Minggu, 10 Mei 2015

Jangan Biarkan Setan Tertawa Melihat Tingkah Kita

SETAN akan senang jika melihat keturunan Nabi Adam dan Siti Hawa terlena oleh dunia. Saking terlenanya, dalam menjalani hidup pun tidak akan serius. Waktunya ia habiskan hanya untuk bermain dan bersenang-senang. Sekali pun ia bekerja, maka dalam bekerjanya itu, ia cenderung akan berleha-leha.
Setan akan lebih senang, jika kita lalai dalam menjalankan ibadah. Setan tertawa dengan begitu puasnya, jika lalai menjalankan ibadah. Terutama dalam melaksanakan waktu shalat. Setan akan terus menggoda dan merayu kita agar hatinya terpuaskan, jika melihat kita lalai.
Dengan sekuat tenaga, setan biasanya akan menghasut kita agar tidak menjalankan ibadah pokok yang telah menjadi kewajiban kita. Jika kita meninggalkan salah satu ibadah itu, maka dalam satu waktu saja, Allah SWT akan membalas dengan siksa yang amat pedih selama beribu-ribu tahun lamanya. Nauduzbillah.
Jika datang waktu shalat shubuh, kita biasanya kesiangan. Itu yang menjadi alasan untuk kita tidak melaksanakan shalat shubuh. Setan senantiasa memeluk kita dengan erat, dan membisikkan rayuan-rayuan yang melenakkan kita. Di sinilah kita sering terjebak. Ketika mata sudah terbuka dan kita akan beranjat untuk melaksanakan shalat, malah kita kalah oleh rayuan setan. Sehingga, kita lebih memilih untuk tidur kembali dibandingkan menjalankan ibadah.
Menjelang siang, tepat pada waktu dzuhur, biasanya kita masih melaksanakan aktivitas dalam pekerjaan. Baik itu yang memang menyibukkan maupun sebenarnya masih dapat ditinggalkan sementara. Hanya saja, terkadang kita lebih memilih menyelesaikan pekerjaan, dibanding meluangkan waktu untuk shalat dzuhur. Alasan yang paling melekat pada diri kita ialah kerepotan, jika harus meninggalkan pekerjaan.
Tiba waktu ashar, merupakan waktu yang paling santai. Pekerjaan pun biasanya tekah selesai. Dan waktu ini merupakan waktu orang-orang pulang dari pekerjaannya untuk kembali ke tempat tinggalnya. Lagi-lagi, karena alasan di perjalanan, kita meninggalkan shalat ashar. Astaghfirullah. Padahal, kita masih bisa berhenti sejenak hanya untuk melaksanakan shalat yang tak perlu menghabiskan waktu berjam-jam lamanya.
Ketika matahari sudah mulai tenggelam, dan waktu menunjukkan saatnya waktu maghrib, sekali lagi kita mempunyai masalah, yang menjadi alasan untuk tidak melaksanakan shalat. Alasan itu biasanya berupa kecapean akibat bekerja seharian. Sehingga, waktu untuk shalat maghrib terlewatkan begitu saja, hanya untuk mengistirahat tubuh.
Dan tiba kesempatan terakhir kita pada seharian ini, yakni waktu shalat isya. Sayang, karena berbagai alasan yang telah dilontarkan tersebut, kini ada lagi alasan baru. Biasanya hal itu akibat dari kelelahan tersebut dan akhirnya ketiduran. Yah, itulah waktu shalat isya, yang lagi-lagi dilewati tanpa ada kesan yang ditinggalkan.
Jika setiap hari kita melakukan itu, maka kita telah membiarkan setan tertawa atas kemalasan kita dalam beribadah. Untuk hentikan hal tersebut, maka perlu adanya perubahan pada diri kita. Dengan mengubah perilaku malas beribadah untuk senantiasa giat menjalankan ibadah. Maka, niatkan dan ubah pola pikir kita untuk selalu melaksanakan sesuatu terutama kewajiban kita dalam melaksanakan shalat, hanya karena Allah semata. Jangan biarkan setan tertawa karena tingkah kemalasan kita. Wallahu ‘alam. 

Tidak ada komentar: