Jumat, 15 Januari 2016

7 Mamfaat Istighfar

7 Manfaat dari Istighfar
Pada umumnya, kalau orang mau melakukan suatu amalan, akan lebih semangat lagi kalau mengetahui manfaat dari melakukan amalan tersebut. Tidak salah dan sangat manusiawi, juga belum tentu dinamakan tidak ikhlas. Toh, banyak juga ayat-ayat dalam Al Quran yang isinya menjelaskan tentang suatu ibadah yang apabila ibadah tersebut dilakukan maka kita akan mendapatkan hadiah tertentu dari Allah.

Begitu juga, jika kita  dianjurkan beristighfar, maka tentu saja ada banyak hadiah, rahasia, keajaiban dan manfaat yang akan dirasakan oleh mereka yang suka dan rutin membacanya. Apa-apa saja rahasia istighfar yang bisa Anda peroleh setelah Anda rutin membacanya ?

1. Allah akan memberikan ampunan
Hal ini berdasarkan ayat Al Quran surat Nuh ayat 10.

فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا

"Maka aku katakan kepada mereka, beristighfarlah kamu kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun"

2. Menurunkan hujan saat dibutuhkan
Jika kita mengalami musim kemarau yang berkepanjangan, maka dianjurkan untuk shalat istisqa dan banyak-banyak beristighfar. Insya Allah, hujan akan segera turun dengan derasnya. Jika hujan telah dianugerahkan, maka nikmat lainya akan berdatangan seperti tanah yang subur, tumbuhan yang banyak buahnya serta hewan-hewan yang gemuk, tercukupinya kebutuhan hidup manusia, kesehatan serta anak-anak yang banyak dan sholeh.

وَيَا قَوْمِ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا

"Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu.."
(Q.S Hud : 52)

3. Allah memberikan kenikmatan yang banyak
Yakinlah bahwa dengan mendawamkan istighfar, kenikmatan akan datang terus menerus.

وَأَنِ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ يُمَتِّعْكُمْ مَتَاعًا حَسَنًا إِلَىٰ أَجَلٍ مُسَمًّى

"Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya. (Jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan..."
(Q.S Hud : 3)

4. Allah akan menurunkan rahmat

قَالَ يَا قَوْمِ لِمَ تَسْتَعْجِلُونَ بِالسَّيِّئَةِ قَبْلَ الْحَسَنَةِ لَوْلَا تَسْتَغْفِرُونَ اللهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

"Dia berkata: "Hai kaumku, mengapa kamu minta disegerakan keburukan sebelum (kamu minta) kebaikan? Hendaklah kamu meminta ampun kepada Allah, agar kamu mendapat rahmat".
(QS.An naml : 46).

5. Jauh dari azab Allah

وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَأَنْتَ فِيهِمْ وَمَا كَانَ اللَّهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُونَ

"Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun".
(QS.Al-anfal : 33).

6. Allah memberikan kelapangan dari kesulitan

"Barangsiapa beristighfar secara rutin, pasti Allah memberinya jalan keluar dalam kesempitan dan memberi rezeki yang tiada terhingga padanya."
(HR.Abu Daud).

7. Allah akan memberikan rezekinya dari arah yang tidak disangka-sangka.

"Barangsiapa yang senantiasa beristighfar, maka Allah akan memberikan kegembiraan dari setiap kesedihannya, dan kelapangan bagi setiap kesempitannya dan memberinya rizki dari arah yang tiada disangka-sangka."
(HR.Abu Daud, Ibnu Majah dan Ahmad)

Mudah-mudahan kita bisa sering istighfar setelah membaca penjelasan di atas. Aamiin

Penyebab Hilangnya Berkah dan Rezeki Dalam Rumah tangga

Penyebab Hilangnya Berkah dan Rezeki Dalam Rumah tangga

1. Sering bertengkar.
Suami istri janganlah suka bertengkar apalagi perkara ekonomi. Berdiskusi dan menemukan jalan keluar itu lebih baik. Bila pasangan tidak ridho antara satu sama lain, di situlah rezeki akan mejauh.

2. Mengeluh dan merasa anak-anak sebagai beban.
Berikanlah kasih sayang kepada anak-anak karena setiap anak adalah rezeki Allah SWT. Namun ibu dan ayah juga harus mengusahakan rezeki untuk anak-anak tanpa mengeluh dan rasa terbeban.

3. Tidak bersyukur
Kurangi mengeluh dan banyakkan bersyukur dengan apa yang dimiliki tidak peduli banyak atau sedikit karena syukur itu adalah kunci rezeki yang melimpah ruah.

4. Kikir dengan pasangan dan anak-anak.
Jangan terlalu berhitung-hitung untuk mempermudah hal yang baik untuk keluarga. Harus ada kompromi dan memahami sesama pasangan karena rezeki yang Allah SWT berikan adalah untuk dibagikan.

5. Tidak bisa mengontrol emosi dan amarah.
Jangan meninggikan suara dan gunakan kata-kata yang baik saja bersama suami, istri dan juga anak-anak. Sayangilah dengan sepenuh hati.

6. Kurang sabar.

Bersabarlah dalam menangani suami, istri dan anak-anak. Bahkan terkadang sesuatu itu kita tidak sukai. Tapi, tetap harus bersabar dan mengerti kondisi pasangan dan anak. Meminta saran dan cari solusi secara baik. Banyakkan bersabar karena sabar itu membawa berkah dan rezeki.

7. Kurang berdoa.

Sentiasalah mendoakan yang baik-baik untuk suami, istri dan anak-anak. Selalu ingatkan mereka dalam doa dan juga sepanjang hari karena kekuatan doa itu adalah luar biasa.

Semoga artikel Penyebab Hilangnya Berkah dan Rezeki Dalam Rumah tangga dapat berguna untuk kita semua.
Bagikan kepada sahabat-sahabat Anda!

Meminta Nafkah Anak Kepada Mantan Suami setelah Bercerai Nafkah dari Mantan Suami

Meminta Nafkah Anak Kepada Mantan Suami setelah Bercerai
Nafkah dari Mantan Suami

Bolehkah meminta uang kepada mantan suami untuk nafkah anak?
Dari Titin
Jawaban:
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,
Setiap manusia – selain Adam, Hawa, dan Isa–, tercipta dari satu ayah dan satu ibu. Karena itu, dalam aturan agama apapun, tidak ada istilah mantan anak, atau mantan bapak, atau mantan ibu. Karena hubungan anak dan orang tua, tidak akan pernah putus, sekalipun berpisah karena perceraian atau kematian.
Berbeda dengan hubungan karena pernikahan. Hubungan ini bisa dibatalkan atau dipisahkan. Baik karena keputusan hakim, perceraian, atau kematian.
Di sinilah kita mengenal istilah mantan suami, atau mantan istri.
Dalam islam, kewajiban memberi nafkah dibebankan kepada ayah, dan bukan ibunya. Karena kepada keluarga, wajib menanggung semua kebutuhan anggota keluarganya, istri dan anak-anaknya.
Kemudian, dalil khusus yang menunjukkan bahwa ayah wajib memberi nafkah anaknya adalah kasus Hindun bersama suaminya, Abu Sufyan.
Abu Sufyan tidak memberikan nafkah yang cukup untuk Hindun dan anaknya. Kemudian beliau mengadu kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Saran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
خُذِي مَا يَكْفِيك وَوَلَدَك بِالْمَعْرُوفِ
Ambillah harta Abu Sufyan yang cukup untuk dirimu dan anakmu sewajarnya. (HR. Bukhari 5364 dan Muslim 1714).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengizinkan istri untuk mengambil harta suaminya di luar pengetahuan suaminya, karena suami tidak memberikan nafkah yang cukup bagi istri dan anaknya. Ini menunjukkan bahwa dalam harta suami, ada bagian yang wajib diberikan kepada istri dan anaknya.
Ketika terjadi perceraian dan masa iddah sudah selesai, wanita yang dulunya menjadi istri, kini berubah status menjadi mantan istri. Tali pernikahan sudah putus, bukan lagi suami-istri. Sehingga dia tidak wajib dinafkahi oleh mantan suaminya.
Namun hak nafkah bagi anak, tidak putus, sehingga ayah tetap berkewajiban menanggung semua kebutuhan anak, sekalipun anak itu tinggal bersama mantan istrinya.
Imam Ibnul Mundzir mengatakan,
وَأَجْمَعَ كُلُّ مَنْ نَحْفَظُ عَنْهُ مَنْ أَهْلِ الْعِلْمِ , عَلَى أَنَّ عَلَى الْمَرْءِ نَفَقَةَ أَوْلادِهِ الأَطْفَالِ الَّذِينَ لا مَالَ لَهُمْ . وَلأَنَّ وَلَدَ الإِنْسَانِ بَعْضُهُ , وَهُوَ بَعْضُ وَالِدِهِ , فَكَمَا يَجِبُ عَلَيْهِ أَنْ يُنْفِقَ عَلَى نَفْسِهِ وَأَهْلِهِ كَذَلِكَ عَلَى بَعْضِهِ وَأَصْلِه
Ulama yang kami ketahui sepakat bahwa seorang lelaki wajib menanggung nafkah anak-anaknya yang masih kecil, yang tidak memiliki harta. Karena anak seseorang adalah darah dagingnya, dia bagian dari orang tuanya. Sebagaimana dia berkewajiban memberi nafkah untuk dirinya dan keluarganya, dia juga berkewajiban memberi nafkah untuk darah dagingnya. (al-Mughni, 8/171).
Bolehkah mantan istri meminta mantan suaminya untuk menafkahi anaknya?
Tidak hanya boleh, bahkan mantan istri boleh nuntut mantan suaminya untuk menafkahi seluruh kebutuhan anaknya. Jika mantan suami tetap tidak bersedia, mantan istri bisa menggunakan kuasa hukum untuk meminta hak anaknya.
Kepada para suami,
Ingat bahwa anak anda tetap anak anda, sekalipun anda bercerai dengan ibunya. Dia bagian dari darah daging anda. Jangan sia-siakan dia, karena semua akan anda pertanggung jawabkan kelak di hari kiamat.
Ketika anda tidak memberikan nafkah kepada anak anda, sehingga dia dinafkahi orang lain, ini tanda bahwa anda tipe lelaki yang tidak bertanggung jawab, yang merepotkan orang lain.
Dan status harta orang lain yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan anak anda, adalah utang bagi anda. Jika tidak sekarang diselesaikan, bisa jadi akan berlanjut di akhirat.
Jangan karena perceraian dan kebencian anda terhadap mantan istri, kemudian anda tularkan ke anak anda, yang bisa jadi, dia sama sekali tidak memahami masalah anda.
Wahb bin Jabir menceritakan, bahwa mantan budak Abdullah bin Amr radhiyallahu ‘anhu pernah pamit kepadanya, “Saya ingin beribadah penuh sebulan ini di Baitul Maqdis.”
Sahabat Abdullah bin Amr radhiyallahu ‘anhu, langsung bertanya kepada beliau, “Apakah engkau meninggalkan nafkah untuk keluargamu yang cukup untuk makan bagi mereka selama bulan ini?”
“Belum.” Jawab orang itu.
“kembalilah kepada keluargamu, dan tinggalkan nafkah yang cukup untuk mereka, karena saya mendengar, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
كفى بالمرء إثماً أن يضيع من يقوت
“Seseorang dianggap melakukan dosa, jika dia menyia-nyiakan orang yang orang yang wajib dia nafkahi.” (HR. Ahmad 6842, dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).
Dalam riwayat lain dinyatakan,
إِنَّ الله سائل كل راع عما استرعاه: أحفظ أَمْ ضَيَّعَ، حَتَّى يَسْأَلَ الرَّجُلَ عَنْ أَهْلِ بيته
Allah akan bertanya kepada setiap pemimpin tentang rakyatnya, apakah dia jaga ataukah dia sia-siakan. Hingga seorang suami akan ditanya tentang keluarganya. (HR. Ibnu Hibban 4493 dan dihasankan oleh al-Albani).
Allahu a’lam.
Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina KonsultasiSyariah)

Ya Allah

Hanya karna kesalahan Hamba sendirilah Ya Allah hingga setiap Do'a yg hamba mohon pada Mu Engkau tunda Alhamdulillah
Adapun kemampuan sabar yang hamba miliki hanya sedikit Nikmat dan karunia dari jutaan nikmat dan karunia yang hamba lalai untuk memsyukurinya
Maka ampunilah hamba ya Robb
Jadikan hambamu ini sebagai hamba yg biasa bersyukur atas semua nikmat dari Mu
Aamiin

Wahai Rasulullah, Aku Ini Lelaki yang Tidak Laku

Wahai Rasulullah, Aku Ini Lelaki yang Tidak Laku

PENDEK Jelek. Hitam. Tidak berharta. Julaibib namanya. Namun dia adalah seorang sahabat Rasulullah yang mulia. Sangat malu dan minder ketika tiba-tiba Rasulullah menawarinya untuk menikah. Karena tahu diri. Namun Rasulullah menenangkannya. Hingga suatu ketika, bertemulah Rasulullah dengan salah seorang sahabatnya.
“Aku ingin meminang puterimu.” kata Rasulullah. Sahabat itu sangat bahagia. Siapa yang tidak bahagia ketika puterinya menjadi istri Nabi.
“Baiklah wahai Rasulullah, ini merupakan sebuah penghormatan bagi kami.” jawab sahabat itu dengan sangat riang.
“Bukan untukku. Tapi untuk Julaibib.” kata Nabi.
“Julaibib??? Julaibib???” katanya dengan kaget. Wajahnya
berubah. Tidak lagi ceria seperti sebelumnya.
“Namun aku harus bermusyawarah dulu dengan ibunya.” Lanjutnya.
“Julaibib??? Julaibib???” kata sang istri terkejut saat mendengar berita dari suaminya. Terbayang dengan jelas dalam benak wanita itu
sosok lelaki yang pendek. Jelek. Hitam. Dan tidak berharta. Dia yang akan menjadi menantunya nanti. Apa kata orang-orang, pikirnya.
Putrinya yang menyimak percakapan kedua orang tuanya dari bilik kamar segera keluar. “Ayah, ibu, bagaimana mungkin engkau menolak pilihan
Rasulullah? Bukankah Allah berfirman, Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mu’min dan tidak (pula) bagi perempuan yang mu’min, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka?” jelas gadis itu. “Ayah, ibu, aku akan menikah dengan laki-laki pilihan Nabi?” lanjutnya tegas.
Merekapun menikah. Hingga suatu pagi, datang seruan untuk berjihad. Melawan kaum musyrikin di medan Uhud. Julaibib mendengar seruan itu. Iapun memenuhi panggilan Rasulullah saw. untuk pergi berjihad.
Selesai perang Uhud, Rasulullah mengumpulkan para sahabatnya. “Kalian kehilangan siapa hari ini?” tanya Rasulullah. Ada sahabat yang menjawab, “Kami kehilangan Hamzah!” Ada yang berkata, “Kami kehilangan Mush’ab!” Yang lain berkata, “Kami kehilangan Yaman!” Ada pula yang mengatakan, “Kami kehilangan ‘Amr bin Jamuh!”
“Namun, aku kehilangan Julaibib! Carilah Julaibib sekarang!” kata Rasulullah. Para sahabat mencari Julaibib. Hingga akhirnya Julaibib ditemukan meninggal dunia diantara tujuh orang musyrikin. Para sahabat mengabarkan kepada Rasulullah, bahwa Julaibib meninggal diantara tujuh orang musyrikin. Dia membunuh tujuh orang musyrikin, kemudian dirinya terbunuh. Meninggal sebagai syuhada’.
“Dia adalah bagian dariku, dan aku bagian darinya! Dia adalah bagian dariku, dan aku bagian darinya! Dia adalah bagian dariku, dan aku bagian darinya!” kata Rasulullah menanggapi kabar kematian Julaibib. Seberuntung Julaibib mendapatkan bidadari. Tak disangka, tak diduga, Rasulullah
meminangkan untuknya seorang wanita yang cantik, kaya, dan berkelas. Asyiknya lagi ketika wanita itu menerima lamaran Rasulullah, tanpa berat hati. Padahal dia sangat tahu seperti apa lelaki calon pendamping hidupnya. Julaibib. Ya, ‘hanya’ Julaibib.
Namun wanita itu sangat percaya, seperti apapun fisik Julaibib, dia adalah lelaki yang direkomendasikan Rasulullah. Pasti berkualitas. Pasti hebat. Pasti lelaki sejati. Keimanan yang luar biasa. Apapun yang dipilihkan oleh Allah dan Rasul-Nya, itu
pasti yang terbaik. Dan ternyata benar. Boleh tampang pas-pasan, tapi kualitas berani diadu. Kualitas agama Julaibib tidak sesederhana penampilannya. Sangat luar biasa. Terbaca dari dialognya bersama Rasulullah saw. saat ditawari untuk menikah. Julaibib berkata, “Wahai Rasulullah, aku ini lelaki yang tidak laku.” Namun Rasulullah saw. segera menjawab, “Tapi kamu di sisi Allah laku.”
Keimanan dan loyalitas Julaibib kepada Islam setelah menikah kembali diuji. Kali ini sangat membingunkan. Diajak Rasulullah saw. pergi berjihad ke medan Uhud. Tak bisa dibayangkan tentunya, jejaka yang telah lama merindukan untuk menikah, akhirnya bisa menikah, namun datang seruan untuk berperang. Bingung, itu manusiawi. Belumlah habis menikmati madu kebersamaan dengan sang istri, kini laga jihad telah menanti.
Bersenang-senang dengan wanita yang telah lama didambakan? Atau ikut berperang bertaruh nyawa? Tarikan duniawi sangat kuat, namun ketika orientasi akhirat lebih kuat maka urusan agama tetap diunggulkan. Disinilah istimewanya Julaibib. Meskipun telah menikah, namun urusan agama
tetap diprioritaskan. Perintah Allah dan Rasulullah tetap nomor satu, tidak tergantikan. Ia pun membeli senjata, kuda dan pakaian perang, lalu ikut bersama pasukan Rasulullah ke padang Uhud. Tanpa berat hati. Dengan penuh keikhlasan. Dan yakin akan janji Allah kepada keluarga orang yang beriman.
Sesunggunya, nilai mahal manusia ada pada ketakwaannya. Allah berfirman:
“Sesungguhnya yang paling mulia diantara kalian di sisi Allah adalah yang paling bertakwa diantara kalian.” (QS. al-Hujurat: 13)
Oleh sebab itu, agama harus menjadi barometer utama dalam memilih pasangan. Silahkan menetapkan kriteria yang banyak sekalipun, namun tetap jadikan
kualitas agama sebagai kriteria yang diutamakan diatas yang lainnya. Jangan terpedaya dengan tampilan, karena itu bukan jaminan. Karena tampilan yang kita miliki adalah takdir, sedangkan kualitas agama adalah hasil dari proses setiap orang yang tidak semua mampu mendapatkannya.
Dari Abu Hurairah ra. berkata, sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda: “Boleh jadi, orang yang tidak menarik dan selalu ditolak (tidak laku), namun sekali berdoa maka Allah langsung perkenankan doanya.” (HR. Muslim, no. 2622, 4/2024).
Pantaslah jika kemudian Allah mengkaruniakan bidadari di dunia kepada Julaibab. []
Sumber: E-Book Kemanakah Kulabuhkan Hati ini/Herfi Ghulam Faizi, Lc/2012