Sabtu, 20 Februari 2016

Curhat

Curhat pada Suami Orang.

Bolehkah seorang istri curhat pada suami orang, baik sekedar bercerita atau curhat?

Yang jelas syari’at kita membentengi umatnya dari perbuatan haram seperti zina,

وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا

“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al-Isra’: 32)

Syaikh As-Sa’di membawakan dalam bait sya’irnya,

وَسَائِلُ الأُمُوْرِ كَالمَقَاصِدِ

وَاحْكُمْ بِهَذَا الحُكْمِ لِلزَّوَائِدِ

Hukum perantara sama dengan hukum tujuan,

Hukumilah dengan hukum tersebut untuk tambahan lainnya,

Karenanya, perantara menuju zina seperti berdua-duaan pun dilarang.

Dari ‘Abdullah bin ‘Amir, yaitu Ibnu Rabi’ah, dari bapaknya, Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَلاَ لاَ يَخْلُوَنَّ رَجُلٌ بِامْرَأَةٍ لاَ تَحِلُّ لَهُ ، فَإِنَّ ثَالِثَهُمَا الشَّيْطَانُ ، إِلاَّ مَحْرَمٍ

“Janganlah seorang laki-laki berduaan dengan seorang wanita yang tidak halal baginya karena sesungguhnya syaithan adalah orang ketiga di antara mereka berdua kecuali apabila bersama mahramnya.” (HR. Ahmad no. 15734. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan hadits ini shahih lighairihi)

Di antara bentuk berdua-duaan (alias: khalwat) adalah chating dengan lawan jenis, termasuk bentuknya curhat dengan suami orang.

Apa saja bahayanya?

Ada beberapa bahaya dari curhat pada suami orang, baik secara langsung maupun lewat media online seperti WhatsApp dan Facebook. Berikut delapan komentar yang kami himpun dari status kami di FB, hari ini, 7 Rabi’ul Awwal 1437 H (19-12-2015). Kami saring pendapat yang dinilai menarik.

Suya Macell: Biasanya cenderung terjadi perselingkungan ustadz. Karena laki-laki yang jadi tumpuan curhat tiba-tiba jadi dewa penolong bagi ibu tersebut. Dan ujung-ujungnya yang terjadi adalah maksiat, Ustadz. Di Bondowoso sini sudah banyak yang terjadi.
Peni Nur Aisyah: Saya rasa itu tidak pantas, kalau memang harus curhat masalah keluarga saya pilih ke teman akhwat yang memang bijak, atau ke ustadzah yang kompeten. Apalagi jika curhatnya berdua saja di inbox atau WhatsApp, atau via SMS itu akan sangat mudah sekali membuka jalan bagi syaithon untuk membuat “tersesat”.
Ayah Zahwa: Bahaya kholwat itu ustadz, membuka aib keluarga pada orang yang tidak tepat, akan timbul penilaian pada dirinya bahwa laki-laki yang dicurhati lebih baik dari suaminya, talbis iblis (tipu daya setan, pen.)
Anik Murlina: Sungguh tidak pantas. Hal tersebut adalah awal timbulnya perselingkuhan yang nantinya kita sebagai wanita yang akan dirugikan. Seorang istri harusnya bisa menyimpan semua masalah yang terjadi dalam rumah tangganya, bukan mengumbarnya.
Sumar Hilmikalila: Itu adalah pintu awal perzinaan, tidak pantas seorang istri ngobrol curhat sama suami orang. Itu namanya khianat.
Susiati Naya: Gimana mo pantas lah si ibu dengan suami orang tu, bukan mahram. Apalagi yang mau dishare masalah rumah tangga yang terlihat malah fitnah.
Priyadi Abu Nuha: Sungguh sangatlah tidak pantas ustadz. Karena itu: (1) membongkar aib keluarga, (2) membuka celah-celah setan, (3) pintu berbuat dosa dan maksiat. Apalagi dilakukan sering dan kontinyu, wah… Bahaya banget!!
Kharis Nizar: Bahaya ustadz, CURHAT jadi CURHOT, itu kata Ustadz Zainal Abidin.

Semoga Allah menjauhkan kita dari berbagai perbuatan haram dan menjauhkan kita dari zina serta hal-hal yang mendekatkan pada zina. Wallahu waliyyut taufiq was sadaad.

Muhammad Abduh Tuasikal.

Wanita dan Siksa

Seperti yg kita ketahui bahwa penghuni neraka adl kebanyakan dari kaum wanita. Dgn berbagai dosa yg dilakukan saat di dunia, wanita2 tersebut disiksa di neraka yg apinya tak pernah padam.

Syaidina Ali Radhiyallahu Anhu meriwayatkan bahwa suatu saat dirinya bersama Fatimah Az- Zahra Radhiyallahu Anha pernah melihat Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam menangis. Lalu dia bertanya mengapa Rasulullah SAW menangis.
.

Beliau menjawab: “Pada malam aku di-isra-kan, aku melihat perempuan-perempuan sedang disiksa dengan berbagai siksaan di dalam neraka. Itulah sebabnya mengapa aku menangis. Karena menyakiskan mereka disiksa dengan sangat berat dan mengerikan.”.
.

Putri Rasulullah SAW kemudian menanyakan apa yang dilihat ayahandanya. Kemudian Beliau menjawab kembali “Aku melihat ada perempuan digantung rambutnya, otaknya mendidih

Aku melihat perempuan digantung lidahnya, tangannya diikat ke belakang dan timah cair dituangkan ke dalam tengoraknya

Aku melihat perempuan yang badannya seperti himar, beribu-ribu kesengsaraan dihadapinya

Aku melihat perempuan yang rupanya seperti anjing, sedangkan api masuk melalui mulut dan keluar dari duburnya sementara malaikat memukulnya dengan gada dari api neraka.”.
.

Fatimah Az-Zahra kemudian menanyakan mengapa wanita-wanita tersebut disiksa seperti itu?.
.

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam menjawab:
“Wahai putriku, adapun mereka yang tergantung rambutnya hingga otaknya mendidih adalah wanita yang tidak menutup rambutnya sehingga terlihat oleh laki-laki yang bukan muhrimnya

Perempuan yang digantung payudaranya adalah istri yang menyusui anak orang lain tanpa seizin suaminya

Perempuan yang tergantung kedua kakinya ialah perempuan yang tidak taat kepada suaminya, ia keluar rumah tanpa izin suaminya, dan perempuan yang tidak mau mandi suci dari haid dan nifas

Perempuan yang memakan badannya sendiri ialah karena ia berhias untuk lelaki yang bukan muhrimnya dan suka mengumpat orang lain

Perempuan yang memotong badannya sendiri dengan gunting api neraka karena ia memperkenalkan dirinya kepada orang lain yang bukan muhrim dan dia bersolek supaya kecantikannya dilihat laki-laki yang bukan muhrimnya

from @divayunita_
inspiring_muslimahMendengar hal itu, Sayidina Ali dan Fatimah Az Zahra pun ikut menangis. Betapa wanita itu digambarkan sebagai tiang negara, rusak tiang, maka rusak pula negara, akhlak dan moral. Sungguh surga dan neraka adalah sebuah pilihan. Mana yang akan kita pilih menimbulkan sebuah konsekuensi cara menjalani kehidupan. Jika kita memilih neeaka, maka berbuatlaj sesuka hati. Tak perlu repot urus masalah aurat, tinggal bersama dengan lelaki yang bukan muhrim saja diperbolehkan. Namun, jika kita memilih surga, maka hidup yang dijalani harus sesuai dengan syariat agama yang telah ditentukan. Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a., Rasulullah saw bersabda: "Neraka diperlihatkan kepadaku. Aku melihat kebanyakan penghuninya adalah kaum wanit.." (HR Ahmad)