidak rasional jika hanya menentukan baik/buruk hanya menurut kita karena premis yang digunakan kita ketahui dari Tuhan,sehingga dalam memahami ayat yang diturunkan Tuhan (Kauliah) atau ketetapan yang terjadi di bumi secara logis dapat kita katakan bahwa Allahlah yang mengetahui sesuatu itu baik atau tidak.
AnNur ayat 26

”Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji dan laki-laki yang keji adalah untuk wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rizki yang mulia (surga).”


Berangkat dari pemahaman diatas,tentu saja kita bertanya-tanya apakah yang dimaksud baik disini?Atau keji? Apakah kita dapat menentukan sesuatu itu baik atau tidak baik?Kalau kita cermati ayat diatas merupakan satu paket ayat yang bersambung ,tidak hanya putus pada kalimat “untuk wanita yang baik”tetapi masih berlanjut dengan bahasan tuduhan , juga ampunan.Artinya ayat ini sebenarnya diturunkan dalam konteks tertentu.Coba kita lihat konteks ayat ini turun
Ayat ini diturunkan untuk menunjukkan kesucian ‘Aisyah r.a. dan Shafwan bin al-Mu’attal r.a. dari segala tuduhan yang ditujukan kepada mereka. Pernah suatu ketika dalam suatu perjalanan kembali dari ekspedisi penaklukan Bani Musthaliq, ‘Aisyah terpisah tanpa sengaja dari rombongan karena mencari kalungnya yang hilang dan kemudian diantarkan pulang oleh Shafwan yang juga tertinggal dari rombongan karena ada suatu keperluan. Kemudian ‘Aisyah naik ke untanya dan dikawal oleh Shafwan menyusul rombongan Rasullullah SAW. dan para shahabat, akan tetapi rombongan tidak tersusul dan akhirnya mereka sampai di Madinah.

Peristiwa ini akhirnya menjadi fitnah dikalangan umat muslim kala itu karena terhasut oleh isu dari golongan Yahudi dan munafik jika telah terjadi apa-apa antara ‘Aisyah dan Shafwan.
Masalah menjadi sangat pelik karena sempat terjadi perpecahan diantara kaum muslimin yang pro dan kontra atas isu tersebut. Sikap Nabi juga berubah terhadap ‘Aisyah, beliau menyuruh ‘Aisyah untuk segera bertaubat. Sementara ‘Aisyah tidak mau bertaubat karena tidak pernah melakukan dosa yang dituduhkan kepadanya, ia hanya menangis dan berdoa kepada Allah agar menunjukkan yang sebenarnya terjadi. Kemudian Allah menurunkan ayat ini yang juga satu paket annur 11-26.
Penjelasan An Nur 26 menurut para ulama

jika dilihat dari konteks ayat ini, ada dua penafsiran para ulama terhadap ayat ini yaitu tentang arti kata “wanita yang baik” dan juga “ucapan yang baik”Sehingga dapat juga diartikan sebagai begini
Perkara-perkara (ucapan)yang kotor adalah dari orang-orang yang kotor, dan orang-orang yang kotor adalah untuk perkara-perkara yang kotor. Sedang perkara (ucapan)yang baik adalah dari orang baik-baik, dan orang baik-baik menimbulkan perkara yang baik pula. Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rizki yang mulia (surga).”

Kata khabiitsat biasa dipakai untuk makna ucapan yang kotor(keji) ,juga kata thayyibaat dalam Quran diartikan sebagai kalimat yang baik.Begitupun pada ayat ini berlaku bahwa kata khabiitsat dan thayyibaat
Hakam ibnu Utaibah yang menceritakan, bahwa ketika orang-orang mempergunjingkan perihal Siti Aisyah r.a. Rasulullan saw. menyuruh seseorang mendatangi Siti Aisyah r.a. Utusan itu mengatakan, “Hai Aisyah! Apakah yang sedang dibicarakan oleh orang-orang itu?” Siti Aisyah r.a. menjawab, “Aku tidak akan mengemukakan suatu alasan pun hingga turun alasanku dari langit”. Maka Allah menurunkan firman-Nya sebanyak lima belas ayat di dalam surah An Nur mengenai diri Siti Aisyah r.a. Selanjutnya Hakam ibnu Utaiban membacakannya hingga sampai dengan firman-Nya, “Ucapan-ucapan yang keji adalah dari orang-orang yang keji..” (Q.S. An Nur,26). Hadis ini berpredikat Mursal dan sanadnya sahih.

Ayat 26 inilah penutup dari ayat wahyu membersihkan isteri Nabi, Aisyah dari tuduhan keji itu. Di dalam ayat ini diberikan pedoman hidup bagi setiap orang yang beriman. Tuduhan keji adalah perbuatan yang amat keji hanya akan timbul daripada orang yang keji pula.Memang orang-¬orang yang kotorlah yang menimbulkan perbuatan kotor. Adapun ucapan-ucapan yang baik adalah keluar dari orang-orang yang baik pula, dan memang¬lah orang baik yang sanggup menciptakan perkara baik. Orang kotor tidak menghasilkan yang bersih, dan orang baik tidaklah akan menghasilkan yang kotor,dan ini berlaku secara umum
Di akhir ayat 26 Tuhan menutup perkara tuduhan ini dengan ucapan bersih dari yang dituduhkan yaitu bahwa sekalian orang yang difitnah itu adalah bersih belaka dari segala tuduhan, mereka tidak bersalah samasekali. Maka makna ayat diatas juga sangat tepat bahwa orang yang baik tidak akan menyebarkan fitnah,fitnah hanya keluar dari orang –orang yang berhati dengki,kotor, tidak bersih.Orang yang baik,dia akan tetap bersih,karena kebersihan hatinya

Yang Baik Hanya Untuk yang baik?

Pembahasan kedua yaitu tentang maksud ayat diatas yaitu “wanita yang baik” dan “wanita yang keji”.Dalam hal ini terjemahan Depag menggunakan arti wanita yang baik dan pemahaman ini berangkat dari para ulama yang menyatakan bahwa aisyah menrupakan wanita yang baik-baik,karena konteks ayat tersebut turun satu paket yaitu ayat 11-26 dengan ayat sebelumny tentang seseorang menuduh wanita yang baik-baik berzina.Maka jika diartikan begitu sesuai dengan perntanyaan diatas

”Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji dan laki-laki yang keji adalah untuk wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rizki yang mulia (surga).”


Dalam kaidah ushul ditetapkan bahwa kekhususan sesuatu tidak dapat diterima dan ditetapkan berdasarkan perkiraan,tetapi harus didukung dengan dalil.Dalam nash ini tidak ada dalil tentang kekhususan ayat ini.Ayat Quran bermakna umum,artinya berlaku juga untuk umatnya kecuali ada dalil tentang kekhususan ( bukan berarti kekhususan ini ada kata-kata ‘khusus’ contohnya pada wajibnya hijab hanya khusus pada istri nabi walalupun tidak ada kata khusus,dan tidak ada alasan untuk meniru-niru kekhususan hijab bagi istri nabi).
Ayat ini bersifat umum, bahwa wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, begitu juga sebaliknya. Namun yang perlu dipahami adalah ayat ini sebuah kondisi atau memang anjuran,sebab para ulama banyak mengemukakan pendapat tentang hal ini.Syaikh Muhammad Mutawalli as-Sya’rawi, ulama Mesir pernah berkata: ada dua macam kalam (kalimat sempurna) dalam bahasa Arab. Pertama; Kalam yang mengabarkan kondisi atau suasana yang ada.

Kedua Kalam yang bermaksud ingin menciptakan kondisi dan suasana. Kalam seperti ini bisa ditemukan dalam quran. Seperti firman Allah QS. ali-Imran: 97: Barang siapa yang memasukinya (baitullah itu) menjadi amanlah dia. Ayat itu kalau dipahami, bahwa Allah sedang mengabarkan kondisi dan suasana kota Mekah sesuai kenyataan yang ada, maka tentu tidak akan terjadi hal-hal yang bertolak belakang dengan kondisi itu. Akan tetapi, kalau ayat itu dipahami, sebagai bentuk pengkondisian suasana, maka Allah sesungguhnya tengah menyuruh manusia, untuk menciptakan kondisi aman di kota Mekah. Kalaupun kenyataan banyak terjadi, bahwa kota Mekah kadang tidak aman, maka hal itu artinya, manusia tidak mengejewantahkan perintah Allah.

Pemahaman yang sama juga bisa ditelaah pada ayat ini; Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). (QS. An-Nur: 26). Pada kenyataan yang terjadi, ternyata, ada laki-laki yang baik mendapat isteri yang keji, begitupula sebaliknya. Maka memahami ayat tersebut sebagai sebuah perintah, untuk menciptakan kondisi yang baik-baik untuk yang baik-baik, adalah sebuah keharusan. Kalau tidak, maka kondisi terbalik malah yang akan terjadi

Kalau kita bandingkan dengan Annur ayat 3 yang mana kalimat digunakan untuk umum

“laki-laki yang berzina tidak mengawini melainkan perempuan yang berzina, atau perempuan yang musyrik; dan perempuan yang berzina tidak dikawini melainkan oleh laki-laki yang berzina atau laki-laki musyrik”(An Nur ayat 3)


yg mana di ayat ini lebih tegas mengandung “unsur perintah” untuk mencari pasangan yg sepadan. sehingga ayat 26 bisa dimengerti sebagai sebuah motivasi atau anjuran untuk mengondisikan dan bukan sebagai ketetapan bahwa yg baik “otomatis” akan mendapatkan pasangan yg baik. Hal ini tentu memerlukan usaha untuk memprbaiki diri lebih baik.

Ayat tersebut bukanlah merupakan janji Allah kpd manusia yg baik akan ditakdirkan dgn pasangan yg baik. Sebaliknya ayat tersebut merupakan peringatan agar umat islam memilih manusia yg baik utk dijadikan pasangan hidup.Oleh karena itu nabi bersabda tentang anjuran memilih pasangan yaitu lazimnya dengan 4 pertimbangan,dan terserah yang mana saja,namun yang agamanya baik tentu sangat dianjurkan, hal ini sesuai dengan anuran surat Annur ayat 26

Lalu bagaimana jika seseorang yang baik mendapatkan wanita yang tidak baik


Ayat diatas pemahaman saya memang bukan janji Allah tentang otomatisnya orang yang baik akan mendapat pasangan yang baik,Ayat tersebut secara umum memberitahukan kita bahwa orang –orang yang baik akan mendapat pasangan yang baik juga,dengan berusaha mengondiskan diri menjadi baik dan juga berikhtiar mencari pasangan yang baik.Namun baik dalam hal ini,pun secara logika dapat diartikan bermacam-macam.Secara khusus Allah membuat perumpamaan bagaimana seorang yang baik mendapatkan pasangan yang tidak baik.Hal ini dapat kita lihat pada kisah nabi Nuh, Nabi Luth,dan Juga Firaun.


“Allah membuat istri nabi nuh dan istri nabi luth sebagai perumpamaan bagi orang-orang kafir. keduanya berada di bawah ikatan pernikahan dengan dua orang hamba yang shalih di antara hamba-hamba kami. lalu kedua istri itu berkhianat kepada kedua suami mereka, maka kedua suami mereka itu tidak dapat membantu mereka sedikitpun dari siksa Allah, dan dikatakan kepada keduanya: ‘masuklah kalian berdua ke dalam neraka bersama orang-orang yang masuk neraka’.” (at-tahrim: 10) 

Allah menakdirkan istri kedua nabi yang mulia ini justru tidak menerima dakwah suami mereka. padahal keduanya adalah belahan jiwa yang saling melengkapi, saling menemani dan mendampingi. kedua istri ini mengkhianati suami mereka dalam perkara agama, karena keduanya beragama dengan selain agama yang diserukan oleh suami mereka. keduanya enggan menerima ajakan kepada keimanan bahkan tidak membenarkan risalah yang dibawa suami mereka.

Lalu diayat selanjutnya kita temukan perumpamaan lain tentang suami yang tidak baik(fasik) dengan instri solehah salah satunya adalah asiyah binti mazahim, istri fir’aun. walau berada dalam kekuasaan fir’aun, asiyah mampu menjaga akidah dan harga dirinya sebagai seorang muslimah. asiyah lebih memilih istana di surga daripada istana di dunia yang dijanjikan fir’aun. Allah mengabadikan doanya, dan Allah menjadikan perempuan fir’aun teladan bagi orang-orang beriman, dan ia berdoa, ya Tuhanku, bangunlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga dan selamatkanlah aku dari fir’aun dan perbuatannya dan selamatkan aku dari kaum yang zalim (at tahriim [66]: 11)

Bagi kita mungkin Firaun merupakan pria yang jahat,namun kisah Asiyah ini di Abadikan dalamQuran.Allah menjadikan Firaun merupakan pribadi yang “baik” bahkan sangat “baik” bagi Asiyah karena secara logis membuat Asiyah menjadi wanita yang ditinggikan derajatnya.Ia tetap dapat menjaga akidahnya,dari fitnah besar suaminya.Dalam hal ini baik tidak baik terlihat sekali,tentang suami soleh atau zalim , yaitu dalam hal Aqidah.

Kesimpulan


“..Boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal ia baik bagi kamu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal itu tidak baik bagi kamu. Allah Mengetahui sedang kamu tidak mengetahui.”
 (Al-Baqarah:ayat 216)

“Dan di langit terdapat (sebab-sebab) rezekimu dan apa yang di janjikan kepadamu.”
 (Adz-Dzariyat:ayat 22)

Dalam Surat Annur Allah menetapkan bahwa Perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik, dan rasul menetapkan beberapa panduan untuk kita pilih
“Dinikahi seseorang itu karena empat perkara, harta, kecantikan, keturunan dan agama. Maka pilihlah yang beragama, niscaya beruntung diri.”

“Pesan Abu Hurairah r.a. kepada puterinya: Pilihlah bakal suamimu orang yang bertaqwa karena jika dia suka kepadamu, dia mendoakan kebaikan untukmu. Jika dia tidak menyenangimu, dia tidak akan berlaku zalim terhadapmu
Proses mendidik hati bukan mudah seperti menenun kain yang indah, tapi perlukan kesabaran dan mujahadah.Ucapan yang baik akan keluar dari orang yang baik,ucapan yang keji akan keluar dari orang yang keji pula.Untuk mendapatkan sesuatu yang baik memang kita harus memperbaiki diri lebih baik. Tugas seorang hamba ke atas dirinya hanya membaiki dirinya sendiri tanpa terlalu memikirkan pengakhiran mendapat yang soleh ataupun sebaliknya. Kerana Allah tidak akan menzalimi orang yang sentiasa berusaha ke arah kebaikan.

“Sesungguhya Kami yang menurunkan Ad-dzikr,dan Kami pula yang menjaganya”.
Akan ada para penghafal-pengahafal Quran,ulama-ulama yang akan menjaga Quran sampai akhir zaman,dan ayat ini akan tetap berlaku sampai kahir zaman

”Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji dan laki-laki yang keji adalah untuk wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula).

Akan ada pula orang-orang yang berusaha memperbaiki diri,mebuat diri menjadi lebih baik dan mendapat pasangan yang baik,dan ayat ini tetap akan berlaku selama-lamanya
Wallahu Alam

Referensi: Tafsir Al Azhar ,Hamka,Annur ayat 26
Tafsir Al Quranul Azhim,Ibnu Katsir
Saatnya Menikah,Muttawali Syarawi