Jumat, 22 Mei 2015

Nasihat Imam Ghazali

Nasihat Imam Ghazali

NASIHAT IMAM AL-GHAZALI
Jika berjumpa dengan anak- anak anggaplah dia lebih mulia dari kita,
karna kanak2 ini belum banyak melakukan dosa daripada kita..
Apabila bertemu dengan orang tua, anggaplah dia lebih mulia daripada kita,
karna dia sudah lama beribadat..
Jika berjuampa dengan orang alim, anggaplah dia lebih mulia daripada kita
karna banyak ilmu yang telah mereka pelajari dan ketahui..
Apabila melihat orang jahil, anggaplah mereka lebih mulia daripada kita,
karna mereka membuat dosa dalam kejahilan,
sedangkan kita membuat dosa dalam keadaan mengetahui..
Jika melihat orang jahat, jangan anggap kita lebih mulia,
kerana mungkin sautu hari nanti dia akan insaf dan bertaubat atas kesalahannya..

Dialog Buya Hamka dengan Penghuni Gaib Rumahnya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bercerita hal mistis dalam buku terbarunya, "Selalu Ada Pilihan". Tulisan hal mistis ini memunculkan kehebohan karena media asing membicarakan kepercayaan seorang Presiden akan hal-hal yang berbau klenik.

Sebenarnya bukan hanya Presiden SBY yang pernah mengalami peristiwa mistis. Cerita serupa pun pernah dialami oleh almarhum Buya Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Buya Hamka). Cerita mistis yang dialami oleh Buya HAMKA ini diceritakan kembali oleh Irfan Hamka melalui novel yang berjudul: "Ayah...Kisah Buya Hamka". 

Kisah ini tertulis dalam novel, halaman 59 s/d 78, Bab Tiga, "Ayah Berdamai dengan Jin". Dituliskan, pada 1956, Buya Hamka dan seluruh keluarganya tinggal di rumah baru, tepatnya di Jalan Raden Fatah III, Kebayoran Baru, Jakarta. 

Di rumah baru itu, Buya Hamka sekeluarga sempat mengalami gangguan dari mahluk ghoib. Singkat cerita, karena sering mengalami gangguan oleh mahluk ghoib, akhirnya Buya Hamka mengajak seluruh keluarganya sholat sunnah dua rakaat, berdo'a kepada Allah SWT dan berdialog dengan mahluk ghoib itu.

"Besok malam kita coba menghubungi pemilik bunyi sesuatu itu," ujar Buya Hamka kepada keluarganya. 

Lalu pukul 23.00 malam, Buya Hamka mengajak anak-anaknya sudah bersiap. "Ayah mengajak abang-abangku untuk mengerjakan shalat sunah dua rakat. Setelah itu, terdengar ayah berdzikir, diikuti oleh semua yang hadir. Setelah berdzikir, terlihat mulut Ayah terus komat-kamit," tulis Irfan Hamka dalam novelnya, halaman 67.

Menjelang pukul 12 malam, lanjut Irfan Hamka, tiba-tiba terdengr suara cecak berbunyi bersahut-sahutan. Terdengarnya dari seluruh sudut rumah. 

Di kejauhan, dari arah depan rumah, terdengar suara ketukan seperti suara benda keras beradu dengan batu kerikil yang terdapat di sekeliling rumah. Mula-mula suaranya lemah, berangsur-angsur suara itu tambah nyaring, tutur Irfan Hamka.  

"Assalammu'alaikum, ya Abdillah, kami sengaja menunggu kehadiran Saudara untuk berkenalan. Bisa saudara mendengarnya? Bila bisa, tolong beri tanda tiga kali ketukan!," seru Buya Hamka dengan suara yang tidak terlalu keras dan tidak terlalu pelan.

Baru saja Ayah selesai bicara, terdengar tiga kali ketukan. "Tok-Tok-Tok," terdengar suara ghaib yang tak berbentuk namun terdengar seperti ketukan tongkat itu.

"Saya bangun rumah ini dengan susah payah dari hasil kerja keras dan keringat. Tidak mungkin saya tinggalkan rumah ini hanya karena sering saudara ganggu dan takut-takuti keluarga saya. Kalau memang itu maksud Saudara, coba beri tanda lagi dengan suara ketukan satu kali, kalau bukan, beri tanda dua kali ketukan," tutur Buya Hamka melanjutkan permintaannya.

Setelah agak lama tidak ada jawaban, suasana rumah pun semakin hening menunggu jawaban dari "suara gaib" itu. "Kalau ingin menakuti keluarga saya, saya sanggup mengusir saudara dari rumah saya," kata Buya Hamka dalam tulisan Irfan Hamka.

"Tok, Tok," terdengar "suara ghaib" berupa ketukan dua kali. sebagai jawabannya.

"Saya tidak mau melupakan kehendak Allah, karena kami sekeluarga beriman kepada Allah. Apa saudara beriman juga kepada Allah? Beri jawaban dengan ketukan satu kali," ujar Buya HAMKA melanjutkan permintaannya.

"Tok," terdengar suara ketukan satu kali. 

"Senang Saudara tinggal di rumah ini? Kalau tidak, tidak usah dijawab. Kalau senang, ketuk satu kali," lanjut Buya HAMKA.

"Tok," suara ghaib itu terdengar kembali.

"Mari kita diami rumah ini bersama-sama, saling menghormati. Saya telah serahkan keamanan rumah dan keluarga saya kepada Allah semata-mata. Tolong diamati dan diperhatikan. Setuju?," tutur Buya HAMKA lagi. 

Setelah itu, terdengar kembali ketukan tiga kali, "Tok, Tok, Tok," tulis Irfan Hamka. Kemudian, Buya HAMKA pun mengajak seluruh keluarganya untuk berdoka kepada Allah SWT.

I B U

Teman Para Nabi Di Surga


Nabi Musa AS bertanya kepada Allah SWT, “Ya Allah, tunjukkanlah kepadaku, siapa temanku nanti di surga?” Allah menurunkan wahyu, “hai Musa, orang pertama yang lewat didepanmu melalui jalan ini, itulah temanmu di surga.” Kemudian lewat seorang lelaki didepan Nabi Musa AS. Beliaupun mengikuti kemana lelaki itu melangkahkan kakinya sehingga memperoleh kehormatan menemani para nabi di surga. Setelah berjalan cukup jauh,  orang itu masuk kesebuah rumah, kemudian duduk di depan seorang wanita tua renta. Dia mengeluarkan beberapa potong daging dan memasaknya, kemudian ia suapkan kemulut wanita itu. Dan ia juga meminumkan air. Setelah itu ia keluar dari rumah dan bertemu dengan Nabi Musa AS.

Musa bertanya, “Siapa wanita itu?”

Lelaki itu menjawab, “Dia adalah ibuku”

Musa bertanya lagi, “Apakah dia selalu berdo’a untuknu?”

“Iya,” Jawab lelaki itu, “Dia selalu berdoa untukku hanya dengan satu doa.”

“Bagaimana doanya?” Musa penasaran

“Dia berkata dalam doanya, ‘Ya Allah, jadikanlah anakku bersama Musa bin Imran di surga.”

Kemudian Musa berkata, “Berbahagialah, doa itu telah dikabulkan. Aku adalah Musa bin Imran.”


http://kumpulan-kisah-islami.blogspot.com/2015/03/teman-para-nabi-di-surga.html#more

ADAB

Kiai Membawa Koper

Suatu hari datanglah seorang anak yang akan nyantri di Pondok Pesantren Lirboyo. Anak tersebut turun dari kendaraan, kebetulan KH. Abdul Karim, pengasuh Pondok Pesantren tersebut sedang berada di tepi jalan.
Karena penampilan beliau yang sederhana, serta merta calon santri tersebut meminta kepada beliau untuk membawa kopernya ke kamar. Beliaupun tidak keberatan dan mengantarkan koper tersebut ke kamar yang di inginkan oleh anak tersebut. Para santri yang mengetahui kejadian tersebut kaget bukan main. Namun santri baru yang tidak mengetahui bahwa yang dia suruh membawa kopernya adalah pengasuh pesantren tempat dirinya akan menuntut Ilmu, biasa-biasa saja.

Selang beberapa hari anak tadi terkejut ketika dia shalat berjamaah dan orang yang menjadi imam shalat adalah orang yang pernah ia perintah membawakan koper yang tak lain adalah KH. Abdul Karim.


Diambil dari buku 3 Tokoh Lirboyo

SETAN

Nabi SAW bersabda, “Setan mengikat kepala manusia ketika waktu tidur dengan tiga ikatan, apa bila kalian bengun tidur lalu menyebut nama Allah, maka lepaslah lkatan pertama. 
Lalu jika kalian berwudu, maka ikatan keduapun akan terlepas, dan apabila kalian mengerjakan sholat, maka lepaslah ikatan terakhir. (Namun) apabila kalian tidak mengerjakan (ketiga hal tersebut), maka setan akan mengencingi telinga kalian. ”



Diambil dari kitab Dzurratun NashihĂ®n, Hal 121R

Istri Shalehah Dan Buah Kejujuran

Istri Shalehah Dan Buah Kejujuran


Di kota makkah terdapat seorang laki-laki fakir yang memiliki istri Shalihah. Suatu saat si istri berkata kepada suaminya, “kita tidak memiliki sesuatu apapun (untuk dimakan).”

Lantas lelaki itu keluar ke tanah Haram. Sampai akhirnya ia menemikan kantong berisi uang sebanyak 1.000 Dinar. Dengan perasaan senang lelaki itu memberitahukan kepada istrinya. Namun si istri tidak senang sama sekali, si istri malah berkata, “Temuan tanah haram harus kita umumkan (Tidak boleh diambil).” Sepontan lelaki itu keluar untuk mengumumkan apa yang ditemukannya.

Ketika hendak mengumumkan barang temuannya itu, ia mendengar ada pengumuman yang menyatakan bahwa  seseorang sedang mencari kantong yang hilang dengan isi 1.000 dinar. Dengan penuh kemantapan, tanpa memikirkan keadaan keluarga dirumah, si lelaki ini memberikan barang temuannya kepada si pemilik.

“Abillah 9.000 dinar ini,” kata orang yang mengumumkan tanpa mengambil uang yang 1.000 dinar.

“Apakah kamu mengejekku?” kata si penemu uang.

“Tidak, demi Allah! Ketahuilah, bahwa ada seorang laki-laki dari Irak telah memberiku uang sebanyak 10.000 dinar, dan ia berkata padaku, ‘buanglah yang 1.000 dinar ke tanah haram, kemudian umumkanlah. Jika si penemu mengembalikan maka berilah semuanya. Karena itu termasuk orang yang di percaya. Sebab orang yang amanah tidak hanya memakannya tapi juga mensedekahkannya, maka sedekah kita akan di terima sebab amanahnya.’”


Diambil dari kitab Wahjatul-Wasâîl

Karena Mengagungkan Guru

Karena Mengagungkan Guru


Asa seorang ulama di kota Bukhara yang sedang mengajar murid-muridnya di mejlis ilmu.  Di tengah berjalannya pelajaran, si ulama secara tidak sengaja melihat ke sebrang jalan dan ternyata ada seorang anak kecil yang sedang bermain. Karena melihat anak kecil itu si ulama berdiri.

Tanpa mengetahui sebab berdirinya sang guru, murid-murid merasa heran dan bertanya, “Wahai Ustadz, apakah diluar ada sesuatu yang membahayakan bagi keselamatan anda?”

“(Tidak) Aku berdiri seperti ini karena aku melihat putra guruku yang sedang bermain disebrang jalan,” sambil memberi isarat ke arah yang dimaksud, “Ketahuilah, aku berdiri ini karena mengagungkan guruku”.


Ta’limul Muta’allim

http://kumpulan-kisah-islami.blogspot.com/2015/03/karena-mengagungkan-guru.html#more

10 Macam Pembunuh Hati

10 Macam Pembunuh Hati


Dahulu ketika orang-orang berkumpul dengan Ibrahim bin Adham ada yang bertanya, “Wahai Abu Ishaq, kenapa doa kami tidak dikabulakn oleh Allah?
Maka beliau menjawab, “Itu sebab matinya hati kalian oleh sepuluh perakara:
Pertama: kalian mengetahui Allah namun tidak memenuhi hak-hak-Nya.

Kedua: Kalian berkeyakinan cinta pada Rosulullah SAW, tetapi meninggalkan sunah-sunahNya.

Ketiga: kalian membaca al-Quran tapi tidak mengamalkan isinya.

Keempat: kalian makan dari nikmat-nikmat Allah namun tidak mensyukuri-Nya.

Kelima: kalian mengatakan setan adalah musuh tetapi tidak menyimpang darinya.

Keenam: kalian mengatakan bahwa surge itu benar adanya namun tidak berbuat sesuatu yang biasa membawa kepadanya.

Ketujuh: kalian katakana bahwa neraka juga benar adanya tetapi tidak lari darinya.

Kedelapan: kelian mengatakan bahwa kematian benar adanya akan tetapi tidak mempersiapkan 
bekal untuknya.

Kesembilan: kalian bangun dari tidur hanya menyibukkan diri menghitung aib orang lain dan melupakan aib kalian sendiri.

Kesepuluh: kalian mengubur mayat saudara-saudara kalian yang meninggal akan tetapi tidak mengambil pelajaran darinya”.


Diambil dari kitab: al-Jawahir al-Lu’lu’iyah fi syarhil-Arba’in an-Nawawiyah, hal. 110

Tips Dari Nabi Agar Murah Rejeki

Tips Dari Nabi Agar Murah Rejeki


Suatu hari Nabi didatangi oleh seorang lelaki yang hendak mengadukan problem ekonomi keluarganya. Ia sampaikan pada Nabi bahwa ekonomi keluarganya yang kurang lancar, bahkan kebutuhan sehari-harinya yang nyaris kurang.Nabi pun member saran pada laki-laki tersebut, “Ucapkanlah salam setiap memasuki rumahmu, bersalawatlah untukku, dan bacalah surah al-Ikhlas.”
Sepulangnya dari rumah nabi, lelaki itu langsung mengamalkan apa yang disarankan pada dirinya.Alhasil, dengan berjalannya waktu, ekonomi keluarga lelaki itu menjadi lancar, bahkan ia bisa membantu tetangganya yang kekurangan.


Diambil dari kitab: Sab’ah Kutub MufĂ®dah


http://kumpulan-kisah-islami.blogspot.com/search?updated-max=2015-04-03T21:44:00-07:00&max-results=7&start=7&by-date=false#.VV8iwdLtmkq

Ketika Salman al-Farisi Menjadi Gubernur



Diceritakan bahwa Salman al-Farisi pernah menjabat sebagai Gubernur Mada’in. tetapi, ketika menjabat Gubernur, ia sangat rendah hati hingga apabila ada orang bertemu dengannya akan menyangka sebagai rakyat biasa karena Salman al-Farisi makan dan minum dari hasil keringatnya sendiri, yaitu wiraswasta.
Pada suatu hari, ketika Salman al-Farisi berjalan dijalan umum. Lalu ia bertemu dengan seorang laki-laki yang baru datang dari Syam dan sedang membawa buah Tin dan Kurma. Lalu, lelaki itu melihat sekelilingnya dan berharap semoga saja ia mendapati seseorang yang bisa membantunya untuk memikul barang bawaannya tersebut. Akhirnya, pandangannya tertuju pada seorang laki-laki seperti rakyat jelata pada umumnya dengan penampilan yang sangat sederhana (yang ternyata Salman al-Farisi) maka ia pun segera memintanya untuk membantu memikulkan barangnya tersebut hingga sampai dirumah dan lelaki  itu juga berjanji akan memberikan upah atas jasa pikulnya tersebut.

Lalu, lelaki yang baru datang dari Syam tersebut segera memanggil lelaki yang terlihat sederhana hingga datang menghampirinya, lalu berkata, “tolong bawakan barangku ini!” karena dimintai tolong, Salman al-Farisi pun membantu memikulkan barang bawaan lelaki tersebut dan keduanya jalan bersama. Tetapi belum lama berjalan, keduanya bertemu dengan sekelompok orang dan Salman al-Farisi segera mengucapkan salam kepada mereka, lalu dijawab oleh mereka sambil berhenti sebentar, “Wa’alaikum Salam Ya Gubernur!

Assalamu’alaikum juga untuk Gubernur? Gubernur mana yang dimaksud mereka itu?” gumam lelaki saudagar itu dalam hatinya.

Tapi, belum lagi terjawab kebingungannya, lelaki saudagar  itu sudah ditambah dengan kebingungan lainnya, yaitu ketika ia melihat beberapa orang yang hendak membantu untuk memikulkan baan lelaki berpenampilan sederhana itu, seraya berkata, “Anda jangan sampai berbuat seperti ini, Gubernur!” akhirnya lelaki saudagar itu sadar bahwa orang yang membantunya memikulkan barang bawaan adalah Gubernur Mada’in, Salman al-Farisi. Tidak ayal lagi, kata-kata maaf dan penyesalan kepada Salman segera terlontar dari mulut lelaki saudagar itu. Lalu ia juga segera mendekati Salman al-Farisi untuk menurunkan barang bawaannya tersebut, tetapi Salman malah menggoyangkan kepalanya seraya menolak dan berkata, “tidak akan aku turunkan kecuali kamu sudah sampai dirumahmu.

Sedekah


Sedekah itu Ibarat Orang Makan dan Buang Air Besar
apabila makan tak buang air besar apa yg terjadi
setelah buang air besar jangan diingat lagi apapun bentuknya
begitu juga sedekah, Rizki akan datang apabila kran sudah kita buka
kalaupun saat ini Rizki mengalir lancar tanpa sedekah
sudah terbukti bahwa apa yg dimiliki hanya sebagai biaya berobat belaka
hmmmm mana yg akan dipilih.......
terserah Anda