Rasulullah ` bersabda,“Sesungguhnya tiap-tiap kalian dikumpulkan penciptaannya dalam rahim ibunya selama 40 hari berupa nutfah, kemudian menjadi ‘Alaqah (segumpal darah) selama itu juga lalu menjadi Mudhghah (segumpal daging) selama itu juga, kemudian diutuslah Malaikat untuk meniupkan ruh kepadanya lalu diperintahkan untuk menuliskan 4 kata: Rezeki, Ajal, Amal dan Celaka/bahagianya. maka demi Allah yang tiada Tuhan selainnya, ada seseorang diantara kalian yang mengerjakan amalan ahli surga sehingga tidak ada jarak antara dirinya dan surga kecuali sehasta saja. kemudian ia didahului oleh ketetapan Allah lalu ia melakukan perbuatan ahli neraka dan ia masuk neraka. Ada diantara kalian yang mengerjakan amalan ahli neraka sehingga tidak ada lagi jarak antara dirinya dan neraka kecuali sehasta saja. kemudian ia didahului oleh ketetapan Allah lalu ia melakukan perbuatan ahli surga dan ia masuk surga.”(HR Bukhari, No. 3208 dan HR Muslim No. 2643)
Selasa, 26 Mei 2015
Kisah Seorang Istri Yang Setia Menjaga Amanah Suaminya, Subhanallah
Kisah Seorang Istri Yang Setia Menjaga Amanah Suaminya, Subhanallah....
Tersebutlah seorang istri yang amat taat pada suaminya. Suatu hari sang suami pamit hendak berangkat pergi berjihad fisabillah. Sebelum berangkat sang suami berpesan kepada istrinya.
"Wahai Istriku..aku akan pergi jihad....aku berpesan sebelum aku pulang kerumah, janganlah engkau pergi keluar rumah". Setelah itu berangkatlah sang suami.
Hari demi hari telah berlalu hingga suatu hari datanglah seorang utusan yang menyampaikan kabar tentang ibu sang wanita itu.
" Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh" ucap utusan itu.
" Waalaikum salam warahmatullahi wabarakatuh" jawab Istri itu.
" Ibu anda sekarang sedang sakit keras, jenguklah ia"
" Maaf, saya tidak bisa datang karena suamiku belum pulang dan aku tidak di ijinkan keluar rumah sebelum suamiku datang, jadi sampaikan saja salam untuk ibu saya" jawab istri itu menolak ajakan sang utusan. Lalu pulanglah utusan itu.
Besoknya utusan itu datang lagi
" Ibu anda sekarang sekarat, jenguklah ia !!"
" Tentu saya ingin datang ke sana, tapi suami saya belum pulang, jadi sampaikan permintaan maaf saya untuk ibu".
Lalu utusan itu kembali pulang.
Dan besoknya utusan itu kembali lagi
"Ibu anda sekarang meninggal, datanglah untuk yang terakhir kali sebelum ibu anda di kubur"
" Maaf sekali lagi maaf, suami saya belum pulang dan saya tidak dapat keluar rumah tanpa seijinya"
Lalu pulangkah utusan itu dengan perasaan kesal dan heran. Karena saking kesalnya lalu diadukannya lah perkara tersebut kepada Rasulullah SAW.
" Ya Rasul !! agaknya si wanita itu benar2 keterlaluan" ucap sang utusan itu dengan nada sedikit marah.
" Ada apa wahai Saudaraku? " tanya Rasulullah SAW.
" Bagaimana tidak ya Rasul, dari mulai ibunya sakit, sekarat hingga akhirnya sekarang meninggal, wanita itu tidak mau datang menjenguk ibunya !!"
" Kenapa dia tidak mau datang?" tanya Rasulullah SAW.
" Wanita itu mengatakan bahwa ia tidak di ijinkan keluar rumah sebelum sang suami pulang".
Mendengar jawaban itu Rasulullah hanya tersenyum lalu bekata.
" Dosa Sang Ibu yang telah wafat itu telah diampuni oleh ALLAH SWT karena beliau memiliki putri yang sangat taat kepada suaminya".
subhanallah, semoga kisah ini bisa memberi manfaat bagi kita, terutama bagi para istri dan para calon-calon istri
Banyak Memberi Berarti Menerima Lebih Banyak
Banyak Memberi Berarti Menerima Lebih Banyak
Ilmu ke tujuh untuk menjadi kaya berikut akhir-akhir ini terdengar sangat klise. Disamping mulai banyak ustadz-ustadz di televisi yang mendakwahkannya, di toko buku Gramedia juga mulai banyak buku-buku motivasi dan spiritual yang membahas mengenai hal ini. Akhirnya di internet pun kisah mengenai kekuatan ilmu yang satu ini juga semakin marak.
Ilmu yang ketujuh ini adalah :
"Siapa Yang Memberi Pasti Menerima"
Semakin Banyak Memberi, Semakin Banyak Menerima
Dalam bahasa agama sering disebut dengan sedekah. Kami yakin ini bukan pertama kalinya Anda mendengar mengenai kekuatan dari ilmu ini. Dan barangkali Anda pun yang membaca artikel ini sudah membuktikan sendiri mengenai kedahsyatan ilmu yang satu ini.
Dalam sebuah buku motivasi karya Jamil Azzaini dan rekan yang berjudul "Kubik Leadership" dijelaskan bahwa di alam semesta ini terdapat hukum kekekalan energi. Energi tidak perrnah hilang, hanya berubah wujud dari bentuk yang satu ke bentuk yang lain. Ini yang menjadi salah satu dalil dilihat dari sudut pandang metafisika bahwa jika kita memberi dengan hati yang ikhlas, energi positif dari sedekah dengan hati yang ikhlas tersebut akan terlepas dari kita dan menyebar ke alam semesta sampai akhirnya energi positif itu akan kembali lagi kepada kita suatu saat dengan jumlah yang sama atau lebih besar.
Joe Vitale salah seorang motivator kondang asal Amerika Serikat yang juga menjadi salah satu Guru dari film The Secret yang dulu sempat heboh di beberapa negara termasuk Indonesia bahkan membuat satu buku khusus mengenai kekuatan dari memberi dengan hati yang ikhlas dalam buku yang berjudul "The Greatest Money-Making Secret In History". Dikatakan di buku itu bahwa memberi atau membantu dengan ikhlas bisa dipastikan akan membuat orang yang memberi tersebut semakin banyak menerima, bahkan seringkali jumlah yang diterima adalah lebih banyak. Syarat yang diberikan di sini adalah tidak hanya asal memberi, tapi diperlukan syarat mutlak yaitu perasaan ikhlas ketika memberi. Hal ini berhubungan dengan mekasnisme spiritualias dan metafisika yang memang mensyaratkan apabila kita ingin menerima energi positif lebih banyak maka berikanlah energi positif juga yang banyak pula. Mungkin ada yang bingung dengan penjelasan spiritual dan metafisika, ya kami sendiri tidak ingin menjelaskan lebih lanjut pada postingan ini, pokoknya penjelasan dari Joe Vitale dan Jamil Azzaini ya begitu itu.
Sekarang dari dalil agama Islam bagaimana?
Oh ya sudah pasti ada, dan memang syariat sedekah itu memang mengharuskan ikhlas ketika akan memberi. Karena sedekah itu kan perintah agama, kita memberi karena diperintahkan agama, niatnya ya untuk mematuhi perintah Allah SWT dan Rasul SAW. Dari situ saja sebenarnya kadar spiritual nya sudah sangat tinggi, sehingga wajar apabila ketika kita sedekah dengan ikhlas maka hasilnya kita akan menerima lebih banyak.
Dalil sedekah dari Al-Qur'an diantaranya
مَنْ ذَا الَّذِي يُقْرِضُ اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا فَيُضَاعِفَهُ لَهُ أَضْعَافًا كَثِيرَةً ۚ وَاللَّهُ يَقْبِضُ وَيَبْسُطُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ
"Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan meperlipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan." (Al Baqarah : 245)
مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ ۗ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
"Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui." (Al Baqarah : 261)
الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ثُمَّ لَا يُتْبِعُونَ مَا أَنْفَقُوا مَنًّا وَلَا أَذًى ۙ لَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
"Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan si penerima), mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati." (Al Baqarah : 262)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُبْطِلُوا صَدَقَاتِكُمْ بِالْمَنِّ وَالْأَذَىٰ كَالَّذِي يُنْفِقُ مَالَهُ رِئَاءَ النَّاسِ وَلَا يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ۖ فَمَثَلُهُ كَمَثَلِ صَفْوَانٍ عَلَيْهِ تُرَابٌ فَأَصَابَهُ وَابِلٌ فَتَرَكَهُ صَلْدًا ۖ لَا يَقْدِرُونَ عَلَىٰ شَيْءٍ مِمَّا كَسَبُوا ۗ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْكَافِرِينَ
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir." (Al Baqarah : 264)
"Dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya karena mencari keridhaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka hujan gerimis (pun memadai). Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu perbuat." (Al Baqarah : 265)
"Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji." (Al Baqarah : 267)
"Syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjadikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengatahui." (Al Baqarah : 268)
"Jika kamu menampakkan sedekah(mu), maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan." (Al Baqarah : 271)
"Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan tetapi Allah-lah yang memberi petunjuk (memberi taufiq) siapa yang dikehendaki-Nya. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan allah), maka pahalanya itu untuk kamu sendiri. Dan janganlah kamu membelanjakan sesuatu melainkan karena mencari keridhaan Allah. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan, niscaya kamu akan diberi pahalanya dengan cukup sedang kamu sedikitpun tidak akan dianiaya (dirugikan)." (Al Baqarah : 272)
"Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan di siang hari secara tersembunyi dan terang-terangan, maka mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati." (Al Baqarah : 274)
"Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, maka berilah tangguh sampai dia berkelapangan. Dan menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui." (Al Baqarah : 280)
Dari Abu Hurairah r.a berkata bahawa Rasulullah SAW bersabda yang maksudnya : “Sedekah tidak mengurangkan harta. Allah tidak melebihkan seseorang hamba dengan kemaafan-Nya melainkan kemuliaan dan tidak merendahkan diri seseorang melainkan Allah mengangkatnya.” (Muslim, ad-Darimi dan Ahmad)
Abu Hurairah r.a berkata, Rasulullah SAW bersabda yang maksudnya: “Barang siapa bersedekah seberat biji kurma dari usaha yang baik, dan tidak naik (sampai) kepada Allah melainkan yang baik, maka sesungguhnya Allah menyambutnya dengan tangan kanan-Nya. Kemudian Allah memelihara sedekah itu untuk pemiliknya, sebagaimana seorang kamu memelihara anak-anak kudanya sehingga menjadilah sedekah itu setinggi gunung.” (al-Bukhari dan Muslim)
Dari abu hurairah r.a. berkata bahwa Nabi SAW bersabda, “Ketika seseorang sedang berada di padang pasir, tiba-tiba ia mendengar suara dari awan, ‘Curahkanlah ke kebun Fulan.’ Maka bergeraklah awan itu kemudian turun sebagai hujan di suatu tanah yang keras berbatuan. Lalu salah satu tumpukan dari tumpukan bebatuan tersebut menampung seluruh air yang baru saja turun, sehingga air mengalir ke suatu arah. Ternyata air itu mengalir di sebuah tempat dimana seorang laki-laki berdiri di tengah kebun miliknya sedang meratakan air dengan cangkulnya. Lalu orang tersebut bertanya kepada pemilik kebun, “Wahai hamba Allah, siapakah namamu?” Ia menyebutkan sebuah nama yang pernah didengar oleh orang yang bertanya tersebut dari balik mendung. Kemudian pemilik kebun itu balik bertanya kepadanya, “Mengapa engkau menanyakan nama saya?” Orang itu berkata, “Saya telah mendengar suara dari balik awan, ‘Siramilah tanah si Fulan,’ dan saya mendengar namamu disebut. Apakah sebenarnya amalanmu (sehingga mencapai derajat seperti itu)?” Pemilik kebun itu berkata, “Karena engkau telah menceritakannya, saya pun terpaksa menerangkan bahwa dari hasil (kebun ini), sepertiga bagian langsung saya sedekahkan di jalan Allah SWT, sepertiga bagian lainnya saya gunakan untuk keperluan saya dan keluarga saya, dan sepertiga bagian lainnya saya pergunakan untuk keperluan kebun ini.” (HR. Muslim)
Nabi SAW bersabda,“Seorang wanita pezina telah diampuni dosanya karena ketika dalam perjalanan, ia melewati seekor anjing yang menengadahkan kepalanya sambil menjulurkan lidahnya hampir mati karena kehausan. Maka, wanita tersebut menanggalkan sepatu kulitnya, lalu mengikatkannya dengan kain kudungnya, kemudian anjing tersebut diberi minum olehnya. Maka dengan perbuatannya tersebut, ia telah diampuni dosanya.” Seseorang bertanya, “Adakah pahala bagi kita dengan berbuat baik kepada binatang?” Beliau SAW menjawab, “Berbuat baik kepada setiap yang mempunyai hati (nyawa) terdapat pahala.” (Muttafaq ‘Alaih)
Nabi SAW bersabda, “Bershadaqah pahalanya sepuluh, memberi hutang (tanpa bunga) pahalanya delapan belas, silaturahmi dengan kawan-kawan pahalanya dua puluh dan silaturahmi (dengan keluarga) pahalanya dua puluh empat.” (HR. Al Hakim)
Allah SWT berfirman (dalam hadits qudsi): “Hai anak adam, infaklah (nafkahkanlah hartamu), niscaya Aku memberikan nafkah kepadamu.” (HR. Muslim)
Seorang sahabat bertanya kepada rasulullah SAW, “Shadaqah yang bagaimana yang paling besar pahalanya?” Nabi SAW menjawab, “Saat kamu bershadaqah hendaklah kamu sehat dan dalam kondisi pelit (mengekang) dan saat kamu takut melarat tetapi mengharap kaya. Jangan ditunda sehingga rohmu ditenggorokan baru kamu berkata untuk Fulan sekian dan untuk Fulan sekian.” (HR. Bukhari)
Nabi SAW bersabda,“Barangsiapa ingin doanya terkabul dan dibebaskan dari kesulitannya hendaklah dia mengatasi (menyelesaikan) kesulitan orang lain.” (HR. Ahmad)
“Bentengilah hartamu dengan zakat, obati orang-orang sakit (dari kalanganmu) dengan bershadaqah dan persiapkan doa untuk menghadapi datangnya bencana.” (HR. Ath Thabrani)
“Tiada seorang bershadaqah dengan baik kecuali Allah memelihara kelangsungan warisannya.” (HR. Ahmad)
Dan masih banyak lagi dalil lainnya. Karena begitu banyak mungkin perlu ada postingan khusus yang isinya hanya tentang dalil mengenai sedekah saja.
Ini ada kaitannya dengan hukum TEN-FOLD RETURN. Apa itu? Katanya ini adalah hukum yang berlaku di alam semesta, yang mengatakan bahwa "Setiap pemberian kita dikembalikan ke kita berlipat ganda" Maka berhati-hatilah dengan apa yang Anda berikan.
Contohnya begini kalau kita memberi saudara atau teman kita yang membutuhkan sejumlah uang.
Tentu ada perbedaan ketika kita memberi dengan kata-kata yang baik, dan senyuman. Kita justru malah merasa senang dapat membantu orang walaupun kita kehilangan sejumlah uang.
Dengan
Memberi tapi dengan kata-kata yang tidak enak seperti (ah elu mah inget gue kalo lagi butuh aja; elu mah ngrepotin gua aja bisanya; elu jangan cuman minta-minta aja, sono cari kerja yang bener; dan lain sebagainya), karena dasarnya Anda memang tidak begitu ikhlas. Lalu serahkan uangnya dengan cara melemparnya, atau lemparkan ke mukanya.
Tips nya adalah ketika Anda punya kesempatan untuk memberi di depan mata Anda, maka Anda tidak boleh berfikir dua kali untuk memberi. Langsung berikan saja, tanpa perlu menimbang-nimbang apakah Anda akan memberi atau tidak. Karena jika Anda memberikan kesempatan diri Anda untuk berfikir dua kali apakah Anda perlu memberi atau tidak maka hampir pasti Anda tidak jadi memberi.
2. Tidak perlu mengharapkan balasan
Ini adalah alasan yang lagi-lagi masuk ke dalam ranah spiritual. Oleh karenanya buang jauh-jauh logika Anda kalau sudah masuk ke ranah ini. Karena logika materialistik tidak berlaku di sini.
Lalu selang puluhan tahun kemudian ada seorang pemuda yang datang kepadanya kemudian berterimakasih kepada penjual gorengan yang sudah paruh baya tersebut atas apa yang ia lakukan kepadanya puluhan tahun silam. Lalu sebagai balasannya pemuda yang sudah sukses secara finansial itu memberangkatkan haji pak tua penjual gorengan ini.
Sebuah balasan yang tidak disangka-sangka. Penjual gorengan ini jelas tidak mengharapkan balasan ketika memberi gorengan kepada anak kecil itu beberapa puluh tahun lalu. Apalagi balasan yang begitu besar, jauh lebih besar nilainya daripada sekedar gorengan.
Hukum kekekalan energi, dan hukum ten fold return berlaku di sini.
3. Berikan apa saja yang anda inginkan
Syarat memberi efektif terakhir agar pemberian Anda ampuh membuka lebar-lebar pintu rezeki Anda adalah Anda harus mau memberi tidak hanya uang, tapi apa saja yang Anda inginkan tersebut.
Alurnya itu begini :
Lalu karena balasan berlipat ini, Anda jadi bisa memberi semakin banyak lagi,
Yang kemudian berakibat Anda menerima lebih banyak lagi.
Dan begitu seterusnya.
Apa saja yang harus kita beri? Apapun itu, dari sesuatu yang abstrak dan tidak memerlukan modal antara lain :
وَمَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمُ ابْتِغَاءَ مَرْضَاتِ اللَّهِ وَتَثْبِيتًا مِنْ أَنْفُسِهِمْ كَمَثَلِ جَنَّةٍ بِرَبْوَةٍ أَصَابَهَا وَابِلٌ فَآتَتْ أُكُلَهَا ضِعْفَيْنِ فَإِنْ لَمْ يُصِبْهَا وَابِلٌ فَطَلٌّ ۗ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ
"Dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya karena mencari keridhaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka hujan gerimis (pun memadai). Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu perbuat." (Al Baqarah : 265)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَنْفِقُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا كَسَبْتُمْ وَمِمَّا أَخْرَجْنَا لَكُمْ مِنَ الْأَرْضِ ۖ وَلَا تَيَمَّمُوا الْخَبِيثَ مِنْهُ تُنْفِقُونَ وَلَسْتُمْ بِآخِذِيهِ إِلَّا أَنْ تُغْمِضُوا فِيهِ ۚ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ حَمِيدٌ
"Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji." (Al Baqarah : 267)
الشَّيْطَانُ يَعِدُكُمُ الْفَقْرَ وَيَأْمُرُكُمْ بِالْفَحْشَاءِ ۖ وَاللَّهُ يَعِدُكُمْ مَغْفِرَةً مِنْهُ وَفَضْلًا ۗ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
"Syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjadikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengatahui." (Al Baqarah : 268)
إِنْ تُبْدُوا الصَّدَقَاتِ فَنِعِمَّا هِيَ ۖ وَإِنْ تُخْفُوهَا وَتُؤْتُوهَا الْفُقَرَاءَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ ۚ وَيُكَفِّرُ عَنْكُمْ مِنْ سَيِّئَاتِكُمْ ۗ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
"Jika kamu menampakkan sedekah(mu), maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan." (Al Baqarah : 271)
لَيْسَ عَلَيْكَ هُدَاهُمْ وَلَٰكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ ۗ وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ خَيْرٍ فَلِأَنْفُسِكُمْ ۚ وَمَا تُنْفِقُونَ إِلَّا ابْتِغَاءَ وَجْهِ اللَّهِ ۚ وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ خَيْرٍ يُوَفَّ إِلَيْكُمْ وَأَنْتُمْ لَا تُظْلَمُونَ
"Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan tetapi Allah-lah yang memberi petunjuk (memberi taufiq) siapa yang dikehendaki-Nya. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan allah), maka pahalanya itu untuk kamu sendiri. Dan janganlah kamu membelanjakan sesuatu melainkan karena mencari keridhaan Allah. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan, niscaya kamu akan diberi pahalanya dengan cukup sedang kamu sedikitpun tidak akan dianiaya (dirugikan)." (Al Baqarah : 272)
الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ سِرًّا وَعَلَانِيَةً فَلَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
"Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan di siang hari secara tersembunyi dan terang-terangan, maka mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati." (Al Baqarah : 274)
وَإِنْ كَانَ ذُو عُسْرَةٍ فَنَظِرَةٌ إِلَىٰ مَيْسَرَةٍ ۚ وَأَنْ تَصَدَّقُوا خَيْرٌ لَكُمْ ۖ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ
"Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, maka berilah tangguh sampai dia berkelapangan. Dan menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui." (Al Baqarah : 280)
Sedangkan dalil dari Hadis antara lain
Dari Abu Hurairah r.a berkata bahawa Rasulullah SAW bersabda yang maksudnya : “Sedekah tidak mengurangkan harta. Allah tidak melebihkan seseorang hamba dengan kemaafan-Nya melainkan kemuliaan dan tidak merendahkan diri seseorang melainkan Allah mengangkatnya.” (Muslim, ad-Darimi dan Ahmad)
Abu Hurairah r.a berkata, Rasulullah SAW bersabda yang maksudnya: “Barang siapa bersedekah seberat biji kurma dari usaha yang baik, dan tidak naik (sampai) kepada Allah melainkan yang baik, maka sesungguhnya Allah menyambutnya dengan tangan kanan-Nya. Kemudian Allah memelihara sedekah itu untuk pemiliknya, sebagaimana seorang kamu memelihara anak-anak kudanya sehingga menjadilah sedekah itu setinggi gunung.” (al-Bukhari dan Muslim)
Dari abu hurairah r.a. berkata bahwa Nabi SAW bersabda, “Ketika seseorang sedang berada di padang pasir, tiba-tiba ia mendengar suara dari awan, ‘Curahkanlah ke kebun Fulan.’ Maka bergeraklah awan itu kemudian turun sebagai hujan di suatu tanah yang keras berbatuan. Lalu salah satu tumpukan dari tumpukan bebatuan tersebut menampung seluruh air yang baru saja turun, sehingga air mengalir ke suatu arah. Ternyata air itu mengalir di sebuah tempat dimana seorang laki-laki berdiri di tengah kebun miliknya sedang meratakan air dengan cangkulnya. Lalu orang tersebut bertanya kepada pemilik kebun, “Wahai hamba Allah, siapakah namamu?” Ia menyebutkan sebuah nama yang pernah didengar oleh orang yang bertanya tersebut dari balik mendung. Kemudian pemilik kebun itu balik bertanya kepadanya, “Mengapa engkau menanyakan nama saya?” Orang itu berkata, “Saya telah mendengar suara dari balik awan, ‘Siramilah tanah si Fulan,’ dan saya mendengar namamu disebut. Apakah sebenarnya amalanmu (sehingga mencapai derajat seperti itu)?” Pemilik kebun itu berkata, “Karena engkau telah menceritakannya, saya pun terpaksa menerangkan bahwa dari hasil (kebun ini), sepertiga bagian langsung saya sedekahkan di jalan Allah SWT, sepertiga bagian lainnya saya gunakan untuk keperluan saya dan keluarga saya, dan sepertiga bagian lainnya saya pergunakan untuk keperluan kebun ini.” (HR. Muslim)
Nabi SAW bersabda,“Seorang wanita pezina telah diampuni dosanya karena ketika dalam perjalanan, ia melewati seekor anjing yang menengadahkan kepalanya sambil menjulurkan lidahnya hampir mati karena kehausan. Maka, wanita tersebut menanggalkan sepatu kulitnya, lalu mengikatkannya dengan kain kudungnya, kemudian anjing tersebut diberi minum olehnya. Maka dengan perbuatannya tersebut, ia telah diampuni dosanya.” Seseorang bertanya, “Adakah pahala bagi kita dengan berbuat baik kepada binatang?” Beliau SAW menjawab, “Berbuat baik kepada setiap yang mempunyai hati (nyawa) terdapat pahala.” (Muttafaq ‘Alaih)
Nabi SAW bersabda, “Bershadaqah pahalanya sepuluh, memberi hutang (tanpa bunga) pahalanya delapan belas, silaturahmi dengan kawan-kawan pahalanya dua puluh dan silaturahmi (dengan keluarga) pahalanya dua puluh empat.” (HR. Al Hakim)
Allah SWT berfirman (dalam hadits qudsi): “Hai anak adam, infaklah (nafkahkanlah hartamu), niscaya Aku memberikan nafkah kepadamu.” (HR. Muslim)
Seorang sahabat bertanya kepada rasulullah SAW, “Shadaqah yang bagaimana yang paling besar pahalanya?” Nabi SAW menjawab, “Saat kamu bershadaqah hendaklah kamu sehat dan dalam kondisi pelit (mengekang) dan saat kamu takut melarat tetapi mengharap kaya. Jangan ditunda sehingga rohmu ditenggorokan baru kamu berkata untuk Fulan sekian dan untuk Fulan sekian.” (HR. Bukhari)
Nabi SAW bersabda,“Barangsiapa ingin doanya terkabul dan dibebaskan dari kesulitannya hendaklah dia mengatasi (menyelesaikan) kesulitan orang lain.” (HR. Ahmad)
“Bentengilah hartamu dengan zakat, obati orang-orang sakit (dari kalanganmu) dengan bershadaqah dan persiapkan doa untuk menghadapi datangnya bencana.” (HR. Ath Thabrani)
“Tiada seorang bershadaqah dengan baik kecuali Allah memelihara kelangsungan warisannya.” (HR. Ahmad)
Dan masih banyak lagi dalil lainnya. Karena begitu banyak mungkin perlu ada postingan khusus yang isinya hanya tentang dalil mengenai sedekah saja.
Sekarang bagaimana cara memberi yang membuat kita jadi lebih banyak menerima?
Menurut para motivator setidaknya ada 3 syarat. Ya sementara kami nurut saja lah apa kata motivator. Tiga syarat tersebut antara lain :
1. Memberi dengan perasaan positif
Ini ada kaitannya dengan hukum TEN-FOLD RETURN. Apa itu? Katanya ini adalah hukum yang berlaku di alam semesta, yang mengatakan bahwa "Setiap pemberian kita dikembalikan ke kita berlipat ganda" Maka berhati-hatilah dengan apa yang Anda berikan.
Contohnya begini kalau kita memberi saudara atau teman kita yang membutuhkan sejumlah uang.
Tentu ada perbedaan ketika kita memberi dengan kata-kata yang baik, dan senyuman. Kita justru malah merasa senang dapat membantu orang walaupun kita kehilangan sejumlah uang.
Dengan
Memberi tapi dengan kata-kata yang tidak enak seperti (ah elu mah inget gue kalo lagi butuh aja; elu mah ngrepotin gua aja bisanya; elu jangan cuman minta-minta aja, sono cari kerja yang bener; dan lain sebagainya), karena dasarnya Anda memang tidak begitu ikhlas. Lalu serahkan uangnya dengan cara melemparnya, atau lemparkan ke mukanya.
Cara yang pertama yang penuh dengan perasaan positif walau Anda kehilangan uang adalah lebih baik nantinya daripada cara yang kedua yang penuh dengan perasaan negatif. Bisa jadi dengan cara yang kedua Anda tidak akan menerima lebih banyak, bahkan bisa jadi menerima sesuatu yang tidak Anda inginkan, walaupun judulnya sama-sama memberi.
Felix Siauw teman saya di kampus dulu memberikan sebuah tips yang ampuh untuk ini.
Tips nya adalah ketika Anda punya kesempatan untuk memberi di depan mata Anda, maka Anda tidak boleh berfikir dua kali untuk memberi. Langsung berikan saja, tanpa perlu menimbang-nimbang apakah Anda akan memberi atau tidak. Karena jika Anda memberikan kesempatan diri Anda untuk berfikir dua kali apakah Anda perlu memberi atau tidak maka hampir pasti Anda tidak jadi memberi.
2. Tidak perlu mengharapkan balasan
Ini adalah alasan yang lagi-lagi masuk ke dalam ranah spiritual. Oleh karenanya buang jauh-jauh logika Anda kalau sudah masuk ke ranah ini. Karena logika materialistik tidak berlaku di sini.
Dalam buku yang ditulis oleh Yusuf Mansur ada kisah yang sangat menarik dan relevan mengenai hal ini. Ada seorang tukang gorengan yang memberi gorengan gratis kepada seorang anak kecil, karena iba dengan anak kecil yang miskin itu. Dia memberi gorengan gratis itu hanya beberapa hari saja, karena setelah itu anak kecil itu tidak nampak lagi di daerah situ.
Lalu selang puluhan tahun kemudian ada seorang pemuda yang datang kepadanya kemudian berterimakasih kepada penjual gorengan yang sudah paruh baya tersebut atas apa yang ia lakukan kepadanya puluhan tahun silam. Lalu sebagai balasannya pemuda yang sudah sukses secara finansial itu memberangkatkan haji pak tua penjual gorengan ini.
Sebuah balasan yang tidak disangka-sangka. Penjual gorengan ini jelas tidak mengharapkan balasan ketika memberi gorengan kepada anak kecil itu beberapa puluh tahun lalu. Apalagi balasan yang begitu besar, jauh lebih besar nilainya daripada sekedar gorengan.
Hukum kekekalan energi, dan hukum ten fold return berlaku di sini.
3. Berikan apa saja yang anda inginkan
Syarat memberi efektif terakhir agar pemberian Anda ampuh membuka lebar-lebar pintu rezeki Anda adalah Anda harus mau memberi tidak hanya uang, tapi apa saja yang Anda inginkan tersebut.
Alurnya itu begini :
"Anda memberi lebih dulu baru Anda mendapat balasannya berlipat-lipat."
Jadi bukan Anda kaya dulu baru Anda bisa memberi dan membantu orang lain, seperti sikap dan cara pandang kebanyakan orang.
"Nanti kalau aku kaya aku akan sedekah.", "Nanti kalau usahaku ini sudah berhasil, aku akan menyantuni anak yatim.", "Kalau aku naik pangkat dan naik gaji, aku akan bayar zakat." dan sebagainya.
Jadi syarat yang ketiga ini kita justru berperilaku sebaliknya.
Anda memberi dahulu, yang dengan itu Anda akan menerima dengan lebih banyak.
Jadi bukan Anda kaya dulu baru Anda bisa memberi dan membantu orang lain, seperti sikap dan cara pandang kebanyakan orang.
"Nanti kalau aku kaya aku akan sedekah.", "Nanti kalau usahaku ini sudah berhasil, aku akan menyantuni anak yatim.", "Kalau aku naik pangkat dan naik gaji, aku akan bayar zakat." dan sebagainya.
Jadi syarat yang ketiga ini kita justru berperilaku sebaliknya.
Anda memberi dahulu, yang dengan itu Anda akan menerima dengan lebih banyak.
Lalu karena balasan berlipat ini, Anda jadi bisa memberi semakin banyak lagi,
Yang kemudian berakibat Anda menerima lebih banyak lagi.
Dan begitu seterusnya.
Apa saja yang harus kita beri? Apapun itu, dari sesuatu yang abstrak dan tidak memerlukan modal antara lain :
Senyuman, kasih sayang, ilmu yang bermanfaat, sumbangsih tenaga, sumbangsih pemikiran, doa, harapan dan kata-kata positif, saran dan nasihat yang baik, dan berbagai macam hal lain yang bisa kita berikan.
Tiga syarat diatas akan menjamin apa yang Anda beri akan kembali kepada Anda, yang artinya Anda akan menerima jauh lebih banyak. Ketika Anda menerima jauh lebih banyak maka berikanlah lebih banyak lagi, maka Anda akan menerima jauh lebih banyak lagi. Begitu saja lingkaran itu berputar-putar, dan semakin Anda banyak memberi maka semakin banyak dan semakin sering Anda menerima.
Semoga bermanfaat.
Ini adalah ilmu ke 7 dari seri 24 ilmu menjadi kaya. Jika tertarik untuk membaca artikel ke 6 ilmu untuk menjadi kaya dapat menuju pada tautan berikut :
----------------------
Ini adalah ilmu ke 7 dari seri 24 ilmu menjadi kaya. Jika tertarik untuk membaca artikel ke 6 ilmu untuk menjadi kaya dapat menuju pada tautan berikut :
Ayat Seribu (1000) Dinar
Sebenarnya bukan istilah baru sih, sudah ada dari zaman dulu. Istilah ini muncul setelah zaman Nabi Muhammad SAW. Tidak jelas juga siapa yang menamai ayat ini dengan nama ayat 1000 dinar, anda yang baru pertama kali mendengar istilah ini pun tentu akan bertanya-tanya :
-Memangnya ada dalam Al-Qur'an ayat seribu dinar itu?
-Dimana ayat itu berada?
-Apa keistimewaan ayat tersebut?
-Ini ayat kalo dibaca, kita bisa dapet 1000 dinar ya?
-Bagaimana cara mengamalkannya?
Adapun penamaan ayat ini dengan sebutan ayat seribu dinar nampaknya berkaitan dengan masalah kerezekian. Dan ternyata memang isi dari ayat Al-Qur'an ini berkaitan dengan rezeki dan solusi dari berbagai problematika hidup. Ayat tersebut adalah QS Ath-Thalaq 2-3.
"...Barangsiapa bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar."(Ayat 2)
" Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya..." (Ayat 3)
"...Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya." (Ayat 3)
"Itulah perintah Allah yang diturunkan-Nya kepada kamu dan barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah, niscaya dia akan menghapus kesalahan-kesalahannya dan akan melipat gandakan pahala baginya." (Ayat 5)
Sekilas saja ketika kita membacanya kita sudah mendapati bahwa ayat ini secara tersurat membahas mengenai keterkaitan antara perihal taqwa dengan masalah rezeki, kemudahan berbagai urusan, jalan keluar dari setiap masalah, serta janji akan penghapusan dosa dan ganjaran pahala yang besar. Nah menarik sekali mengetahui bahwa Allah secara terang-terangan menjelaskan kepada para hamba-Nya bahwa jika saja kita mau bertaqwa kepada Allah maka rezeki akan dicurahkan dari arah yang tak tertebak, kalau kita menghadapi masalah berat dan rasa-rasanya udah buntu dan stuck, maka Allah akan buka jalan keluarnya. Keren nggak?
Sedikit membahas lebih jauh ayat ini, bolehlah kami sedikit membahas lebih jauh mengenai QS Ath Thalaq 2-5.
Tafsir Ayat 1000 Dinar
Secara umum ayat at Thalaq 2 - 5 menjelaskan tentang betapa istimewanya perihal taqwa itu. Barangsiapa yang berusaha dan menjaga sungguh-sungguh taqwa dalam dirinya maka Allah akan memberikan keutamaan dan keberuntungan. Setidaknya ada empat (4) reward atau hadiah dari Allah yang ditujukan khusus mereka yang berani dan istiqomah dalam taqwa. Empat (4) hal tersebut adalah :
- Allah akan menjadikan jalan keluar untuk semua urusan yang sulit bagi hamba-Nya.
Ibnu Abbas berkata,"Artinya Allah akan menyelamatkannya dari setiap kesusahan di dunia dan akhirat.". Rubai' bin Haitsam berkata,"Allah akan menjadikan jalan keluar untuknya dari segala sesuatu yang membuatnya merasa sempit."
Imam Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya mengatakan,"Yaitu barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah, menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya, maka Allah akan memberikan jalan keluar dalam setiap urusannya, dan Dia akan memberikan rezeki dari arah yang tiada disangka-sangka, yakni dari jalan yang tidak pernah terlintas sama sekali sebelumnya."
- Memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka :
Ibnu Mas'ud berkata,"Maksudnya memberi rezeki dari arah yang tidak diketahuinya dan tidak terbesit dalam pikiran sebelumnya". Qatadah berkata,"Memberinya rezeki sekiranya ia tidak mengharap dan mengangankannya."
- Memudahkan urusannya
'Atha berkata,"Artinya Allah akan memudahkan untuknya problematika kehidupan di dunia dan di akhirat."
- Menghapus kesalahan dan membesarkan pahala untuknya
Ibnu Katsir berkata,"Artinya Allah akan menghilangkan apa yang ditakutinya dan memperbesar pahala untuknya atas amalnya yang sedikit."
Asbabun Nuzul QS Ath Tholaq 2-3
Terdapat beberapa riwayat yang menyebutkan tentang asbabun nuzul (sebab-sebab turunnya ayat) ayat seribu dinar ini. Diantaranya adalah :
- Dalam suatu riwayat dijelaskan bahwa ayat 3 surat Ath-Tholaq ini turun berkenaan dengan seorang suku Asyja' yang fakir, cekatan dan banyak anak. Ia menghadap Rasulullah SAW dan meminta bantuan beliau (tentang anaknya yang ditawan oleh musuh dan tentang penderitaan hidupnya). Rasulullah SAW bersabda,"Bertakwalah kepada Allah dan bersabarlah" Tidak lama kemudian datanglah anaknya yang ditawan itu sambil membawa seekor kambing (hasil rampasan dari musuh sewaktu melarikan diri). Hal ini segera dilaporkan oleh Rasulullah SAW. Rasulullah SAW kemudian bersabda,"Makanlah kambing itu"
- Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa Auf bin Malik al Asyja'i menghadap kepada Rasulullah SAW dan berkata,"Anakku ditawan musuh, dan ibunya sangat gelisah. Apa yang akan engkau perintahkan kepadaku wahai Rasulullah?" Rasulullah SAW. bersabda,"Aku perintahkan agar engkau dan isterimu memperbanyak mengucapkan ; Laa haula walaa quwwata ilaa billah". Lalu kemudian berkata isterinya,"Alangkah baiknya apa yang diperintahkan Rasul kepadamu." Lalu pasangan suami isteri tersebut memperbanyak bacaan itu. Di waktu musuh sedang lalai, anaknya yang ditawan itu berhasil kabur sambil membawa pulang kambing musuhnya ke rumah bapaknya.
Dari keterangan asbabun nuzul ayat diatas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa :
- Allah akan memberi jalan keluar bagi hamba Nya yang bertaqwa kepada Nya.
- Allah akan memberi pertolongan dan memudahkan urusan orang yang bertaqwa.
- Allah akan mengabulkan hajat keperluan orang yang bertaqwa.
- Allah akan memberikan rezeki yang tidak disangka-sangka kepada orang yang bertaqwa.
Ia berkata,"Ketika Rasulullah SAW membaca QS Ath Tholaq ayat 2-3 maka beliau terus mengulanginya sampai beliau mengantuk, lalu bersabda: Wahai Abu Dzarrin, seandainya semua manusia mengambilnya (mengamalkan ayat tersebut), maka sungguh ia akan mencukupkan mereka."
(HR Ahmad, Nasa'i, Ibnu Hibban, Al-Hakim, Ibnu Mardawaih dan Baihaqi)
Kemudian Nabi SAW juga menerangkan sebagaimana diriwayatkan oleh Mu'adz bin Jabal ra.
Bahwa Rasulullah SAW. bersabda,"Wahai manusia, jadikan taqwa kepada Allah sebagai dagangan kalian! Niscaya rezeki akan mendatangi kalian dengan tanpa barang dagangan dan perdagangan." Kemudian beliau SAW. membaca QS Ath Tholaq 2-3
(HR Thabrani, Ibnu Mardawaih, Abu Na'im dan Daelami)
Dari dua keterangan hadis diatas dapat dimengerti bahwa keistimewaan ayat seribu dinar itu terletak pada isi kandungan ayat tersebut yaitu taqwa kepada Allah, bukan kepada pengamalan pembacaan ayat-ayatnya yang tersurat. Atau dengan kata lain kita akan mendapatkan kemudahan dalam setiap urusan dan rezeki yang tiada disangka-sangka dari Allah, jika kita mengamalkan ayat ini atau menjalani taqwa kepada Allah.
Namun ada pula keterangan yang menjelaskan tentang keistimewaan membaca ayat-ayat ini. Sahabat Ibnu Abbas ra. pernah berkata,"Siapa yang membaca ayat-ayat ini di hadapan penguasa penguasa yang ia takuti kezhalimannya, atau ketika terjadi ombak yang ia takut tenggelam, atau ketika berhadapan dengan binatang buas, maka hal itu tidak akan membahayakan sedikitpun"
(Disebutkan As-Suyuthi dalam Kitab Durrul Mantsur)
-------
Maka dari itu jelaslah sudah untuk mendapatkan pertolongan Allah akan kesulitan urusan duniawi dan mendapatkan rezeki yang tidak disangka-sangka kuncinya adalah bertaqwa kepada Allah sebagaimana disebutkan dalam ayat seribu dinar ini.
-------
Setelah jelas mengenai hakikat ayat ini maka pembahasan selanjutnya adalah mengenai amalan pembuka rezeki sebagai penjabaran dari taqwa. Kami telah merangkumkan beberapa amalan-amalan yang mempermudah turunnya rezeki bersumber dari al-Qur'an dan Hadis, telah banyak cerita dari mereka yang mengamalkan amalan-amalan tersebut mendapatkan pertolongan Allah dan keberkahan dalam hidupnya. Pengalaman-pengalaman mereka insyaAllah nantinya juga akan dipaparkan dalam blog ini. Untuk membaca rangkuman amalan-amalan tersebut bisa dibuka pada tautan berikut : Amalan-Amalan Pembuka Pintu Rezeki
Kami juga telah menuliskan beberapa cara yang biasa digunakan untuk mengamalkan ayat seribu dinar oleh beberapa ulama. Tulisan tersebut bisa dibaca pada tautan berikut : Cara Mengamalkan Ayat Seribu Dinar
Apabila anda sedang terlilit hutang, mungkin artikel tentang hutang berikut ini layak untuk anda baca. Silakan untuk menuju tautan berikut : Cara Spiritual Bayar Hutang Hingga Lunas Selunas-lunasnya
Wallahu a'lam bishowab
Artikel disadur dari buku Ampuhnya Ayat-Ayat 1000 Dinar karangan Mahmud Asy-Syafrowi
Doa Selalu Dikabulkan Karena Rajin Istighfar
Doa Selalu Dikabulkan Karena Rajin Istighfar
Kisah kali ini menunjukkan bukti keagungan amal istighfar yang sungguh bermanfaat bagi kehidupan kita. Ada seorang hamba Allah yang mengaku mendapatkan keberkahan berupa terkabulnya setiap doa yang ia panjatkan karena rajin melantunkan istighfar setiap saat. Semoga kisah ini dapat mempertebal keyakinan kita akan dalil-dalil al-Qur'an dan hadis sehingga kita tetap istiqomah untuk mengambil solusi dari ajaran Islam yang pasti benar dan menyelamatkan.
Kisah ini terjadi pada zaman Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullahu. Pada suatu saat ketika sedang berpergian, Imam Ahmad ingin menginap di sebuah masjid, dimana beliau berniat untuk menghabiskan malamnya disana. Namun nampaknya penjaga masjid tidak mengenali siapa beliau ini sehingga ketika beliau meminta izin untuk berada di dalam masjid hingga datangnya waktu subuh, sang penjaga masjid menolaknya. Meskipun beliau sudah berulangkali membujuk sang penjaga masjid untuk diizinkan bermalam di sana, namun keputusan dari penjaga masjid agaknya tidak dapat diganggu gugat. Akhirnya Imam Ahmad dikeluarkan dari area masjid dan beliau terpaksa mencari tempat bermalam di lain tempat.
Ketika beliau diusir hingga keluar area masjid, kebetulan lewatlah seorang tukang penjual roti yang melihat kejadian itu. Agaknya tukang roti itu tertarik untuk mengetahui apa yang sedang terjadi kepada Imam Ahmad sampai diusir oleh penjaga masjid. Ketika Imam Ahmad menceritakan yang dialaminya kepada tukang roti, si tukang roti ini menjadi iba, dan dengan kebaikan hatinya ia menawarkan Imam Ahmad untuk menginap di rumah tukang roti. Senang dengan tawaran si tukang roti, Imam Ahmad lantas menerima tawaran tersebut dan mereka berdua berjalan menuju rumah si pembuat roti.
Di rumah pembuat roti, Imam Ahmad dijamu dengan baik layaknya seorang tamu. Entah karena ingin menyembunyikan identitas atau karena tidak ditanya oleh tuan rumah, Imam Ahmad tidak mengenalkan dirinya sebagai Imam Ahmad bin Hanbal, seorang ulama besar yang namanya begitu tersohor. Lalu setelah beberapa saat bercengkerama, si pembuat roti mempersilakan Imam Ahmad untuk beristirahat, sementara ia sendiri menyiapkan adonan untuk membuat roti untuk ia jual esok hari. Lalu ada yang menarik perhatian Imam Ahmad dari pembuat roti ini. Si pembuat roti bekerja sambil melantunkan istighfar. Ia terus beristighfar dan terus melafalkannya sampai pekerjaannya selesai. Hal ini didengar oleh Imam Ahmad sehingga membuat beliau terkesan.
Keesokan harinya, Imam Ahmad yang penasaran kemudian bertanya kepada pembuat roti,"Semalam terdengar olehku lantunan istghfar yang terus menerus engkau baca ketika engkau sedang membuat adonan roti. Katakanlah kepadaku wahai tuan, apakah engkau mendapat sesuatu dari bacaan istighfar yang engkau baca?". Hal ini nampaknya sengaja ditanyakan oleh Imam Ahmad karena sebagai seorang ulama yang sangat tinggi ilmu agamanya tentu beliau tahu persis tentang keutamaan istighfar, serta faidah-faidah bagi yang sungguh-sungguh mengamalkannya.
Si pembuat roti lalu menjawab,“Ya.. Begitulah adanya.. Sungguh saya benar-benar telah mendapatkan faidah dari keutamaan melazimkan istighfar. Demi Allah, sejak saya melazimkan istighfar, saya tidak memohon sesuatu kepada Allah kecuali pasti dikabulkan. Doa saya selalu diijabah oleh-Nya. Hanya ada satu doa saya yang belum terkabul sampai saat ini.”
Imam Ahmad bertanya, “Apa itu?”
Si pembuat roti berkata, “(Permohonan untuk) dapat bertemu dengan Imam Ahmad bin Hanbal!”
Mendengar hal tersebut, tersenyumlah Imam Ahmad. Nampaknya beliau sudah mengerti hikmah kejadian diusirnya beliau dari sebuah masjid kemarin malam. Allah berkehendak mengabulkan doa si pembuat roti dengan perantara peristiwa semalam sampai pada akhirnya beliau bertemu dengan si pembuat roti.
Lalu Imam Ahmad berkata,“Wahai tuan, Saya-lah Ahmad bin Hanbal. Demi Allah, Allah-lah yang mengaturku sehingga bisa bertemu denganmu.”
Subhanallah. Begitu istimewanya istighfar ini sehingga Allah berkenan untuk mengabulkan setiap permohonan dari hamba-Nya. Teringat akan kisah Nabi Yunus alaihissallam. Dimana ketika beliau dihukum oleh Allah dengan cara ditelan oleh Ikan besar di dasar laut, jikalau waktu itu Nabi Yunus tidak henti-hentinya memohon ampun dengan lafadz "Laa Ilaaha ila anta, subhanaka inni kuntu minad dzholimiin" niscaya beliau tidak akan dikeluarkan dari dalam lambung Ikan tersebut. Maka dari itu sungguh istighfar dapat pula menjadi amalan pembuka pintu rezeki yang mustajab. Semoga kisah ini dapat menjadi penguat keyakinan kita akan janji Allah kepada hamba-hambaNya.
Wallahu a'lam bishowab
Jika anda belum membaca artikel mengenai Istighfar : Solusi Segala Masalah, maka anda bisa membacanya di artikel tersebut di sini
Untuk kisah-kisah mengenai keistimewaan istigfar lainnya bisa di baca di sini
Jika anda belum membaca artikel mengenai Istighfar : Solusi Segala Masalah, maka anda bisa membacanya di artikel tersebut di sini
Untuk kisah-kisah mengenai keistimewaan istigfar lainnya bisa di baca di sini
Artikel disadur ulang tanpa mengurangi esensi cerita dari sumber: Keajaiban Sedekah & Istighfar karya Hasan bin Ahmad bin Hasan Hammam (penerjemah Muhammad Iqbal, Lc & Jamaluddin), penerbit Darul Haq cet. V, Rajab 1429 H/Agustus 2008 M, hal. 142-143. di posting di blog ayat seribu dinar
Berkah Melazimkan Istighfar : Cobaan Berat Diangkat Oleh Allah
Berkah Melazimkan Istighfar : Cobaan Berat Diangkat Oleh Allah
Kisah kali ini kami dapatkan dari kawan kami. Sumber dari kisah kali ini sepertinya adalah buku karangan Aidh al Qarny yang berjudul Cambuk Hati, karena kami pernah membaca kisah yang mirip sebelumnya. Cerita ini juga semakin menambah daftar panjang dari para hamba Allah yang berhasil mengatasi masalah kehidupannya berkat fadhilah istighfar.
Kami harap, kami dapat menemukan lebih banyak kisah dari mereka yang mampu mengatasi ujian kehidupan berbekal ketakwaan kepada Allah, sehingga bisa dibagikan di blog ini agar dapat menambah iman kita dan supaya kita pun bisa mengatasi cobaan kehidupan dengan berbekal takwa kepada Allah. Silakan simak salah satu kisah amalan pembuka pintu rezeki berikut :
Ketika aku berusia 30 tahun, aku diuji dengan cobaan yang berat. Suamiku meninggal dan ia meninggalkan aku beserta lima orang anak, laki-laki dan perempuan, yang masih kecil-kecil. Semasa hidup, suamiku sepenuhnya adalah tulang punggung nafkah keluarga. Sedangkan aku adalah ibu rumah tangga, tugas utamaku sebagai istri yang berbakti dan ibu rumah tangga bagi anak-anak kami.
Meskipun penghasilan suamiku tidak banyak, tapi cukup untuk hidup sehari-hari kami sekeluarga. Hidup kamipun terasa begitu bahagia.
Sampai hari naas itu tiba. Suamiku pergi menghadap Sang Pencipta, semuanya begitu mendadak dan mengagetkan kami. Sungguh kondisi keluarga kami jadi berubah 180 derajat, dunia serta merta menjadi gelap gulita di mataku. Akupun hampir tak henti menangis sejak saat itu. Sampai-sampai mataku ini sungguh terasa berat.
Aku terus meratapi nasibku yang terasa begitu buruk dan berat. Yang terberat tentu saja adalah beban hidup keluargaku yang tidak ringan, kondisi keuangan semakin tipis, sementara pemasukan sudah tidak ada lagi. Hanya ada sedikit harta yang ditinggalkan Bapak. Akupun berusaha sehemat mungkin dalam menggunakannya. Mungkin kelemahan antisipasi dan kekurang siapan terhadap kondisi tak terduga seperti inilah yang membuatku begitu berat. Sampai-sampai aku lupa bahwa penjamin rezekiku dan anak-anakku bukanlah suami, orang tua atau siapapun. Melainkan justru hanya Allah semata.
Suatu hari, saat berada di kamar, aku mendengarkan siaran radio Idza’atul Qur’an Al-Karim. Dimana ada seorang Syaikh yang membawakan sebuah hadits (yang artinya):
Meskipun penghasilan suamiku tidak banyak, tapi cukup untuk hidup sehari-hari kami sekeluarga. Hidup kamipun terasa begitu bahagia.
Sampai hari naas itu tiba. Suamiku pergi menghadap Sang Pencipta, semuanya begitu mendadak dan mengagetkan kami. Sungguh kondisi keluarga kami jadi berubah 180 derajat, dunia serta merta menjadi gelap gulita di mataku. Akupun hampir tak henti menangis sejak saat itu. Sampai-sampai mataku ini sungguh terasa berat.
Aku terus meratapi nasibku yang terasa begitu buruk dan berat. Yang terberat tentu saja adalah beban hidup keluargaku yang tidak ringan, kondisi keuangan semakin tipis, sementara pemasukan sudah tidak ada lagi. Hanya ada sedikit harta yang ditinggalkan Bapak. Akupun berusaha sehemat mungkin dalam menggunakannya. Mungkin kelemahan antisipasi dan kekurang siapan terhadap kondisi tak terduga seperti inilah yang membuatku begitu berat. Sampai-sampai aku lupa bahwa penjamin rezekiku dan anak-anakku bukanlah suami, orang tua atau siapapun. Melainkan justru hanya Allah semata.
Suatu hari, saat berada di kamar, aku mendengarkan siaran radio Idza’atul Qur’an Al-Karim. Dimana ada seorang Syaikh yang membawakan sebuah hadits (yang artinya):
“Barangsiapa tak henti beristighfar, niscaya Allah akan mengadakan baginya untuk setiap himpitan hidup solusi dan jalan keluar, untuk setiap kepedihan perlepasan dan kebebasan, serta memberinya rezeki secara tidak diduga-duga” (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah dari Ibnu Abbas ra.).
Demi Allah setelah mendengar hadits tersebut dibacakan, semangat hidupku jadi bangkit kembali, dan pengharapan kepada keluasan rahmat Allah pun muncul kembali dan bahkan menguat kembali. Dan aku berazam sejak saat itu untuk mengamalkan hadis tersebut dengan penuh keyakinan.
Maka akupun mulai melafalkan istighfar kepada Allah, sekuat-kuatnya, dan sebanyak-banyaknya, hampir tanpa putus. Aku ajari pula anak-anakku untuk melakukan amalan yang sama, istighfar!
Berbulan-bulan kami terus menerus melakukannya, rutin, terus melafadzkan setiap hari dengan penuh pengharapan, kami menjaga asa kami agar tidak putus. Kami bahkan telah menikmatinya. Dan saat istighfar kami itu genap 6 bulan, alhamdulillah, keajaiban itupun datang.
Tepat seperti kata hadits:
Demi Allah setelah mendengar hadits tersebut dibacakan, semangat hidupku jadi bangkit kembali, dan pengharapan kepada keluasan rahmat Allah pun muncul kembali dan bahkan menguat kembali. Dan aku berazam sejak saat itu untuk mengamalkan hadis tersebut dengan penuh keyakinan.
Maka akupun mulai melafalkan istighfar kepada Allah, sekuat-kuatnya, dan sebanyak-banyaknya, hampir tanpa putus. Aku ajari pula anak-anakku untuk melakukan amalan yang sama, istighfar!
Berbulan-bulan kami terus menerus melakukannya, rutin, terus melafadzkan setiap hari dengan penuh pengharapan, kami menjaga asa kami agar tidak putus. Kami bahkan telah menikmatinya. Dan saat istighfar kami itu genap 6 bulan, alhamdulillah, keajaiban itupun datang.
Tepat seperti kata hadits:
"Secara tidak disangka-sangka dan tidak diduga-duga sama sekali."
Ya, tiba-tiba kami menerima berita tentang adanya sebuah proyek perencanaan dan pengembangan pembangunan, yang sebagiannya meliputi dan mengambil tanah milik kami, yang sudah lama sekali tak terurus dan tidak termanfaatkan, karena lokasinya yang tidak strategis. Singkatnya, kamipun mendapatkan ganti untung yang cukup besar bagi kami saat itu. Allahu Akbar!
Ya, tiba-tiba kami menerima berita tentang adanya sebuah proyek perencanaan dan pengembangan pembangunan, yang sebagiannya meliputi dan mengambil tanah milik kami, yang sudah lama sekali tak terurus dan tidak termanfaatkan, karena lokasinya yang tidak strategis. Singkatnya, kamipun mendapatkan ganti untung yang cukup besar bagi kami saat itu. Allahu Akbar!
Sungguh samudera rahmat dan rahasia hikmah Allah memang benar-benar tidak ada yang bisa menyelaminya. Puji dan syukur kami kepada-Mu ya Allah. Juga ampunilah segala kelemahan, dan dosa-dosa kami.
Kehidupan keluarga kamipun perlahan tapi pasti berubah. Keceriaan kembali menghiasi hari-hari kami. Kesedihanku sirna, karena tergantikan oleh kebahagiaan yang tiada terkira. Khususnya oleh perkembangan semua anakku, yang tidak sekadar baik. Melainkan baik sekali dan sangat membanggakan. Karena disamping tumbuh sehat dan berakhlak mulia, merekapun berprestasi gemilang dalam pendidikan. Diantara mereka ada yang meraih ranking 1 dalam prestasi belajarnya untuk tingkat propinsi. Ada yang hafidz Al-Qur’an 30 juz. Dan begitu seterusnya.
Kehidupan keluarga kamipun perlahan tapi pasti berubah. Keceriaan kembali menghiasi hari-hari kami. Kesedihanku sirna, karena tergantikan oleh kebahagiaan yang tiada terkira. Khususnya oleh perkembangan semua anakku, yang tidak sekadar baik. Melainkan baik sekali dan sangat membanggakan. Karena disamping tumbuh sehat dan berakhlak mulia, merekapun berprestasi gemilang dalam pendidikan. Diantara mereka ada yang meraih ranking 1 dalam prestasi belajarnya untuk tingkat propinsi. Ada yang hafidz Al-Qur’an 30 juz. Dan begitu seterusnya.
--------------
Jika Allah sudah berkehendak maka tidak ada yang tidak mungkin. Sesuai dengan Hadis Rasulullah bahwa jika Allah sudah berkenan menolong, datangnya pertolongan-Nya seringkali diluar dugaan atau tak terbayangkan sebelumnya. Kiranya kita dapat mengambil pelajaran dari sini dan ikut melazimkan istighfar dalam kehidupan sehari-hari. Jikalau kita sedang menghadapi masalah yang berat, mudah-mudahan Allah berkenan mengangkat masalah pelik yang sedang kita alami.
Bagi yang ingin tata cara istighfar lebih lanjut bisa mengunjungi tautan berikut :
Untuk membaca beberapa kisah keistimewaan istighfar bisa di akses di tautan berikut :
Kumpulan Kisah Istighfar
Kumpulan Kisah Istighfar
Pakaian Muslimah Sesuai Syariat
Pakaian Muslimah Sesuai Syariat
Sesungguhnya menutup aurat bagi seorang wanita terhadap seluruh tubuhnya kecuali bagian-bagian yang boleh diperlihatkan adalah suatu kewajiban yang diperintahkan Allah swt. Berbagai nash al Qur’an maupun Sunnah telah menjelaskan syarat-syaratnya sebagai berikut :
1. Menutup seluruh tubuh wanita kecuali wajah dan kedua telapak tangan sebagaimana dikatakan jumhur ahli ilmu berdasarkan hadits Aisyah dari Asma binti Abu Bakar yang datang menemui Rasulullah saw dengan mengenakan pakaian yang tipis, kemudian Rasulullah saw berpaling darinya dan mengatakan kepadanya,”Wahai Asma sesungguhnya apabila seorang wanita telah mendapatkan haidh maka tidak sepantasnya ia memperlihatkannya kecuali ini.” beliau mengisyaratkan kepada wajah dan kedua telapak tangan.” (HR. Abu Daud dan al Baihaqi. Ini adalah hadits hasan sebagaimana dikatakan asy Syeikh Nashiruddin al Albani).
Oleh karena itu seyogyanya seorang wanita muslimah menutupi seluruh tubuhnya secuali wajah dan telapak tangannya. Termasuk dalam hal ini adalah kedua kakinya mengingat ada sebagian wanita yang menganggap enteng pemasalahan menutup kaki-kaki mereka padahal ini bertentangan dengan syariat.
2. Berbahan lebar dan tidak sempit karena bahan yang sempit dapat membentuk tubuh wanita dan ini bertentangan dengan tujuan dari hijab dan tujuan ini tidaklah bisa direalisasikan kecuali dengan baju yang berbahan lebar.
3. Berbahan tebal dan tidak tipis yang dapat menjadikan apa yang ada dibalik pakaian itu terlihat (transparan), berdasarkan sabda Rasulullah saw,”Akan ada di akhir umatku para wanita-wanita yang berpakaian tapi telanjang, diatas kepala mereka seperti punuk onta maka laknatlah mereka sesungguhnya mereka itu terlaknat.” (HR. ath Thabrani dengan sanad shahih sebagaimana dikatakan asy Syeikh al Albani)
4. Tidak terdapat berbagai haisan di pakaian tersebut. Dilarang bagi seorang wanita untuk mengenakan segala sesuatu seperti motiv-motiv atau hiasan-hiasan emas mengkilat pada pakaiannya yang dapat menarik perhatian mata orang lain karena itu termasuk perhiasan yang dilarang untuk ditampakkan, sebagaimana firman Allah swt :
“Dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka,” (QS. An Nuur : 31) “Dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu.” (QS. Al Ahzab : 33)
“Dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka,” (QS. An Nuur : 31) “Dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu.” (QS. Al Ahzab : 33)
5. Tidak menggunakan minyak wangi di pakaiannya. Tidak dihalalkan bagi seorang wanita mengenakan minyak wangi apabila dirinya keluar dari rumahnya berdasarkan sabdanya saw,”Siapa pun wanita yang mengenakan minyak wangi lalu melewati sekumpulan orang agar mereka mencium wanginya maka wanita itu adalah pezina.” (HR. Nasai, Abu Daud dan Tirmidzi dia mengatakan hasan shahih)
6. Tidak menyerupai pakaian laki-laki. Sesungguhnya wanita dengan segala tabiat dan bentuk tubuhnya berbeda dengan kaum laki-laki. Untuk itu mereka memiliki pakaian sendiri sebagaimana kaum laki-laki dengan pakaiannya sendiri. Tidak dihalalkan bagi seorang wanita meniru-niru kaum lelaki sebagaimana tidak dihalalkan bagi laki-laki meniru-niru kaum wanita berdasarkan sabdanya saw,”Rasulullah saw melaknat laki-laki yang mengenakan pakaian wanita dan wanita yang mengenakan pakaian laki-laki.” (HR. Abu Daud, Ibnu Majah dan Hakim, dia mengatakan shahih menurut persyaratan Imam Muslim dan disetujui oleh adz Dzahabi) Dari Ibnu Abbas berkata,”Rasulullah saw melaknat laki-laki yang menitu-niru kaum wanita dan kaum wanita yang meniru-niru laki-laki.” (HR. Bukhori)
7. Tidak menyerupai pakaian orang-orang non muslim karena islam melarang dari meniru-niru orang-orang non muslim didalam berbagai perkara. Sesungguhnya kaum muslimin memiliki ciri khas dan penampilan sendiri dan diharuskan bagi mereka untuk berbeda dengan orang-orang selain mereka. Dari Abdullah bin ‘Amru berkata Rasulullah saw meihatku mengenakan dua kain berwarna merah (karena dicelup dengan tanaman usfur, pen) lalu beliau saw bersabda,’Sesungguhnya itu adalah pakaian orang-orang kafir maka janganlah engkau kenakan.” (HR. Muslim)
8. Bukan merupakan pakaian utk ketenaran yakni pakaian yg dikenakan dgn tujuan agar terkenal di kalangan manusia sama saja apakah pakaian itu mahal/ mewah dgn maksud utk menyombongkan diri di dunia atau pakaian yg jelek yg dikenakan dgn maksud utk menampakkan kezuhudan dan riya.
Adapun seorang wanita yang mengenakan celana panjang longgar dan tidak transparan maka apabila dia juga mengenakan pakaian panjang yang juga longgar dan tidak transparan hingga menutupi bagian tubuhnya dari atas hingga bawah atau lututnya sehingga tetap menutupi aurat seluruh tubuhnya kecuali kedua telapak tangan dan wajahnya maka tidaklah dilarang.Wallahu a’lam.
RENUNGAN TENTANG SHALAT
Renungan Tentang Shalat
1. RENUNGKANLAH.. Islam menuntun penganutnya hidup di dunia bahagia dan di akhirat masuk surga dengan pedoman kepada Al qur’an dan H adits. Bahagia adalah : Suatu perasaan yang tidak didasari oleh materi yang mengakibatkan tidak ada lagi rasa : was-was, takut, gelisah, stress ; karena hidup dan mati ini hanya karena Allah semata Surga adalah : Segala sesuatu yang paling menyenangkan di dunia ini, tidak ada seujung kukunya kesenangan di surga. Sedangkan neraka adalah : segala sesuatu yang paling menyakitkan di dunia ini, tidak ada seujung kukunya kesakitan di neraka Jadi apalah artinya kesenangan di dunia ini kalau nantinya mengakibatkan diri digiring ke neraka.
2. RENUNGKANLAH.. Hidup di dunia ini adalah kompetisi untuk menentukan tempat kita kelak di akhirat yaitu surga atau neraka. Ini sangat tergantung kepada persiapan apa yang dilakukan untuk mencapai tempat mana yang kita inginkan nanti di akhirat. Salah satu ibadah namun utama adalah shalat, dimana begitu istimewanya shalat, sampai-sampai Jibril pun tidak dipercaya oleh Allah untuk menyampaikan perintah shalat kepada Rasulullah. Allah menyuruh langsung Rasulullah untuk datang menghadap dalam bentuk Mi’raj agar langsung didengar perintah shalat tersebut oleh Rasulullah. Rasulullah saat sakratul mautnya, berpesan untuk umatnya : Peliharalah Shalat, peliharalah shalat, peliharalah shalat . ..
3. RENUNGKANLAH… Sabda Rasulullah saw, : di akhirat nanti ada orang yang membawa shalatnya di hadapan Allah swt, kemudian shalatnya diterima dan dilipat-lipat seperti dilipat-lipatnya kain usang dan kotor lalu shalatnya itu dibantingkan ke wajahnya. Sabda Rasulullah saw, : Bagi orang yang berangan-angan dalam shalatnya, maka ia tidak akan memperoleh apapun selain dari angan-angannya itu.
Sabda Rasulullah saw, : Sesungguhnya perumpamaan shalat itu seperti orang yang mandi. Bila seseorang mandi 5 kali sehari, tetapi badannya belum juga bersih, boleh jadi karena air yang digunakan untuk mandi tersebut memang kotor, atau di waktu mandi ia tidak menggunakan sabun. Jadi jika ada orang yang mengerjakan shalat 5 kali sehari, tetapi perilakunya masih saja buruk, berarti orang tersebut belum memahami benar akan artinya shalat.
4. HAKEKAT SHALAT … Pada hakekatnya shalat adalah aktifitas yang mempunyai arti sebagai berikut : Menyanjung dan memuji Allah : Allahu Akbar, Maha suci Allah dan Maha Agung , Maha Tinggi Allah, Maha Pengasih dan Maha Penyayang Membuat janji/komitmen dengan Allah : Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanya karena Allah semata dan tidak akan menserikatkan Allah. Memohon kepada Allah : Meminta : jalan yang lurus, ampunan, disayangi, cukupi kekurangan, tinggikan derajad, rezeki, petunjuk, kesehatan Mendoa’kan Rasulullah : shalawat
5. FAKTA … Fakta yang ada dalam lingkungan kita adalah : Shalat dilakukan hanya sebagai suatu pemenuhan kewajiban sehingga sering dilakukan buru-buru, tetapi saat berdo’a cukup lama. Sementara mulut mengucapkan bacaan shalat, namun hati melanglang buana entah kemana, tahu-tahu shalat sudah selesai. Ini tidak beda dengan orang mabok, tidak mengerti apa yang sedang diucapkannya. Inilah yang dikatakan dalam QS:Al ma’un 107 :004-005 : Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat (yakni) orang-orang yang lalai dari shalatnya.
Coba kita ingat-ingat : bila dipanggil atasan, betapa kita datang dengan rapi dan bertutur kata lembut, dan mengerti persis apa yang akan diucapkan, jarang terpikir hal-hal lain, apalagi bila itu menyangkut kelangsungan jabatan. Berjanji dalam shalat tidak akan menserikatkan Allah, tetapi kenyataannya dalam shalat secara tidak sadar telah melakukan serikat bagi Allah. (Syirik) Syirik bukan saja menyembah berhala, tetapi juga bila kalbu ini didominasi oleh hal-hal selain Allah. (Syirik adalah dosa yang tidak berampun).
QS Al ‘Ankabuut 29:045: Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Qur'an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar . Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan
6. TAFAKURLAH… Sabda Rasulullah : Bertafakur sejenak, lebih baik daripada ibadah satu tahun : Bila datang kepada kita malaikat jibril yang menyampaikan bahwa umur kita tinggal 2 jam lagi, apa yang akan diperbuat ? tentulah sikap yang timbul adalah : dengan rasa takut, rendah diri dan penuh harap tanpa lagi menghiraukan harta, istri dan anak : mendirikan shalat tobat dan memohon ampunan-Nya. Bahkan selama 2 jam tersebut akan digunakan untuk memperbanyak ibadah-ibadah lainnya.
Maka anggaplah bahwa shalat ini adalah shalat yang terakhir, seolah-olah habis shalat ini akan meninggal. QS An Naml 27:003 : (yaitu) orang-orang yang mendirikan sembahyang dan menunaikan zakat dan mereka yakin akan adanya negeri akhirat Tidak dihitung amalan yang lain apabila shalat tidak diterima. Kita akan berkomunikasi langsung dengan Allah yang Maha Melihat, Maha Mendengar. QS Asy Syu’araa’ 26:218 : Yang melihat kamu ketika kamu berdiri (untuk sembahyang),.
7. TAFAKURLAH… Shalat adalah peluang besar untuk meraih surga QS Al Baqarah 02:277 : Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan sembahyang dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. Percuma hidup di dunia bila nanti di akhirat akan masuk neraka. Setan akan menggoda dari segala sisi dan segala cara.
8. TANAMKAN DALAM KALBU… Setelah keyakinan ini tertanam kokoh dalam kalbu, maka secara otomatis sikap kita adalah : Berpakaian yang terbaik untuk ketemu dengan Allah (shalat) Mengikhlaskan waktu untuk ketemu dengan Allah (shalat) Setiap akan memulai suatu pekerjaan, selalu memohon kepada Allah agar terlindung dari godaan setan.
Mengucapkan bacaan shalat dengan tenang dan sabar, tidak tergesa-gesa Berusaha untuk mengerti apa yang diucapkan dalam shalat sehingga mulut berucap, kalbu tidak dibiarkan terdominasi oleh selain Allah yaitu dengan memberikan tugas : mengartikan apa yang sedang diucapkan. Wajar apabila masih saja ada gangguan bagi kalbu yang melanglang buana, tetapi dengan cepat kembali kepada Allah.
9. TANAMKAN DALAM KALBU… Janji kepada Allah dalam shalat , yakni : sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku adalah karena Allah semata, dijadikan sebagai alat kontrol dalam setiap akan memulai tindakan. Sehingga bila tindakan yang akan dilakukan tersebut bukan karena Allah semata, maka tidak perlu dilakukan.
Bila shalat yang dilakukan berdasarkan keyakinan, maka akan terasa bahwa betapa shalat itu nikmat, sehingga sehabis shalat akan terasa tentram dalam kalbu. Keyakinan ilahiyah ini jualah yang antara lain akan membuahkan shalat yang mana selaras antara mulut yang mengucapkan dengan kalbu yang menghayati maknanya dan otak mengingat kebesaran-Nya. (Khusyu’). Shalat seperti inilah yang dapat mencegah Keji dan Mungkar . Insya Allah.
Memahami bacaan shalat itu penting…Jauh lebih penting dari belajar bahasa apapun.Lupakan belajar yang lain jika belum dapat memahami bacaan shalat. Inilah yang perlu didahulukan! Memahami bacaan shalat adalah urgent…Agar shalat tidak terasa hampa, sia-sia. Memahami bacaan shalat itu harus!Agar shalat lebih berarti, lebih menyenangkan, lebih khusyu’dan lebih bermanfaat…
Langganan:
Postingan (Atom)