Oleh Fadhil ZA
Selama menjalani tugas belajar di LPPU-ITB Bandung saya selalu berdoa dan membayangkan jika saya kembali ke jakarta nanti Allah sudah menyediakan sebuah rumah dan kendaraan bagi kegiatan saya selama di Jakarta. Pada pertengahan tahun 1982 saya sudah menyelesaikan semua mata kuliah, dan terakhir tinggal menyelesaikan tugas akhir membuat laporan kerja praktek di PLN Cabang Cirebon.
Pada pertengahan 1982 saya sudah mulai membawa pindah keluarga saya ke Jakarta. Uang tabungan saya selama di Bandung saya gunakan seluruhnya untuk mengontrak rumah di daerah Tanah Abang Jakarta. Pada suatu hari saya diberi tahu oleh bagian kepegawaain di kantor saya bahwa ada KPR Rumah bagi pegawai di daerah Cibening Bekasi. Uang muka KPR sebesar Rp 900.000 kalau berminat saya di minta membayar uang muka sebesar Rp 650 .000 , sisanya Rp 250.000 akan di bantu oleh Korpri PLN . Saya diminta segera membayar tanda jadi paling lambat dalam waktu satu minggu, karena peminat cukup banyak dan persediaan rumah hanya sedikit. Saya termenung saya tidak punya uang sebesar itu, uang tabungan yang saya bawa dari Bandung sudah habis digunakan untuk membayar kontrakan rumah selama satu tahun .
Saya bingung , bagaimana mungkin saya bisa mendapatkan uang Rp 650 rb dalam tempo satu minggu. Saya sudah melihat lokasi perumahan yang sedang dibangun itu di daerah Bintara jaya Bekasi barat. Saya sangat menginginkan rumah tersebut, namun apa daya saya tidak punya uang untuk membayar uang muka. Dalam keadaan galau saya mulai bangun jam 3 pagi , saya kerjakan shalat tahajud dan witir sebanyak 11 rakaat. Saya berdoa mohon bimbingan dan petunjuk bagaimana bisa mendapatkan uang untuk membayar uang muka rumah tersebut.
Pada hari ketiga ketika selesai tahajud dan berdoa tiba tiba terbayang wajah teman saya seorang pedagang di daerah Bendungan Hilir, ada bisikan :” Mengapa tidak kau pinjam saja uang pada Masjon teman mu itu?” . Saya tersentak , ya kenapa saya tidak datang padanya? . Namun timbul pertanyaan berikutnya bagaimana caranya saya bisa membayar hutang padanya nanti?. Tiba tiba muncul dialogh dalam fikiran saya : “ Kau pinjam uang padanya 450 rb , untuk membayar hutang kau bisa sisihkan uang kerja praktek kamu di PLN Cirebon Rp 100 rb /bulan. Kamu kan dapat uang kerja praktek sebesar Rp 150 rb perbulan , usahakan hanya kau pakai 50 rb dan yang 100 rb kau gunakan membayar hutang”
Saya mulai lega , namun dimana saya bisa mendapatkan kekurangannya 200 rb lagi ? muncul lagi dialogh dalam fikiran saya :” Kekurangannya 200 rb kau pinjam dari adik kamu yang kerja di Arab Saudi, kirim surat padanya agar dia meminjamkan uang 200 rb padamu yang nanti bisa kamu cicil setiap bulan” . Alhamdulillah pagi itu semua jelas bagi saya. Saya sudah bertekad untuk mendatangi Mas jon teman saya yang pedagang itu ,dan segera membuat surat pada adik saya di Arab saudi.
Sore hari saya datang ke rumah Mas jon teman saya itu dan menceritakan kesulitan yang saya alami, bahwa saya butuh uang untuk membayar uang muka KPR rumah yang ditawarkan kantor saya. Mas Jon bertanya:” Kau butuh berapa untuk membayar uang muka itu” . saya jawab :” Saya butuh 450 rb rupiah” . Tanpa banyak tanya teman saya itu berdiri dan masuk kekamarnya. Tidak lama kemudian ia membawa setumpuk uang pecahan 10 rb “ Nih 450. Rb segera kamu bayar uang muka rumah itu” . Saya terkejut dan terharu, begitu mudahnya ia memperkenankan permintaan saya. Tanpa banyak tanya ia langsung memberikan bantuan uang yang saya butuhkan. Selama ini saya tidak pernah berfikir ia akan memberi bantuan semudah itu.
Segera saya bayar uang muka rumah itu ke bagian kepegawaian di kantorku. Disana saya langsung diperlihatkan peta perumahan yang sedang dibangun dan disuruh memilih rumah yang saya inginkan. Dengan gembira saya langsung menjatuhkan pilihan kepada rumah di Blok D 19 yang saya tempati sampai sekarang ini. Teman di bagian kepegawaian mengingatkan :” Dil , kekurangannya 200 rb nanti segera kamu lunasi ya , kamu diberi waktu selama 2 bulan untuk itu” . “ Baik “ jawabku, insya Allah kiriman dari adikku yang bekerja di Arab saudi tidak sampai dua bulan juga sudah datang.
Alhamdulillah saya pulang kerumah dan bercerita bahwa saya sudah membayar uang muka rumah, insya Allah tidak lama lagi kita akan punya rumah sendiri. Namun saya ingatkan pada istri saya untuk bersiap hidup prihatin selama mencicil rumah. Masalahnya hampir separuh gajiku habis untuk mencicil angsuran rumah setiap bulan. Ketika itu ganjiku hanya 100 rb, sedangkan cicilan rumah hampir 40 rb rupiah .
Demikianlah beberapa bulan berlalu saya mendapatkan tugas kerja praktek sebagai tugas akhir saya di LPPU-ITB di PLN cabang Cirebon. Selama 3 bulan saya mendapat uang saku Rp 150 rb perbulan. Saya berusaha berhemat hanya membelanjakan uang saku itu 50 rb perbulan, sisanya 100 rb saya gunakan untuk membayar angsuran hutang pada teman saya Mas Jon. Selama kerja praktek di PLN Cabang Cirebon saya sudah mencicil hutang saya sebesar 300 rb. Masih ada sisa Rp 150 rb lagi.
Setelah selesai kerja praktek , saya mulai bingung hutang saya masih ada 150 rb lagi, dengan apa saya harus membayar hutang tersebut. Setelah beberapa bulan saya tidak menemukan cara untuk membayar angsuran hutang tersebut, akhir saya datang pada Masjon. Saya ceritakan kesulitan saya dan saya mohon agar diberi tenggang waktu cukup untuk mengangsur sisa hutang itu. Masjon berkata :” Kamu mau nggak menerima Zakat” . Saya jawab “Tentu saja mau..” Masjon berkata :” Ya sudah sisa yang 150 ribu itu adalah zakat dari saya kepada kamu” . “Alhamdulillah “ saya terharu teman saya itu telah membebaskan saya dari hutang yang membebani saya.
Demikianlah pada awal tahun 1983 ketika kontrakan rumah saya di Tanah Abang sudah habis saya pindah kerumah KPR kami yang baru di Perumahan Bintara 3 blok D19 Bekasi –Barat . Selama 6 bulan saya hidup prihatin karena hampir separuh gaji saya digunakan untuk mencicil KPR . Masa prihatin itu segera berakhir ketika saya menerima SK pengangkatan sebagai kepala urusan pengusahan di Kantor Distribusi PLN Jakarta Raya & Tangerang. Tunjangan jabatan yang saya terima Rp 56 rb setiap bulan sudah lebih dari cukup untuk mengangsur cicilan bulanan yang besarnya hampir 40 rb/bulan .
Alhamdulillah dengan mohon pertolongan Allah melalui shalat tahajud selama 3 hari Allah membukakan jalan bagi saya untuk mendapatkan rumah idaman yang selalu saya bayangkan selama saya sekolah di Bandung. Mudah mudahan pengalaman saya ini bisa memberi motivasi bagi anda yang sedang mengalami kesulitan dalam hidup ini untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan mohon pertolongan Allah melalui shalat tahajud.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar